Pagi ini aku kembali berangkat ke sekolah. Yaaah.. Meskipun sebenernya masih capek sih gara-gara semalem main sama Stella. E-ehem. Bukan main yang aneh-aneh lho ya. Kita cuma main perang bantal. Bahkan beberapa bantal sampe keluar isinya. Dan gara-gara itu, aku dimarahin mama hampir sejam. Huft.
Iya, cuma aku doang yang dimarahin. Cewek nyebelin itu langsung pamit pulang masa. Kesel ga tuh kalo jadi aku. Ugh, apalagi hari ini uang jajanku dipotong sama mama. Aaargh kzl. Pokoknya hari ini aku jadi makin sebel sama Stella. Hmph.
Back to topic, aku memasuki ruang kelas yang sudah mulai dihuni oleh siswa.
"Don’t Stop jangan hentikan, My Love slama-lamanya
Tolong biarkan ku lewat seperti ini~
Go To kemana-mana, Heaven bila denganmu
Kuingin terus berlari, Cause I’m Loving You~"Kulirik Stella yang sibuk menyalin PR sambil menggumamkan sebuah musik yang mungkin tengah ia dengar melalui mp3 playernya.
Aku hanya mengacuhkannya lalu duduk di belakangnya.
"Tes, mau ikut nyalin PR Geografi?" tanya Sisca yang duduk di sebelahku.
Aku mengangguk, "geo jam ke berapa sih emang?" tanyaku setelah mengeluarkan buku dan alat tulis dari tas.
"Jam pertama nih. Harus cepet-cepet nyalinnya." jawab Sisca yang masih fokus dengan tulisannya.
Aku pun mulai melakukan hal serupa. Hasil pekerjaan yang entah milik siapa itu mulai aku salin ke buku tulisku.
***
Bel istirahat baru saja berbunyi. Aku mengeluarkan kotak bekal yang tadi pagi aku siapkan. Dengan uang jajan yang dipotong, aku berinisiatif membawa bekal sih hehe.
"Kamu bawa bekal, Tes?" tanya Sisca.
"Iya nih. Kamu kalo mau ke kantin, duluan aja sama yang lain." ucapku. Ia mengangguk.
"Stel, kantin kuy?" ajak Sisca pada Stella.
"Ya kali ga kuy. Yang lain pada bawa bekal yah?" balas Stella.
"Iya. Aku juga lagi bawa bekal nih." ucap Citra yang diangguki oleh Lala dan Kisya.
"Yaudah, yuk Sis." ajak Stella.
Sebelum mereka berdua keluar, terdengar suara ketukan pintu.
Tok.. Tok.. Tok..
"Ya? Mau cari siapa? Nyariin aku yah?" tanya Stella dengan percaya diri.
Nggak heran sih, kebanyakan siswa lain pada sering nyariin dia. Dia kan cewek genit. Tukang baperin orang pula. Huft.
"Bukan kak. Aku mau cari kak Tessa."
Sontak aku pun langsung mendongak untuk melihat siapa orangnya.
Seorang cowok berpostur tegap, dengan kacamata yang terpampang di wajahnya. Di sisi lain aku juga melirik Sisca dan Stella yang tampak terkejut.
Aku menarik nafas kemudian menutup kembali bekalku dan memasukkannya ke dalam laci. Aku berjalan menghampiri orang tersebut.
"Kenapa ya kok nyariin aku?" tanyaku lembut.
Gimana pun juga aku tetep harus sopan kan sama adek kelas.
"Emm.. Aku mau minta tolong kakak buat nge-revisiin hasil laporan study tour kelompokku. Bisa enggak kak?" tanyanya.
"Eh? Aku?" tanyaku sambil menunjuk diriku sendiri.
Aku memandangnya heran. Nggak salah nih? Aku kan cuma sebatas siswi rata-rata di sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zona Nyaman✅
Romance"Aku ingin berterimakasih kepadamu yang telah mengubah hidupku, dan menarikku keluar dari zona nyamanku."