Raskal 5 - Sebuah Awal

319 38 25
                                    

MULMED:
All I ever Need — Austin Mahone
#Rplaylist1

***

Raskal

Desember, 2013

Dulu gue selalu pengen punya hidup yang berwarna

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dulu gue selalu pengen punya hidup yang berwarna. Gue ngerasa kalau hidup gue ngebosenin banget. Gue gak punya banyak temen karena gue yang emang milih buat menarik diri dari lingkungan. Milih buat masang ekspresi dingin setiap ketemu orang lain karena gue emang gak bisa ramah ke siapapun. Gue gak pinter bergaul. Temen gue dikit karena mereka berpikiran kalau gue sombong.

Kerjaan gue setiap pulang sekolah dulu cuma makan, tidur, nonton dragon ball dan belajar, begitu terus tiap harinya. Bohong kalau gue gak kesepian. Gue kesepian. Banget malahan. Gue mau main bola di lapangan komplek sama anak-anak sepantaran gue. Gue mau ngabisin waktu sore gue dengan main balapan sepeda. Gue mau punya banyak temen.

Tapi gue gak bisa.

Gue gak tau caranya.

Gue gak tau caranya ramah sama orang. Gue gak tau caranya nunjukin kepribadian yang hangat ke orang lain. Gue gak tau caranya jadi temen yang baik.

Sampe akhirnya saat hari pertama masuk kuliah, gue bertemu mereka.

Mereka yang pada awalnya gue anggap sangat disgussting karena berisik dan selalu sok akrab sama gue.

Tapi ternyata mereka bukannya sok akrab. Mereka emang mau mengakrabkan diri sama gue. Mereka mau bertemen.

Meskipun cuma gue yang anak sipil diantara mereka, tapi ternyata mereka rela nyamperin gue ke departemen gue walaupun ada beberapa dari mereka yang jarak fakultasnya sama fakultas gue lumayan jauh, Leo salah satunya.

Gue inget banget waktu itu gue baru kelar kelas dalam keadaan laper banget tapi gak tau mau makan sama siapa. Waktu gue keluar, gue nemuin sosok jangkung dengan topi hitam andalannya lagi berdiri sambil nyender di dinding. Awalnya pandangan dia fokus ke layar ponselnya tapi begitu menyadari kehadiran gue, dia langsung menengadah dan melempar cengiran khas seorang Alchandra Leonardy.

"Udah kelar lo?"

"Menurut lo?"

Bukannya merasa tersinggung karena gue jawab sarkas kayak gitu, dia malah ketawa seolah-olah ucapan gue barusan bukan apa-apa. Kadang gue heran deh sama ini manusia, gimana bisa dia sesantai itu? Pantes aja temennya kayak kacang, ada dimana-mana.

"Ya udah makan yok! Laper banget gue anjir."

"Kenapa lo gak makan di Kansen?" kansen yang gue maksud ini adalah Kantin Seni, kantin fakultas dia.

"Boring. Pengen makan bakso Pak Aji gue."

Setelahnya gue gak nyautin apa-apa lagi karena gak mood dan karena udah laper juga. Gue jalan duluan, dan dia mencoba untuk menyamai langkahnya dengan gue.

Tacenda [Republish]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang