12. Bolos(?)

10.7K 831 131
                                    

"Sekian presentasi dari kelompok 3, atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih."

Suara tepukan tangan terdengar ramai sampai seseorang mengetuk pintu dari luar.

Tok.. Tok.. Tok..

"Masuk." ucap bu guru.

Cklek..

Orang itu mulai terlihat memasuki ruang kelas.

'What?! Stella?' batinku kaget.

Dia emang sempet beberapa kali telat sih, tapi nggak pernah se-telat ini. Biasanya juga paling lama telat 15 menit. Lah ini masa hampir selesai 1 jam pelajaran malah baru dateng sih.

"Kenapa baru masuk sekarang?" tanya bu guru datar.

Mampus kamu Stell dapet guru galak.

"Eh? Engg.. Ibu siapa ya?" tanyanya polos.

Cari mati nih anak.

"Saya diberi amanat oleh bu Sri untuk menggantikan beliau yang sedang tugas belajar untuk beberapa bulan kedepan." Stella menatap ibu tersebut sambil mengangguk pelan.

"Jadi saya tanya sekali lagi, kenapa kamu telat?" tatapan tajam bu guru pengganti itu bahkan membuat bulu kudukku merinding.

Ugh, Stell. Poor you.

Kulihat ia menelan ludahnya, "emm.. T-tadi ada i-insiden, bu.." ucapnya. Aku yakin itu cuma alasan yang dibuat Stella.

"Insiden apa, hm? Coba jelaskan pada teman-temanmu." Stella melirik kearah kami sekilas.

"Y-yaah.. A-ada sedikit halangan yang menimpa saya." kulihat ia mulai melirik ke arah lain. Ugh, kalo mau bohong perhatikan gerak-gerikmu dong.

"Halangan macam apa?"

"Err.. Tadi sewaktu saya berjalan kaki hendak berangkat ke sekolah...." ia menjeda kalimatnya. Terlihat ekspresi takut dan kebingungan di wajahnya.

'Lucu.' batinku.

"Psst.. Cewekmu kebingungan tuh haha" bisik Sisca.

"Ish. Bodoamat lah." bisikku tak kalah pelan.

"Tolongin gih. Kan situ belahan dada- eh, maksudku belahan hatinya." balas Sisca sambil terkikik pelan.

"Ck." aku pun menginjak kakinya yang berada di bawah meja.

"A-aaw... Bercanda atuh Teess~" rengeknya. Namun aku sama sekali tak menggubrisnya dan terus mengincar kakinya.

"Ck ah.. Tessa-nya Stella kalo lagi ngamuk serem euy." setelah mendengar hal tersebut, tanganku bergerak untuk mencubit perutnya.

"Pssshh.. Shakit.. A-ampun Teess.." ucapnya sambil masih menjaga volume suaranya.

Mamam nih cubitan. Rese' sih. Biru, biru dah perut kamu, Sis.

"Itu yang di belakang ada ribut-ribut apa?" sontak aku pun menghentikan aktivitasku.

"Ini nih bu. Tessa ganggu saya. Masa dari tadi saya dicubitin sih bu. Hukum aja dia bareng Stella." aku langsung menengokkan wajahku kembali ke arah Sisca.

Kulihat ia hanya menampilkan raut wajah polos tak bersalah andalannya.

"What.. The.. Heck." desisku nyaris tak terdengar.

"Sudah, sudah. Lebih baik kalian bertiga keluar dari kelas saya segera. Termasuk kamu." ucap beliau sambil melirik Stella.

"S-saya nggak salah apa-apa lho bu. Saya disini jadi korban akan keganasan Tessa. Ada saksi matanya kok bu. Tanya aja sama belakang saya." Sisca berbalik dan menoleh ke seorang cowok yang duduk di belakang bangku kami.

Zona Nyaman✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang