-Author Pov-
Bugh.. Bugh.. Bugh...
"Haah.. Haaah.. Hhaah..."
Dash!
"Uhuk-uhuk..." seorang lelaki tengah terkapar di tengah ring.
"Cuma segini aja? Haah.. Haaah.. Haaah..." ucap Stella sambil masih terengah.
"Kalo cuma segini aja gue ga ngerasain sakit apapun! Sial." Stella keluar dari ring dan menghampiri Yossy yang sedang meminum soda kaleng di bangku pojok.
"Apa yang lo harapin dari tempat pelatihan gini?" tanyanya pada Stella yang sama sekali tak terlihat puas.
"Mereka lemah. Dia orang keempat yang gue hajar. Apa lo puas cuma dengan orang-orang kaya gitu?" tanya Stella datar.
"Kelas gue bukan yang di sini. Gue ikutan match yang asli di arena."
"Bawa gue ke sana."
"Ga bisa. Kemampuan orang-orang di sana jauh di atas rata-rata. Kalo sama lo, lo pasti kalah telak."
"Lo ngeremehin gue?"
"Orang yang bertarung disana bukan orang yang jago bela diri dan bukan orang yang paham mengenai aturan. Yang mereka unggulin biasanya postur tubuh sama berat badan. Lo gak akan mungkin-"
"Bawa gue kesana!"
"Ck. Terserah lo deh. Gue mau ganti baju. Kita pulang, udah larut." Yossy bangkit meninggalkan Stella menuju ruang ganti.
***
"Kemana jalan rumah lo?" tanya Yossy masih tetap fokus menyetir motornya.
"Gue gak mau pulang."
"Lo mau gue turunin di bawah jembatan heh?"
"Ck mikir serius kenapa. Bawa gue ke kosan lo. Kalo gue pulang ke rumah pasti gue dimarahin kakak gue."
"Hmm." Yossy memutar kendaraannya menuju tempat tinggalnya. Mereka pun akhirnya sampai di kost milik Yossy.
"Ini kosan khusus cowok. Jangan memperlihatkan diri lo sembarangan." ucap Yossy. Mereka mulai memasuki kamar.
"Jangan berani sentuh gue." tegas Stella.
"Gak akan." jawab Yossy acuh.
***
-Tessa Pov-
Satu hari telah berlalu. Aku berangkat sekolah seperti biasa. Yang berbeda kali ini mungkin hanya penampilanku. Kutatap wajahku di cermin kamar mandi. Buluk sekali. Kantung mataku juga terlihat tebal.
"Jujur, kamu lebih pucet dari biasanya." celetuk Sisca. Pelajaran pertama belum dimulai, makanya kami berada di kamar mandi.
"Mungkin cuma perasaanmu aja." setelah berkata seperti itu, aku justru merasa agak kabur. Aku memegangi wastafel untuk menjaga keseimbanganku.
"Aku anter kamu pulang sekarang. Kamu perlu istirahat di rumah."
Aku menggeleng, "nanti ada ulangan sejarah kan."
Sisca memutar bola matanya malas, "ck ah. Sejarah masih jam pelajaran ke-7. Sampai saat itu, kamu harus istirahat. Paling nggak kamu harus di UKS." paksanya.
Sisca benar-benar mengantarku ke UKS.
"Nanti istirahat ke-2 aku kesini." ucapnya lalu pergi karena bel masuk telah berbunyi.
Aku berbaring di kasur sambil menghadap langit-langit. Haaah.. Tempat ini....
Bayangan Stella kembali muncul di benakku saat aku mencoba memejamkan mata. Aku tak bisa. Ini sungguh menyiksaku. Aku-
KAMU SEDANG MEMBACA
Zona Nyaman✅
Romance"Aku ingin berterimakasih kepadamu yang telah mengubah hidupku, dan menarikku keluar dari zona nyamanku."