29. Problem

6.8K 624 106
                                    

-Tessa Pov-

"Ihh.. Siapa bilang gitu? Ini tuh jawabannya ada di buku paket halaman 120 nih." aku menunjukkan isi buku paketku.

Saat ini, aku dan yang lainnya tengah berada di perpustakaan daerah.

"Tapi di internet gini, Tessaa." ucap Sisca.

Yaah.. Sebenarnya diantara kami berenam, hanya aku dan Sisca lah yang benar-benar mempunyai kepentingan di perpustakaan ini, sementara yang lainnya hanya ingin ikutan aja.

"Iyaa.. Tapi itu terlalu bertele-tele, Sis. Pake yang ini aja yang simpel, langsung ke intinya." balasku.

"Itu kependekan, Tess.. Ini aja yang lebih lengkap." ucapnya.

"Tapi itu tuh-"

"Mbak, tolong jangan berisik ya."

Sontak kami langsung menoleh kearah seorang mbak-mbak yang muncul di balik pintu.

"I-iya, mbak. Maaf.." ucapku dan Sisca hampir bersamaan.

Orang itu pun kembali menutup pintu ruang referensi yang kami gunakan.

"Tuh kan, kamu berisik sih Sis." bisikku pada Sisca.

"Ih apaan? Orang kamu dulu yang mulai." balas Sisca juga dengan berbisik.

"Enggak ah. Pokoknya kamu."

"Eh kok kamu nyalahin aku sih, Tes."

"Iyalah, kamu yang salah."

"Mana ada. Cewek tuh gapernah salah. Jadi bukan salah aku dong."

"Aku juga cewek kok. Berarti bukan salah aku dong." balasku tak mau kalah.

"Ya ga bisa gitu dong. Terus siapa yang salah?"

"Salahin aja tuh si Stella. Dia kan bukan cewek. Katanya kalo malem jadi Steve."

"Astagaaa.. Kenapa ujung-ujungnya aku yang disalahin sih? Apalah dosa hamba ya Tuhan?" ucap Stella memelas.

"Banyak!" aku dan Sisca kembali menjawab bersamaan.

Terdengar kekehan dari Citra dan Lala.

"Mamam tuh Stel hahahah" ucap Kisya.

Stella menghela nafas panjang.

"Oiya, Tes.." panggil Stella.

"Hmm?" aku masih fokus menyalin informasi ke lembar kerja.

"Minta twoshot dongg~" ucap Stella. Ia duduk berhadapan denganku.

"Enak aja. Bayar 100k dulu dong. Dan ga boleh ada skinship." ucap Sisca tiba-tiba.

"Beuh, dikira twoshot sama member nih hahahah" kekeh Citra.

"Apaan sih twoshot segala?" heranku.

"Iyaa. Itu loh, foto bareng. Buat tugas seni nih." jawab Stella.

"Lah ada tugas seni apaan?" aku mengangkat sebelah alisku menatap Stella.

"Suruh memotret keindahan makhluk Tuhan hehe."

Aku mendengus pelan dan melanjutkan kembali pekerjaanku.

"Ihh dicuekin gitu." sungut Stella.

Aku merasakan pergerakannya menuju ke kursi di sampingku.

"Sini-sini selfie." ia mengangkat ponselnya.

Aku pun menurutinya.

"Say cheese!"

Zona Nyaman✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang