Ada saatnya cinta itu mengesalkan
Ketika dia datang pada sosok yang salah
Maksudku ditujukan pada orang yang salah
Tapi begitulah namanya cinta, ia buta
Apartement Sivia 21.00
Alyssa terduduk santai pada sofa berwarna abu abu milik Sivia, dengan segelas jus jeruk yang menyambutnya dari kepulangan setelah jalan jalan bersama Mario, sementara dilain sisi , Sivia dan Jonathan menatap Alyssa dengan heran
"Jadi apa yang kau lakukan bersama Mario tadi ? sampai selarut ini?" Tanya Sivia yang memecah keheningan diantara mereka, yang sontak disambut oleh terangkatnya alis kanan milik Alyssa
"Hanya jalan jalan" Jawab Alyssa singkat
"Hhh Al, apa kau tahu seberapa paniknya aku ? saat pukul 6 sore kau belum pulang ? rasanya aku ingin mencaci diriku sendiri karena tak mengikuti kalian, aku merasa sahabat paling tak berguna saat kau belum pulang juga pukul 8 malam, dan betapa aku ingin marah ketika ponselmu tergeletak tak berdaya diatas kasurmu entah itu sengaja atau memang kau lupa !!"Ucap Sivia dengan nada yang terbilang marah tapi campur dengan khawatirnya juga, matanya terasa berkaca-kaca dan pipinya kali ini bersemu merah. Yaa inilah Sivia, gadis lembut yang ketika marah justru ia ingin menangis
"hhhh" Alyssa menghela nafas panjang melihat keadaan Sivia sekarang, terutama saat bulir airmata kekhawatiran itu akan menetes. Alyssa pun berdiri dari duduknya dan menghampri sivia yang kini berdiri sembari tertunduk , seakan ia tak ingin memperlihatkan bagaimana perasaanya hancur hanya karena mengkhawatirkan sahabatnya yang seorang buronan.
Dengan lembut Alyssa memeluk tubuh Sivia, mengusap rambut sebahu milik sahabatnya seakan ia berkata "Aku tidak apa apa"
"Maafkan aku," Ucap Alyssa pelan tapi cukup untuk ditangkap oleh indra pendengaran Sivia, sementara Sivia membalas pelukan Alyssa dengan begitu erat , seakan ia tak mau kehilangan sahabatnya ini
"Kau tahu ? aku sangat khawatir padamu, aku takut apa yang kita ragukan pada Mario terjadi saat kau pergi dengannya, aku takut aku gagal menjagamu, aku takut Al.." Ujar Sivia dengan nada yang sedikit parau seakan ia menahan tangisannya untuk meledak
"Iyaa , maafkan aku telah mu khawatir" Balas Alyssa mencoba menenangkan sahabat dalam pelukannya .
Jonathan tersenyum , melihat bagaimana hubungan antar sahabat yang begitu erat, hubungan yang tak akan pernah terpisahkan pikirnya, ia kagum pada kedua gadis didepannya kini, bukan lagi seperti sahabat, tapi lebih pada adik dan kaka. Dan hatinya pun sedikit tergetar bahkan ingin melonjak kesana, terutama saat mendengar suara sivia yang parau, ia benci ,ia benci mendengar Sivia bersedih.
"EHEM ..."Jonathan berdehem menginterupsi drama persahabatan dihadapannya ini, entah karena ia iri atau karena ia merasa terasingkan. Sontak Alyssa dan Sivia melepaskan pelukan mereka, kemudian menatap kearah Jonathan
"Oh.. maaf jo , kau harus melihat drama haru aku dan Alyssa," Ucap Sivia dengan wajah yang ia buat seakan menyesal telah mengasingkan jonathan, kini suara Sivia mulai stabil seperti semula. Sedangkan Alyssa hanya dapat membuang nafas pelan.
"Jadi Alyssa ini sudah sepekan kau menghilang dari penjara, dan gambarmu kini terpajang dimana mana , internet, sampai kertas selebaran, dan sampai kini kita belum bertindak apapun , terkecuali kau mulai nyaman dengan Mario yang kita sangka adalah seseorang yang berbahaya untuk keselamatanmu" Ujar Jonathan dengan wajah yang serius , dan Alyssa gadis itu hanya mengkerutkan keningnya, seakan mempertanyakan pernyataan jonathan

KAMU SEDANG MEMBACA
Precious Time
ActionAlyssa, gadis cantik berwajah kaku harus rela mendekam dibelakang jeruji besi karena hukuman yang diterimanya atas pembunuhan pada saudaranya sendiri "Erlangga". Sivia, sahabatnya yang selalu menjenguknya disetiap bulan dan selalu meyakinkan Alyss...