Part 18 - (Farewell)

585 45 14
                                    

Haiiii ,,

Sebelumnya aku ucapkan selamat hari raya idul fitri 1440 H , buat seluruh umat muslim :)

maaf aku baru muncul , i'm back hehe , lama banget ya hiatusnyaa? , kangen ga nih sama Mario dan Alyssa ??

Okaaay sebelum membaca cerita ini , boleeeh banget dipencet tanda bintangnyaa :), makasiiih :*

Selamat membaca , semoga kalian sukaa :)

18 -PRECIOUS TIME  - FAREWELL

Mengapa kita harus dipertemukan ?

Jika ditujukan untuk berpisah kemudian ?

Tak ada yang menyenangkan dari kata perpisahan

Hanya akan menyisakan kesedihan

Seperti hujan yang tak ada habisnya

Perasaanku adalah dia saat kita berakhir pada kata pisah

-Mario

Rutan II Yogyakarta , 09.00 WITA

Mario masih menatap Ayahnya , yang beberapa jam lalu menghubunginya untuk datang ke kantor. Perasaan Mario masih kacau , bayangan tentang Alyssa yang tengah berjuang melawan kematian selalu menghantuinya, ini semua gara-gara panggilan menyebalkan dari sang Ayah, jika Ayah tercintanya itu tak menelfon Mario, tentu saja kini ia tengah menatap khawatir pada ruangan khusus di rumah rahasianya , ruangan yang dikhususkan untuk pengobatan , dan disanalah Alyssa berada kini, bersama dengan peralatan medis dan 2 dokter kepercayaan Mario.

Jangan tanyakan mengapa Mario tak membawa gadis dingin itu ke Rumah Sakit, karena hal itu tentu saja akan membahayakan Alyssa, wajah Alyssa pasti sudah ada dimana-mana , dan tentu pihak rumah sakit akan melaporkan hal tersebut yang berakhir pada penangkapan gadis itu.

"Ada apa ayah ?" Tanya Mario yang mencoba menyembunyikan keresahannya didepan sang Ayah

"Mengapa terlalu to the point anakku ? lebih baik kita minum kopi bersama dulu , bukankah hal itu sudah lama tak kita lakukan ?" Jawab sang Ayah sembari memamerkan senyumannya.

"Aku tak punya waktu lama Ayah , ada sesuatu yang harus aku urus" Tanggap Mario masih berusaha tenang.

"Apakah urusan itu lebih penting dari menemani seorang Ayah yang merindukan anaknya ?" Tanya Ryan.

Mario hanya diam menanggapi pertanyaan Ayahnya , karena apa yang dipertanyakan oleh Ryan adalah benar adanya , akhir-akhir ini mereka jarang berbincang , bahkan kasus Alyssa berlarut-larut hingga sekarang , karena Mario tetap akan melindungi gadis dingin itu sampai kapanpun.

Ryan berjalan kearah Mario, kemudian duduk disebrang kursi Mario, kini mereka berdua tengah berhadapan yang terpisahkan sebuah meja kayu berbahan jati.

"Bagaimana kasus yang aku perintahkan?" Ryan memulai pembicaraan. Mario seketika mengalihkan pandangannya pada sang Ayah.

"Aku masih menyelidikinya" Jawab Mario singkat.

"Hmm.. apa kau sudah bertemu dengannya ?"

"Belum"

Ryan tersenyum mendengarnya , mendengar bahwa Mario mampu membohonginya, Ryan sangat tahu siapa Mario, dia adalah anak kebanggaannya , yang paling bisa diandalkan , dan tak pernah mengecewakannya sekalipun. Namun, jawaban anaknya barusan entah mengapa membuatnya sedikit kecewa pada anak kebanggaannya ini. Ryan jelas sangat tahu Mario telah bertemu Alyssa , bahkan ia sangat tahu sekarang anaknya itu tengah berusaha keras membuat Alyssa tetap hidup.

"Hmm.. ini kasus terlamamu, apa kau tak serius dengan kasus ini?"

"Ya, aku merasa tak tertarik dengan kasus ini, aku terbiasa dengan kasus narkoba, black market, dan pembunuhan, bukan pelarian seorang tahanan penjara"

Precious TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang