38. Execution

8.1K 679 317
                                    

-Tessa Pov-

Aku berbaring sambil menatap langit-langit kamarku.

"Kamu berubah, Stell."

"Kamu bukan Stella yang aku kenal dulu."

"Aku bener-bener kecewa."

Aku mengacak rambutku frustasi. Apa aku keterlaluan padanya? Aargh.. Hubungan kami pasti akan memburuk setelah ini. Apa aku harus minta maaf? Apa dengan meminta maaf, dia bisa menjauhi Yossy? Ck. Tapi kalau tidak ada Yossy, Miko justru akan semakin mendekati Stella. Jika Yossy yang selalu memukulnya saja tidak bisa menghentikan Miko, apalagi kalau hanya...aku....

***

-Author Pov-

Keesokan harinya, Tessa berangkat seperti biasa. Ia tak menemukan jawaban mengenai apa yang sebaiknya dia lakukan. Tessa hanya diam memikirkan hal itu sepanjang hari.

"Lemes amat." celetuk Sisca saat bel istirahat berbunyi. Ia melirik Tessa yang membenamkan kepalanya.

"Cerita gih." ucap Sisca.

Tessa masih memasang wajah cemberut, "aku ngerasa ada yang salah, tapi aku nggak tau apa. Aku nggak tau harus gimana. Siscaa, tolonginn..." ucapnya pasrah.

"Hmm... Kamu cinta sama Stella atau Aldan sekarang?" tanya Sisca iseng.

Tessa menggeleng, "mana aku tau."

"Oke, oke. Sekarang kalo sama Stella, apa yang kamu rasain?" tanya Sisca lagi.

"Aku nggak benci sama dia kok. Tapi rasanya aku juga bukan ngerasa cinta sama dia yang kaya gitu."

"Lah, kalo kamu nggak benci dan nggak cinta sama dia, bukannya sama aja kaya waktu pertama kali kalian ketemu kan? Terus masalahnya tinggal di Aldan dong yah?" Sisca menopang dagunya.

"Nggak gitu juga tapi. Aku ngerasa masih ada yang ngeganjel, Sis."

"Soal Stella? Yah, bukannya wajar kalo kamu ngerasa kecewa waktu tau dia deket sama Yossy padahal sebelumnya masih sering gombalin kamu."

"Harusnya sih gitu." Tessa terlihat berpikir keras.

"Terus gimana kalo Aldan? Dia kamu pertimbangin? Siapa tau dengan deket sama Aldan, kamu bisa move on dari Stella." saran Sisca.

"Yah, aku juga sempet mikir gitu sih. Tapi kalo aku deket sama Aldan dan akhirnya Stella pergi, bukannya malah aku yang tersiksa."

Sisca mencubit pipi Tessa agak kencang, "bukannya itu artinya kamu emang nggak mau Stella pergi kan. Kamu sayang sama dia kan. Kalo gitu yaudah, lepasin Aldan, ambil Stella." ucapnya.

"Stella bukan kaya dia yang dulu lagi, Sis. Dia beda. Dia berubah. Kemaren aku liat dia ngehajar Aldan. Gila kan?" adu Tessa.

"Oh ya? Bagus dong."

Tessa menatap Sisca aneh, "apanya yang bagus, Siscaaa?"

"Loh bagus malahan. Itu artinya, dia berusaha singkirin Aldan dari kamu, sementara kamu malah nggak berani singkirin Miko sama Yossy dari Stella."

"Ya tapi kan nggak harus dihajar juga kan, Sis. Apalagi Aldan bukan orang yang mau terlibat sama hal-hal kaya gitu." balas Tessa.

"Hmm.. Kalo dibandingin sama yang dulu, kamu lebih suka yang mana?"

"Apanya?" tanya Tessa bingung.

"Suka Stella yang dulu atau yang sekarang?" ulang Sisca.

"Suka Stella yang dulu lah."

Zona Nyaman✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang