Hari demi hari berlalu, kini sudah H-1 lomba debat yang akan kami ikuti. Huft, tapi bahkan sampai sekarang aku masih belum percaya diri sama sekali. Ugh, kenapa aku harus ikut sih..
"Uy, Tes! Ngapain ngelamun?" tanya Sisca yang tiba-tiba datang.
"Hm? Nggak sih. Nggak papa."
"Kantin yuk guys. Mumpung jamkos." ajak Citra.
"Hah tau dari mana kalo jamkos?" Lala ikut menimbrung.
"Iyalah. Kan Bu Ric lagi naik haji. Guru sosio yang satu lagi juga sibuk ngajar kelas 12 kan?" jawab Citra.
"Hmm... Boleh lah. Yuk." ucap Kisya yang diangguki yang lainnya.
Kami pun mulai berjalan ke kantin.
"Eh, Stella mana sih? Tumben ga keliatan." tanyaku saat menyadari bahwa orang itu menghilang sejak bel pergantian jam.
"Ciyee nyariin bininyaa~ kangen yah? Hahaha" ledek Sisca.
"Ga lah. Aku kan cuma tanya. Setia kawan gitu. Ada yang ngilang, ditanyain." sangkalku.
"Ooh.. Stella mah tadi ke kamar mandi. Ntar juga palingan ketemu di jalan. Kan kantin sama kamar mandi jalannya searah." jawab Citra.
"Hmm, iya juga sih."
Benar kata Citra, tak lama kemudian kami berpapasan dengan Stella yang baru saja dari kamar mandi.
"Haihai!" sapa Stella yang langsung bergabung dengan kami.
"Stell, dicariin yayang mu tuh." celetuk Citra.
"Uwuwuwuw.. Cayaangg~ aku cuma ke kamar mandi bentar kokk. Tenang aja, aku gaakan ninggalin kamu kok. Keep sliw oke?" ucapnya diakhiri dengan kedipan mata.
"Ugh, sana ah. Jauh-jauh. Geli aku."
"Kok geli sih? Belom aku grepe jug-"
Pletakk..
"Sumpah tuh lisan bisa dikasih filter ga sih?" ucapku sementara yang lain hanya cekikikan.
"Kak Tessa..."
"Eh, ya?" aku mengalihkan pandangan kepada orang yang memanggilku.
"Makasih ya buat bantuan kakak waktu itu. Aku juga jadi belajar banyak soal tata penulisannya berkat kakak."
"Hehe santai aja kali. Aku juga bersyukur kalo bantuan aku jadi berguna buat kamu." ucapku.
"Lain kali kalo ada apa-apa, aku konsultasi ke kakak lagi ya?" tanyanya.
"Oke~ yaudah aku duluan ya, mau ke kantin nih sama temen-temen."
"Siap kak. Makasih."
Ia pun berlalu dari hadapan kami.
"Tes, ada yang cemburu nih. Haha" celetuk Lala.
Aku pun melirik Stella yang berada di sebelah Lala. Ia hanya memalingkan wajahnya.
"Apaan hm?" tiba-tiba saja Stella menatap lurus kearahku.
Aku langsung menggelengkan kepalaku, "u-uh.. Enggak."
"Hahaha kalo cemburu mah bilang aja kali Stell." celetuk Sisca.
"Siapa juga yang cemburu." jawab Stella terkesan cuek.
"Kata orang, cemburu itu tanda sayang loh." timpal Kisya.
"Kalo cemburu mah liat-liat juga kali. Kalo cuman cowok kaya tadi mah ga pantes aku cemburuin..."
"Hmmm..." kulihat mereka mengangguk-anggukkan kepalanya.
"...tapi kalo dia kelewatan juga palingan besoknya langsung lenyap." lanjut Stella.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zona Nyaman✅
Romance"Aku ingin berterimakasih kepadamu yang telah mengubah hidupku, dan menarikku keluar dari zona nyamanku."