Part 12 (A Surprise)

553 47 9
                                    

Semacam lelucon yang tak lucu
Kau beri aku kejutan yang pilu

Sivia, Alyssa, dan Jonatan kini berada diruang tengah apartemen Sivia, ketiganya menampilkan raut wajah yang berbeda, Alyssa yang dengan wajah dinginnya, sementara Sivia dan Jonatan dengan wajah penuh kekhawatiran. Pukul 07.00 pagi pagi menjadi waktu yang mereka pilih untuk mengadakan perkumpulan hari ini.

" Al , kau yakin dengan semua ini ? " tanya sivia ragu sembari melihat Alyssa yang tengah sibuk memakai sepatu kets nya, sementara yang ditanya hanya menggumam saja namun penuh kata ketegasan. 

"Aku bisa ikut denganmu jika kau mau" tawar Jonathan kepada Alyssa yang kini sudah berdiri dari duduknya.

"Tidak , ini masalahku, sudah cukup aku melibatkan orang lain" Tolak Alyssa pada tawaran jonatan.

"Hey , kita ini temanmu al, bukan orang lain" Sanggah Sivia yang tak terima dengan alasan penolakan dari Alyssa. Sementara Alyssa hanya tersenyum tipis sembari memakai topi hitam yang sedari tadi berada digenggaman tangannya.

"Ya , kau temanku, bahkan seperti saudara bagiku, tapi kumohon kali ini biar aku sendiri" Ujar Alyssa yang masih tetap dengan keputusannya.

"Diana itu licik.." Ucap Sivia

"Aku tahu " Jawab Alyssa

"Dia tak mungkin mengabaikan dirimu selama ini, percayalah ini semacam jebakan Al" Ujar Sivia penuh rasa cemas pada kalimatnya. Alyssa hanya mengangguk pelan mendengarnya

"Aku sudah lebih mengenal dia daripada dirimu Sivia" Balas Alyssa seakan yang diucapkan Sivia adalah hal yang sudah lama ia ketahui, dan itu sia sia diucapkan.

"Dia mungkin memiliki banyak pengawal, dan kau harus lebih baik dari mereka, gunakanlah otak cerdasmu, karena aku yakin tenagamu takkan bisa mengalahkan mereka" Ujar Jonatan yang memberikan petuah kepada Alyssa

"Aku juga sudah tahu itu, tapi terimakasih mengingatkanku" Balas Alyssa sembari memakai jaket denim hitamnya. 

"Penampilanmu lebih seperti mafia atau agen rahasia atau teroris Al , ketimbang seorang yang ingin berkelahi dengan musuhnya" Ujar Sivia yang tiba-tiba mengomentari apa yang melekat pada tubuh Alyssa kali ini.

"Hmm , kalau aku berpenampilan biasa, aku masih betah disini  ketimbang dipenjara" Balas Alyssa pada Sivia. Kali ini Alyssa memang menjadikan dirinya sebagai  Alyssa bukan Ify dengan kacamata bulat, mata biru, dan senyum cerianya. Mungkin biar dia merasakan atmosfer diluar sebagai dirinya sendiri bukan orang lain.

"Hhh.. Al , ayo makan dulu , kau harus mengisi tenagamu sebelum bertemu dengannnya" Ucap Sivia lagi.

"Jangan coba menghalangiku via, aku tahu kau memasukan obat tidur kedalam susu putih diatas meja makan itu" Balas Alyssa dengan tatapan mata yang terlihat kesal. Sementara Sivia menunduk malu atas perbuatannya yang diketahui Alyssa, ia seketika gugup.

 "Sudahlah, aku berangkat" Pamit Alyssa yang kini tengah memegang handel pintu apartemen sivia tanpa memberikan salam perpisahan yang manis, seperti berpelukan mungkin?. Namun nyatanya rasa takut kehilangan dari Sivia sedikit membuncah melihat kelakuan Alyssa yang tampak tak acuh dengan risiko yang akan didapat gadis itu nanti. Dengan cepat Sivia mencekal pergelangan tangan Alyssa yang sudah memegang handle pintu, dan dalam tiga hitungan Sivia menarik tubuh Alyssa agar menghadap kearahnya, lalu memeluk sahabat terbaiknya itu dengan sangat erat, seakan Alyssa akan pergi dalam waktu yang begitu lama.

Sementara jonathan masih terpaku ditempatnya, raut  kebingungan nampak jelas pada wajah oriental lelaki itu, entah apa yang kini tengah menggelayuti fikirannya, beberapa kali Jonathan pun menghela nafas yang cukup panjang.

Precious TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang