Dan sinar matahari seakan melangkah pergi
Meninggalkan aku bersama kesepian
Hingga dingin menjadi satu satunya teman
Dan gelap adalah penopang hidup yang penuh kesedihan
-Alyssa-
Jalanan Mataram sudah sangat sepi , para pedagang kaki lima mulai membereskan dagangannya dan meninggalkan tempat mereka mencari rezeki, para pejalan kaki hanya terhitung jari , mungkin mereka adalah segelintir orang yang pulang dari kerja lemburnya. Alyssa , gadis ini berjalan lambat pada trotoar Mataram, sepertinya ia tak ingin cepat - cepat meninggalkan hari ini , mungkin ia belum siap pula dengan Sivia yang akan memakinya karena pulang selarut ini, harinya sudah cukup lelah dengan kenyataan yang ia terima , nyatanya hidup terlalu bermain main dengannya, Tuhan bahkan terlalu sayang padanya hingga ujian tak henti datang dan menjadi lebih besar, satu masalah belum pula selesai, dan yang lainnya malah menyusul datang.
"Huft.." Kali ini Alyssa mengeluarkan helaan tanda ia lelah , yaa fikiran dan hatinya serasa mati rasa sepersekian detik ketika mengetahui keadaan orangtuanya, esok adalah hari besar baginya , bertemu dengan seorang dari masalalu yang sudah lama ia lupakan keberadaannya.
"lelucon " Ujarnya lagi , mungkin beberapa hal pada hidupnya terasa sebagai sebuah lelucon yang tak ada peminatnya untuk tertawa, terlalu menyeramkan untuk dikatakan sebuah tebakan yang menyenangkan, terlalu menyedihkan untuk hal yang harus diceritakan dihari kemudian, Alyssa tak pernah tahu bahwa ia dilahirkan untuk sebuah masalah yang seperti ini. Entah ia harus menyalahkan siapa mengenai ini, namun dunianya terasa sangat gelap dengan arah jalan yang bercabang , memang terlalu banyak masalah yang harus ia selesaikan , terlalu banyak pintu tanpa kepastian yang harus ia pilih , terlalu banyak rencana yang mengambang , ia kini berada dalam ambang kata gamang.
Mario
Nama itu mulai bergelayutan pada fikiran Alyssa, sebuah nama yang hampir saja mengubah ia menjadi seorang IFY , sebuah nama yang hampir saja membuatnya betah menyandang nama IFY , ia akan disebut munafik jika tak mengakui ada sebuah perasaan asing yang hinggap dihatinya , namun nyatanya barusaja noktah noktah rasa itu ada dan akan berkumpul menjadi sesuatu yang besar, hal yang tak diharapkan itu datang , mengguncang mereka yang hampir saja berkumpul dan menjadi hamparan bunga yang menggelikan , menghancurkannya dan akhirnya runtuh dan meninggalkan bekas yang pedih.
Menghindar, adalah kata yang pantas ia sandang untuk dirinya pada Mario , ia ingin membentangkan jarak dengan pemuda berstatus detective itu sekarang , melihat wajah pemuda itu adalah hal yang menyebalkan sekaligus menyedihkan untuk Alyssa. Memang bukan salah Mario untuk menyamarkan identitasnya , karena itu sudah menjadi pekerjaan dari pemuda itu, tak mungkin ia menjerat atau meneliti seseorang dengan membongkar identitasnya sedari awal , namun tetap saja itu sangat mengesalkan bagi Alyssa , pasalnya ia sudah percaya dengan Mario bahkan hampir bertindak bodoh untuk meminta sebuah bantuan , namun nyatanya Tuhan membuka kedok Mario terlalu cepat, hingga niatan itupun akhirnya tidak terlaksanakan.
"23.10" Gumamnya setelah melirik jam tangan yang melingkar pada pergelangan tangannya yang ramping , senyuman tipis kini menghiasi wajahnya , nampaknya sudah cukup malam fikirnya, dan sebentar lagi akan memasuki hari baru , 2 jam lagi adalah hari Kamis , dan itu genap 2 pekan 2 hari ia meninggalkan jeruji besi namun ia cukup kecewa pula karena sampai detik ini belum menemukan satu tittik terang yang akan menyatakan dirinya tidak bersalah.
Drrt... Drrt ... Drrt sebuah getaran terasa dari saku cardigan hitam milik Alyssa , seketika gadis itupun melihat layar telepon genggamnya , Sivia, nama itu tercetak jelas disana , memang sudah lebih dari 20 kali gadis itu mencoba menghubunginya namun hanya dihiraukan oleh Alyssa, mungkin kali ini berbeda karena ia telah menggeserkan tanda telepon genggam hijau pada layar ponselnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Precious Time
ActionAlyssa, gadis cantik berwajah kaku harus rela mendekam dibelakang jeruji besi karena hukuman yang diterimanya atas pembunuhan pada saudaranya sendiri "Erlangga". Sivia, sahabatnya yang selalu menjenguknya disetiap bulan dan selalu meyakinkan Alyss...