Part 29 - (End)

246 20 6
                                    

Hai ... sudah lama kita ga bertemu .. yaa bener ini adalah bagian akhir dari cerita Precious Time hehe. Jangan lupa untuk Like dan Comment,

Enjoy guys


Semesta tak pernah berdalih ,

Tentang Manusia dan rasa dendam

Pembalasan dendam adalah pilihan sendiri

Tak ada campur tangan Tuhan sama sekali

..

Tapi , bertemu kamu tentu bukan kebetulan belaka, kamu adalah takdir yang dikirimkan Tuhan padaku hingga aku merasa Beruntung -Mario

Mario melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi, tangannya memegang kemudi dengan begitu erat, suasana hatinya benar-benar berantakan

Sialan Alyssa ! Rutuknya dalam hati

tak ada kata ramah yang mampu melerai wajah tampan yang penuh amarah itu, ia sungguh tak mempedulikan suara klakson mobil yang seakan menjewer telinganya untuk memelankan kecepatan.

Mario dan emosinya sungguh tak bisa dirangkul kali ini, ia tak peduli apa yang akan terjadi, seakan ketakukan untuk mati sudah ia hiraukan.

Perlakuan Alyssa benar benar menyakiti egonya, sebagai seorang lelaki ia merasa hancur tak bersisa, diperbudak dengan cinta dan memohon tanpa diberi kesempatan, itu sungguh merusak egonya.

"Arrrggghhhhhh" Teriaknya melampiaskan segala kesal dan amarah yang memenuhi seluruh tubuhnya, mungkin saat ini setan sudah menguasai tubuh Mario seutuhnya.

"Ryan .. Pramudya Haling" Panggilan atas nama Ayahnya itu terdengar penuh emosi yang tak terbendung lagi, tatapan matanya semakin tajam dan nafasnya semakin memburu

"Kau.. sudah menghancurkan hidupku !" Lanjutnya, rasa dendam dan amarah benar-benar mendominasi seorang Mario kali ini.

Amarah Mario pada ayahnya tidak lagi terbendung, rasanya selama ini Mario sudah cukup sabar menjadi boneka dari ayahnya itu, hampir semua yang Ryan minta Mario lakukan tanpa bantahan dan tanpa terkecuali.

Mario tak tahu, apakah tidak bisa Mario meminta satu hal dari Ryan ? meminta kebahagiaannya tidak diambil alih juga oleh pria yang berstatus ayahnya itu, tak bisakah seorang Mario hidup dan mengendalikan hidupnya atas kemauannya sendiri? bukankah Mario bisa dikategorikan sebagai  lelaki mapan kali ini ? Lalu mengapa harus menjadi boneka dari Ryan lagi dan lagi.

"Arrrggghhhhh" Teriak Mario lagi.

Sungguh kali ini fikirannya tak bisa diajak jernih, tak bisa berfikir baik untuk ayahnya, Ryan terlalu semena mena kali ini. dan Mario , seakan dilahirkan hanya untuk menjadi boneka yang mengabulkan segala hal yang Ryan mau.

****

Dilain tempat pada waktu yang sama. Ryan Pramudya Haling tengah menyesap kopi Americano yang masih mengeluarkan kepulan asap yang membaur dengan udara ruangan kebesarannya,

Senyuman tipis penuh makna kini tampak dari wajah yang sudah termakan usia itu.

"Alyssa... kau lebih cerdik dariku rupanya" 

Tawa pun menggelegar, mengisi ruangan hampa yang hanya ada dia, semua rasa kejam seakan sangat mendominasi ruangan dengan warna monokrom itu. Menakutkan, kata yang mampu mewakilkan segalanya.

Beberapa waktu lalu

"Kami berhasil menemukan mereka" Ucap tangan kepercayaan Ryan Pramudya

Precious TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang