24

2.9K 629 118
                                    

“Mas ... mencintai saya?”

“...”

“...”

“Kok nanya gitu?”

Gue menunduk, spontan menggeleng seakan kejadian tadi hanya angin lewat. Walau setelah gue perhatikan, Kyungsoo masih bingung maksud pertanyaan itu. Tapi gue menutupi semuanya dengan senyuman.

“Enggak. Udah sana, katanya mau bantuin skripsi-an Inha,” ujar gue yang setelahnya menyesal sendiri. Kan kesannya kayak nyuruh suami gue sendiri buat berduaan sama cewek lain.

Kyungsoo mengangguk, tapi belum sempat benar-benar ninggalin kamar mandi, gue langsung narik tangannya. Gue mendadak inget ajakkan Wonho soal peresmian usaha temennya. Kemarin, dia sempat ngajak gue lagi. Iseng doang sih, dia juga enggak benar-benar ngajak gue karena pasti Kyungsoo enggak ngasih izin.

Tapi ... gue mau coba tanya dulu. Kasihan kan Wonho, enggak ada temen. Dulu kan dia selalu ada buat gue.

“Wonho ngajak saya ke peresmian usaha temennya, nah, saya boleh enggak nemenin dia?” tanya gue ragu-ragu. Gue merasa enggak enak, ngomong aja sampai terbata. “Tapi ... kalau enggak boleh ya enggak apa-apa!”

Kyungsoo seketika berdiri tegap di depan gue, kedua tangannya menyilang di depan dada. Melihat itu, gue pengen banget menarik ucapan gue barusan, nyesel sumpah!

“Kapan?”

“Lusa,” jawab gue super pelan. Dia menghela napas sebentar terus ngangguk.

“Boleh ...” Seketika mata gue berbinar, ternyata benar, kalau gue izin dulu, Kyungsoo bisa ngasih kesempatan! Gue buru-buru ngambil handphone.

“Oke! Kalau gitu, saya mau hubungin Wonho dul-”

“ ... tapi bilangin kalau saya ikut.”

Lutut langsung melemas.


















👀

Besoknya, gue dipaksa ke rumah Mira buat nemenin dia jaga rumah. Maklum, sebentar lagi mau nikah dan mulai dipingit sama orang tua. Gue juga baru selesai menceritakan soal ajakkan Wonho yang disetujui oleh Kyungsoo, lengkap dengan syaratnya.

“Gila! Lo mikir apa, sih? Kenapa masih berhubungan sama Wonho?” tanya Mira kayaknya jengkel. “Wonho tuh orang yang udah masuk daftar blacklist bagi Kyungsoo.”

“Apaan, sih? Lagian kan gue udah izin baik-baik, dia tahu kalau kami cuma temen. Gue juga udah ngaku suka sama Kyungsoo. Harusnya dia percaya dong sama gue? Kan gue juga udah cerita sama lo, Wonho udah ngelepasin gue,” jelas gue sambil tiduran di kasur Mira.

Sahabat gue itu menggeram, dia buru-buru menimpuk gue dengan bantalnya.

“Ihh, siapa yang tahu? Bisa aja Wonho bilang gitu karena dia enggak mau kebahagiaan lo terganggu sama rasa suka dia. Terkadang memang harus membohongi perasaan sendiri untuk melihat orang yang kita sayang berbahagia. Iya, kan?” tanya Mira membuat gue mencibir. Well, sejak kapan dia bijak begini?

Padahal kan biasanya temen gue kalau ngasih saran pun pasti yang enggak waras.

“Ya udahlah, mau gimana lagi? Saran gue, setelah nemenin Wonho, lo enggak usah berurusan lagi sama dia.”

“Iyaaa, galak banget sih kayak emak-emak,” sahut gue kesel.

“Yeee, gue kan emang calon emak. Lo yang udah emak-emak!” Gue langsung cubit tangannya yang udah rese. “Omong-omong, gimana si Inha?”

Prof. AstigmatismTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang