Raskal
.
"Kelas saya akhiri, sampai bertemu di pertemuan berikutnya!"Mendengar kalimat itu gue segera bergegas meninggalkan kelas. Keadaan langit Bandung saat ini udah berubah warna menjadi abu-abu. Semilir angin terasa menusuk kulit, menandakan bahwa sebentar lagi hujan akan turun.
Gue gak bawa jas hujan dan hari ini gue harus langsung pulang ke rumah karena mau hibernasi setelah begadang ngerjain tugas sialan yang menyebabkan kantong mata gue mirip kayak kantong semar.
Tapi kayaknya kesialan lagi berpihak pada gue.
Begitu gue baru aja mengeluarkan motor dari area parkir, hujan turun dengan derasnya. Gue memutuskan untuk berhenti di warung Bi Narsih yang letaknya tepat di depan kampus karena gak mau ambil risiko kena flu nantinya. Gue mau lulus cepet, gak mau sampe ada mata kuliah yang ketinggalan dan menyebabkan gue harus mengulang.
Gue duduk di kursi panjang yang berada di depan warung. Cuma ada gue dan seorang cewek yang asing mukanya menurut gue. Mungkin dia maba. Gue gak terlalu memperhatikan cewek itu, gue memutuskan untuk memesan segalas Milo hangat pada Bi Narsih yang sedang sibuk memindahkan jajanan ke dalam karena takut terkena air hujan.
"Mau dibantuin gak, Bi?"
"Gak usah Kang, ini juga udah mau selesai."
"Serius?"
"Iya. Tunggu bentar ya Milonya."
"Iya santai aja, Bi."
Setelah itu gue mengalihkan pandangan gue pada benda elektronik yang sekarang ada digenggaman gue. Gue menatap nanar gambar yang tertera di layar ponsel. Gue gak tau apa yang gue rasain sekarang. Gue senang ngeliat dia tersenyum, tapi di satu sisi juga dada gue sakit karena penyebab senyumnya mungkin bukan lagi gue.
mikaylaayana
Liked by leoalchandra, darelazio and 890 others
View 58 commentsleoalchandra that smile...
KAMU SEDANG MEMBACA
Tacenda [Republish]
Художественная проза[ON HOLD] (n.) things better left unsaid; matters to be passed over in silence "Not all words should be spoken."