Apartemen Sivia 17.00
"PLAAKK !!" Suara tamparan keras terdengar nyaring memenuhi ruangan tengah apartemen Sivia. Alyssa disana tengah menatap Jonathan tajam dengan nafas yang memburu setelah berhasil melayangkan tamparan kerasnya pada pemuda berwajah oriental itu.
"Al !!" Seru Sivia sembari berlari dari arah dapur menuju kedua orang yang kini tengah mengeluarkan aura mencekam dihadapannya.
"Apa yang kau lakukan ? mengapa kau menampar jonathan ?" Tanya Sivia sembari mengguncang pelan bahu Alyssa , sementara Alyssa kini sedang memejamkan matanya, berusaha mengendalikan emosinya yang sudah seperti gunung yang ingin meletus.
"Pergi dari sini, dan jangan temui aku maupun sivia lagi!" seru Alyssa dengan suara rendah yang terdengar menakutkan, tentu perintah itu ditujukan untuk Jonathan,
"Apa maksudmu Al ?" Tanya Sivia lagi dengan kedua halis yang hampir bertaut yang tak mengerti maksud dari ucapan sahabatnya ini , sedangkan Jonathan hanya menundukkan kepalanya dalam dalam.
"Maafkan aku" Ujar Jonathan pelan namun cukup untuk terdengar oleh kedua gadis dihadapannya ini , lagi lagi Sivia semakin mengkerutkan keningnya , tanda ia benar benar tidak mengerti.
"Pergi dari sini" Seru Alyssa penuh penekanan , kedua telapak tangannya mengepal kuat seolah ia tengah berusaha menahan emosinya mati-matian. Jonathan hanya mampu menegak ludahnya mendengar perintah dingin dari seorang Alyssa , kemudian menghembuskan nafasnya dengan kasar.
"Biarkan aku menjelaskannya" Ujar Jonathan , mencoba untuk melerai Alyssa yang sepertinya sudah ingin mengenyahkan Jonathan kali ini/
"Tidak kali ini" Balas Alyssa masih dengan tatapan tajam dan nada dinginnya.
"Baiklah" Ucap Jonathan , akhirnya ia pun lebih memilih untuk mengikuti apa yang dikatakan Alyssa , karena jika Jonathan menjelaskannya sekarang itu akan sia sia saja , melihat kondisi Alyssa yang tengah dikuasai oleh amarahnya, penjelasan sebaik apapun tidak akan mempan.
Melangkah pergi, Jonathan pun melangkah kearah pintu apartemen Sivia , sementara Sivia masih mematung ditempatnya, menyaksikan perdebatan kata yang singkat barusan membuatnya sulit menemukan titik terang sebuah permasalahan , dirinya punh tersadar saat sebuah decitan pintu yang ditarik oleh Jonathan, dengan sedikit berlari Sivia menghampiri pemuda oriental itu , lalu mencekal lengan pergelangan tangan jonathan yang tengah memegang handel pintu.
"Jo , ada apa ?" Tanya Sivia dengan raut muka penasaran bercampur cemas. Jonathan tersenyum melihat gadis yang kini berada tepat dihadapannya.
Memeluk hangat , Jonathan mendekap lembut tubuh Sivia , mengelus pelan rambut tebal milik gadis yang dicintainya.
"Maafkan aku" Kalimat itupun terucap dari Jonathan dengan penuh penyesalan , menyalurkan segala kegundahan dan sesal yang ia rasakan kali ini.
"Jaga dirimu baik baik selagi aku tak ada" Ujar Jonathan lagi penuh dengan permohonan, ia harap gadis dalam dekapannya ini bisa menjaga dirinya sendiri dengan baik, seakan sebuah bahaya akan datang.
"Kau mau kemana ? kenapa pergi?" Tanya Sivia masih menyuarakan rasa penasarannya.
"Tak akan lama" Jawab Jonathan singkat , lalu melepas pelukan diantara mereka , mulai lagi menciptakan jarak yang lebih jauh, Jonathan pun tersenyum simpul seraya menatap kedua bola mata Sivia yang kini menatapnya dengan heran.
Aku janji takkan lama
Karena tak melihatmu sehari saja itu seakan sesak
Kau sudah sangat baik membuatku mengerti rindu

KAMU SEDANG MEMBACA
Precious Time
AksiAlyssa, gadis cantik berwajah kaku harus rela mendekam dibelakang jeruji besi karena hukuman yang diterimanya atas pembunuhan pada saudaranya sendiri "Erlangga". Sivia, sahabatnya yang selalu menjenguknya disetiap bulan dan selalu meyakinkan Alyss...