Entah .. aku rasa ada yang salah
Dari kamu yang tiba tiba datang
Menebar pesona seolah ingin membuatku cinta
Tapi ada hal yang hitam dimatamu
Menggelap seolah akan mengancamku.
Aku tak tahu tapi kuharap intuisi ini salah
-Alyssa-
"DORR... DORR... DORR" Suara tembakan dari sebuah Revolver jenis Ruger LCR yang merupakan salah satu yang terbaik untuk sebuah alat tembak, Revolver jenis ini dikenalkan pada tahun 2000-an sebagai senjata pertahanan yang ringan dengan berat 13,5 ons dan panjang 6,5 inci membuat alat ini dapat disembunyikan dengan mudah pada saku celana, dan seperti jenis revolver lainnya ia memiliki silinder 5 , suara itu menggema diantara sunyinya lapangan tembak di Yogyakarta, tak hanya suaranya saja yang membuat kagum dan menyita perhatian siapapun yang mendengarnya, tapi sasaran sang penembak jitu ini tak ayal menjadi sorotan, tepat sangat tepat pada titik tengah papan sasaran yang jaraknya terbilang jauh, ketiga peluru itu , yaa tiga tiganya.
"Tembakan yang sempurna Mario" Ujar seseorang dengan nada kagumnya yang kini berdiri tepat disamping sang penembak jitu, Mario yaa Mario si detective muda dan sialnya dia adalah penembak jitu juga, dengan satu hitungan setelah pujian yang dilayangkan padanya, Mario menoleh kearah sumber suara. Disana, seorang pemuda dengan kaos lengan panjang polos berwarna abu- abu tua dengan tatapan kagum pada papan sasaran yang tengan berlubang hasil tembakan Mario,berdiri dengan kedua tangan yang ia masukkan kedalam saku celana pendek selututnya. Rambutnya tidak melebihi telinga, dan yang ia atur sedemikian rupa bagian depannya, sangat rapi untuk ukuran pemuda.
"Hai, dude.. kapan kau sampai ? Cakka Hardiansyah?" Sapa Mario saat melihat seseorang yang sepertinya sudah lama tak ia lihat. Cakka Hardiansyah .. yaa itulah nama dari pemuda tampan yang berada disamping Mario.
"Baru saja, dan aku langsung kesini" Jawab Cakka seraya mengalihkan pandangannya kepada Mario
"Apa itu tandanya kau sangat merindukanku?" Tanya Mario dengan sebuah kekehan geli dan sebelah alisnya yang terangkat
"hmm.. Mungkin iya" Balas Cakka asal, hal itu sontak membuat Mario terbelalak, rasa ketakutan mulai menyergapnya kali ini. Dengan susah payah Mario menelan ludahnya.
"Kau tau dude? Disana aku tak menemukan teman pria sepertimu, kebanyakan dari mereka malah menyatakan cinta padaku , jadi tidak ada yang sepertimu, maka aku merindukanmu" Ujar Cakka masih dengan jawaban yang setengah asal, dia tak menyangkal sepenuhnya dari jawaban tersebut, karena yaa di negara seperti Amerika yang me legalkan LGBT tentu banyak ia temui laki laki yang menatapnya dengan harap.
Berjalan pelan, Cakka yang sepertinya jengah dengan udara panas disekitar lapangan tembak melarikan diri mencari sebuah bangku berbahan besi dengan warna hijau disamping lapangan tembak yang tentunya dinaungi sebuah kanopi. Sementara Mario masih ditempatnya tadi dengan helaan nafas panjang yang terdengar pasrah. Dengan santai pula ia menyusul Cakka dan duduk disebelah pemuda itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Precious Time
ActionAlyssa, gadis cantik berwajah kaku harus rela mendekam dibelakang jeruji besi karena hukuman yang diterimanya atas pembunuhan pada saudaranya sendiri "Erlangga". Sivia, sahabatnya yang selalu menjenguknya disetiap bulan dan selalu meyakinkan Alyss...