Hidup itu berbicara tentang perjuangan
Kebahagiaan juga berbicara tentang kesederhanaan
Tetapi berjuang itu bukan berbicara tentang sederhana
Tetapi tentang darah dan airmata
Malam itu tepatnya bulan februari 2018 , masyarakat kota Yogyakarta digemparkan dengan suara sirine yang cukup memekakan telinga mereka , terlebih sumber suara yang berasal dari beberapa mobil polisi mulai mendekat , seakan menandakan bahwa telah terjadi sesuatu yang buruk dikota Yogya kali ini , entah menyangkut kriminalitas atau kecelakaan , beberapa orang yang menyaksikan hal tersebut mulai merasa khawatir tentang prediksi keduanya , jika itu menyangkut kriminalitas maka dikhawatirkan terjadi pembunuhan atau sebagainya dan sang pelaku kabur dari tempat tersebut , jika itu menyangkut kecelakaan maka dikhawatirkan salah satu saudara mereka yang mengalaminya.
Di lain tempat , sebut saja itu sebuah hutan kecil atau hutan buatan didaerah jl. Mataram , seorang perempuan dengan pakaian sipir penjara memacu kakinya dengan kecepatan kaki kuda , seakan ia sudah terlatih untuk berlari, deru nafas kelelahan seakan ia hiraukan untuk saat ini , terutama ketika suara sirine mulai mendekat kearahnya. Beberapa kali tubuhnya sudah merajuk untuk berhenti , tetapi hatinya merayu untuk terus berlari atau ia akan mati , sebuah pohon dengan rakitan rumah diatasnya menjadi penyelamat perempuan itu kali ini , dengan cekatan ia menaiki tangga yang terrangkai pada pohon tersebut sebelum beberapa orang yang ia takuti mendekap tubuhnya.
Perempuan ini kemudian terduduk lemas dengan punggung yang ia sandarkan pada pohon penyangga rumah pohon yang dirakit dengan rapih ini , entah siapa yang membuatnya , yang jelas ia akan amat bersyukur kepada sang pemilik rumah pohon tersebut
"Hhhh...Hhhhhh...Hhhh" Deru nafas kelelahan mulai menyiksa jantung , paru-paru dan tenggorokannya yang memunculkan tanda-tanda terserang dehidrasi. Perempuan ini pun menggunakan telapak tangannya untuk menghapus peluh yang sudah membanjiri bagian wajahnya. Sebuah topi hitam yang ia gunakan mulai ia lepas untuk sekedar memberikan akar-akar rambutnya bernafas. Perempuan ini ternyata Alyssa dengan rambut panjang yang menjuntai dibawah bahunya. Sebut saja ia adalah narapidana yang melarikan diri.
"Gerald , coba kau periksa ke arah timur , aku ke arah barat" ujar seorang lelaki yang berada dibawah rumah pohon dengan pakaian yang sama dengan Alyssa.
"Baik David " Balas lelaki bernama Gerald itu, dengan sekali hitungan keduanya berlari kearah yang berlawanan.
"Sial , aku harus bermalam disini untuk memastikan mereka tak menemukanku" Keluh Alyssa pada dirinya sendiri yang masih khawatir jika ia akan tertangkap. Tanpa peduli dengan suara sirine yang masih menggema dikota Yogyakarta dan beberapa pasukan berseragam polisi yang berlalu lalang dibawahnya , matanyapun mulai lelah untuk terjaga , sedetik kemudian iapun memejamkan matanya.
***
"Diberitakan dua orang tahanan telah melarikan diri dari rutan kelas II A Yogyakarta , tersangka dikabarkan melarikan diri pada pukul 20:00 WIB waktu setempat , diduga tersangka menjebak penjaga penjara dan mengambil alih pakaian penjaga tersebut , tersangka dengan Inisial AA dan JC kini sedang dikejar oleh beberapa polisi , pencarian dilakukan didaerah Jl.Mataram , tersangka dengan inisial JC dikabarkan telah tertangkap pada pukul 20:30 , sedangkan untuk tahanan dengan inisial AA belum mendapat perkembangan yang baik ,kepada masyarakat yang melihat tersangka mohon segera melapor kepada polisi Setempat , berikut photo dari tahanan dengan inisial AA
KAMU SEDANG MEMBACA
Precious Time
ActionAlyssa, gadis cantik berwajah kaku harus rela mendekam dibelakang jeruji besi karena hukuman yang diterimanya atas pembunuhan pada saudaranya sendiri "Erlangga". Sivia, sahabatnya yang selalu menjenguknya disetiap bulan dan selalu meyakinkan Alyss...