"Setuju banget laahh! Lumayan nih bisa seharian bareng sama calon istri masa depan kuuwh~" ujarnya diakhiri dengan mengedipkan sebelah matanya kearahku.
"Nah fix yah. Pokoknya kalian berdua harus barengan terus selama seharian ini. Sukur-sukur sampe besok juga nggak papa." ujar Sisca.
"Serah lah." ucapku pasrah.
"Woke~ next! Puter Tes." ucap salah seorang cewek.
Aku pun beranjak memutarnya, namun suara pintu yang terbuka secara tiba-tiba menghentikan gerakanku.
"Itu ngapain itu pada ngumpul dibelakang! Bukannya ngerjain tugas malah main-main kalian. Kembali ke tempat duduk masing-masing, segera!" teriak ibu guru yang baru datang.
Sontak kami pun ribut kembali ke tempat duduk secara tak beraturan. Panik sekali.
"Eh, misi-misi!"
"Lewat bentar dong."
"Aduh aku tadi duduknya dimana yah?"
"Lah, Tes ngapain kesini?" tanya Sisca. Aku menatapnya tak mengerti ketika yang lain masih sibuk mencari tempat duduk.
"Biasanya juga aku duduk jejer kamu kan?" heranku.
"Astagaa. Ya kamu sekarang jejer Stella lah. Bagian dari dare yah." ujarnya santai.
Aku menepuk dahiku pelan. Aku pun mengemasi buku-buku ku dan membawa tasku ke tempat duduk Stella dan Citra.
"Citra, Citra! Sini, kamu tukeran sama Tessa." ucap Sisca kepada Citra.
Citra pun mengangguk patuh. Ia membereskan tasnya dan duduk di sebelah Sisca.
"Aduh kok jadi deg-degan gini yah." celetuk Stella.
"Hmm.." dehemku.
Terdengar suara tepukan tangan dari bu guru.
"Sudah?" tanyanya dengan nada tinggi. Seluruh kelas yang tadinya ribut pun seketika menjadi hening.
Bu guru pun menjelaskan tugas yang hendak diberikan pada kami.
"Ada pertanyaan?"
Hening.
"Saya anggap sudah paham semua ya. Awas kalau besok ulangan ada yang nilainya dibawah rata-rata." ujar beliau.
Hening.
"Dijelaskan, diam saja. Disuruh tanya, tidak tanya. Besok pas ulangan nilainya pada jeblok-jeblok." gumam beliau yang masih terdengar jelas di telinga kami.
"Sebelum saya benar-benar keluar, ada yang ingin disampaikan?" tanya beliau seraya mendekati pintu keluar.
"Ya, silakan." ujar beliau. Seisi kelas langsung menolehkan kepalanya menatap salah seorang cowok yang mengacungkan jarinya.
"B-Bu Ana cantik deh." ucapnya.
Kurasa seisi kelas tengah mati-matian menahan tawa mereka.
"Saya pamit dulu." ujar Bu Ana langsung keluar dari kelas.
"Pfftt.. HAHAHAHAHA" tawa anak-anak kelasku.
"Dikacangin hahahaha"
"Hahahaha kasian deh"
"JANGAN DIKETAWAIN WOY!" teriak cowok tadi yang malah membuat yang lain semakin terpingkal-pingkal. Sedangkan aku terkekeh geli akan kelakuan teman sekelasku itu.
"Kamu mengandung berapa persen alkohol sih?" tanya Stella tiba-tiba.
"Hah?" heranku.
"Kayanya aku mulai kecanduan senyum kamu deh. Sering-sering ya." ucapnya diiringi senyuman manis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zona Nyaman✅
Romansa"Aku ingin berterimakasih kepadamu yang telah mengubah hidupku, dan menarikku keluar dari zona nyamanku."