"Yuk, Tes!" ucap Stella sambil menarikku ke kamarku.
Tak lama kemudian, ia menemukan sebuah ruangan dengan pintu bertuliskan 'Tessa Ivania'. Tanpa babibu ia pun membukanya.
"Wiihh.. Rapi banget nih." ucapnya lalu masuk dan duduk di kasurku.
"Awas aja kalo kamu bikin berantakan." ancamku datar. Namun ia tampak tak menghiraukannya dan malah berbaring di sana.
"Aaaaahh~ disini enak banget sih. Jadi kerasan deh. Hoaaam~" ucap Stella.
"Huft. Percuma yah ngomong sama kamu. Btw bukannya seingetku kamu ada acara lain yah?" tanyaku.
"Hmm... Harusnya sih abis jengukin sepupunya Farrel, aku disuruh bantu-bantu sama kak Nina. Ah, tapi karena itu kak Nina, aku bisa minta ijin deh." ucapnya sambil mengeluarkan hp dari tasnya.
"Ooh.. Gitu ya- HEH?! Itu kamu ngapain?!"
"Hm? Aku? Mau ngechat kak Nina lah. Minta ijin ke rumah kamu." ujarnya santai.
"Nonono. Bukan itu. K-kamu bawa hp ke sekolah? Gila. Bukannya di peraturan sekolah jelas tertulis kalo setiap siswa gaboleh bawa hp ya." ujarku.
"Kalo di sekolah gak pernah ku pake kok. Cuman dibawa doang. Buat jaga-jaga kalo ada sesuatu mendadak kaya gini." ucapnya cuek.
"Huft. Bodo lah." aku pun duduk di kursi meja belajarku dan membelakanginya.
"Oiya, Tes. Ntar malem ku ajak nonton kembang api yuk!" ajak Stella tiba-tiba.
"Males ah." jawabku singkat.
"Ayo dong sayaaangg~" rayu nya.
"Kamu apaan sih."
Ia pun bangkit dan memelukku dari belakang. Bulu kudukku meremang seketika.
"Temenin aku ya sayang? Di kota jarang banget ada pesta kembang api. Palingan cuman pas taun baru doang." ucapnya sambil membelai pipiku.
Ugh, kuatkan hambamu ini ya Tuhan.
"T-tau dari mana sih ada pesta kembang api?" tanyaku sedikit gugup.
"Dari Alan. Tadi dia ngechat aku. Dia ngajakin aku, tapi ku tolak. Soalnya aku maunya sama kamu. Cuma sama kamu." ucapnya lembut.
Ia berbicara lagi, "terus aku juga tanya kak Nina buat mastiin infonya. Katanya emang bener kok, ada pesta kembang api di lapangan yang deket sungai itu." ujarnya.
Hmm.. Aku juga sempet denger sekelebat info soal itu sih.
"Y-yaudah deh. Tapi aku ijin mama dulu." ucapku menurut.
Aku udah gakuat dipeluk posesif oleh Stella kaya gini. Jantungku rasanya udah mau meledak deh.
"Biar aku yang ijinin yah?" tawarnya.
Aku mengangguk.
***
Stella masih berada di rumahku sampai saat ini. Kami beserta orangtuaku kini sedang berkumpul untuk makan malam.
Kurasa dia bener-bener niat ngajakin aku nonton kembang api deh. Huft. Walaupun sampai sekarang kayanya dia masih belum minta ijin, sih. Haha, palingan ga berani tuh anak.
"Mama masakannya enak banget sih. Aku boleh nambah lagi?" ucap Stella.
"Eeehh.. Mana bisa. Aku juga mau tambah, ma." ucapku tak mau kalah.
"Ahaha.. Tenang-tenang.. Masih banyak kok." ucap mama menengahi.
Aku dan Stella pun mengambil 1 porsi lagi. Kami dengan lahap memakannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zona Nyaman✅
Romance"Aku ingin berterimakasih kepadamu yang telah mengubah hidupku, dan menarikku keluar dari zona nyamanku."