Hari ini rasanya badmood banget deh. Jadi, tadi pagi aku bangun kesiangan, langsung mandi terus berangkat ke sekolah kaya kemarin. Di tengah perjalanan aku baru inget kalo pekerjaan prakaryaku belum kebawa. Otomatis aku harus balik lagi ke rumah deh. Huft.
Akhirnya aku sampai ke sekolah. Kali ini aku beneran telat. Guru pelajaran pertama udah masuk ke kelas. Kalian tau apa yang kudapati ketika sampai kelas? Gila, ada ulangan dadakan PPKn. Mati ga tuh. Kata temen-temen yang lain mereka juga baru tau kalo ada ulangan dadakan. Yaa tapikan masih mending yah. Paling enggak mereka dikasih waktu 5 menit buat buka buku. Lah aku? Ugh.
Hingga 2 jam pelajaran PPKn berakhir. Selama itu pula aku ngerjain soal ulangan nggak fokus sama sekali. Lapeeeerrr bangeeeett. Aku nggak sempet sarapan kan tadi pagi. Jadi pas selang perjantian jam ke-2 dan ke-3 aku memutuskan untuk cari makan di kantin bentar. Dapet roti 1 aja udah lumayan lah.
Tapiiii.... Belum sampe kantin, aku udah dimintain tolong sama salah satu guru untuk bantuin bawa buku-buku ke perpus. Yakin deh, capek aku tuh. Tapi ya karena dia itu guru, ya pastinya aku tolong dong. Masa iya aku kacangin, bisa-bisa dapet SP aku.
Sebelum guru pelajaran selanjutnya dateng, aku langsung aja kembali ke kelas. Kalo sampe telat masuk lagi kan bahaya, meskipun cacing-cacing di perutku terus merengek meminta makanan. Apalagi pelajaran habis ini tuh biologi lintas minat, aku mana paham. Kan aku anak IPS. Huft. Udah laper, suruh mikir susah lagi. Nasib-nasib..
Tapi kemalanganku belum selesai begitu saja. Sesaat setelah aku duduk di bangku milikku, ibu guru pun datang. Semuanya masih berjalan lancar sampai ketika beliau mulai menuliskan sesuatu di papan tulis.
"Kok tinta spidolnya habis?" tanya beliau.
"Emm.. Maaf bu, hari ini spidolnya belum diisi." ujar ketua kelas kami.
"Oh, yaudah silakan diisi dulu. Siapa yang piket hari ini?" tanya bu guru.
'Jangan aku, jangan aku, jangan aku.. Please, jangan aku..' racau ku dalam hati.
Bu guru berjalan ke papan administrasi kelas dan membaca jadwal piket. Sementara aku terus merapalkan doa agar tidak disuruh untuk mengisikan spidol ke ruang TU.
"Hmmm... Ari, kamu isikan spidolnya sana." titah beliau.
Puji Tuhan...
"Ya, Bu." jawab temanku yang bernama Ari tersebut. Kulihat iapun berlalu dari kelas.
Beberapa saat kemudian, kulihat Kisya mengacungkan jarinya.
"Iya, ada apa Kisya?" tanya bu guru.
"Itu kalimat baris keempat bacanya apa ya bu?" tanyanya.
"Lycopodium clavatum, sebagai tanaman obat." ujar bu guru.
"Emm.. Tulisannya bagaimana ya bu? Itu soalnya hurufnya kurang jelas di papan tulis." tanya Kisya.
"Oh, iya. Akan ibu tulis ulang." beliau pun mendekati papan tulis dan mengganti tulian yang kurang jelas tersebut.
"Lho? Kok nggak bisa dihapus ya?" tanya beliau.
"Jangan-jangan yang dipakai tadi spidol permanen, bu?" tanya seorang siswa.
"Ya sudah, kita tunggu temenmu yang ngisi spidol tadi aja ya." ujar bu guru.
Kali ini aku bisa bernafas lega. Akhirnya ada break juga di pelajaran yang membuat kepalaku pusing ini.
Tapi itu hanya berlangsung sesaat. Temanku yang bernama Ari tadi akhirnya kembali membawa spidol yang telah diisi dan sebuah spidol baru.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zona Nyaman✅
Romance"Aku ingin berterimakasih kepadamu yang telah mengubah hidupku, dan menarikku keluar dari zona nyamanku."