30. Relation

6.1K 637 110
                                    

-Author Pov-

"Gimana, Stell. Setuju ga?" tanya seorang lelaki yang bersandar di pembatas dinding belakang sekolah.

"Hmm.. Terus benefitnya buat gue apaan?" tanya Stella.

"Yang penting lo gak rugi kan? Lagian bisa lebih aman kalo sama gue."

Stella memejamkan matanya sejenak, ia pun menghembuskan nafasnya lalu membuka matanya.

"Deal." ia membalas jabatan tangan lelaki itu.

"Good. Gue mau balik kelas dulu sekarang." lelaki itu berjalan meninggalkan Stella.

"Oiya, gimana kalo ntar pulang sekolah Miko ngikutin gue lagi?" tanya Stella.

Lelaki itu berhenti dan berbalik sejenak, "soal itu lo tenang aja. Gue udah urus dia tadi." ia tersenyum menyeringai.

"Heh, lo bisa di DO gara-gara bullying tau."

"Gue punya 1001 alesan buat ngehindar dari ancaman itu kok." lelaki itu berjalan kembali mendekati Stella. Ia menyentuhkan dahinya dengan ujung kepala Stella.

"Lo tenang aja. Lakuin apa yang pengen lo lakuin seperti biasa." lanjutnya sambil bertatapan dengan Stella.

Stella tersenyum tipis, "tanpa lo kasih tau pun, gue juga bakalan gitu kok. Udah sana balik aja. Siap-siap dipanggil BK." Stella terkekeh sambil menepuk pipi lelaki itu pelan.

Ia pun pergi entah kemana.

Tanpa mereka sadari, ada seseorang yang menatap mereka dari kejauhan.

***

"Baru balik, Tes?" tanya Sisca saat mendapati Tessa baru kembali ke kelasnya.

Tessa mengangguk pelan, tatapannya nampak kosong.

"Kenapa? Kamu ga ikutan kena BK juga kan?"

Tessa menggeleng. Ia menelungkupkan wajahnya di tangannya.

"I'm fine."

Tap.. Tap.. Tap..

"Selamat pagi, anak-anak." sapa seorang guru yang baru saja datang.

"Pagi, pak..."

Pelajaran pun dimulai.

"Sis, anterin kamar mandi dong.." ucap Tessa pelan.

Sisca mengangguk.

Selama di perjalanan menuju kamar mandi, Sisca enggan bertanya apa pun kepada Tessa. Dia paham apa yang diperlukan Tessa saat ini bukanlah sebuah interview.

-Tessa Pov-

Aku dan Sisca tengah berjalan menuju kamar mandi. Tak ada pembicaraan yang terlontar antara kami.

Sesampainya di kamar mandi, aku membasuh wajahku dan menatapnya di cermin.

"Kalo mau cerita, cerita aja." ucap Sisca.

"Aku bingung." aku menundukkan kepalaku. Sisca masih menungguku.

"Stella kayanya punya suatu 'hubungan' sama orang itu. Orang yang ngehajar Miko hari ini." ucapku.

"Dari mana kamu tau?" tanyanya.

Aku menceritakan seluruh detail kejadian yang tadi sempat kulihat. Tanpa sadar, setitik air mataku mengalir begitu saja.

"Gabisa dibiarin ini mah. Nanti kita buat perhitungan sama Stella." ucap Sisca berapi-api.

"Aku rasa gausah. Makasih, tapi aku sekarang cuma lagi pengen curhat aja kok." aku tersenyum mencoba meyakinkan.

Zona Nyaman✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang