Keanu 3 - Tak Terduga

334 52 100
                                    

Keanu

Hari ini seharusnya gue bisa menghabiskan waktu dengan santai-santai di rumah mengingat bahwa sekarang adalah hari Minggu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hari ini seharusnya gue bisa menghabiskan waktu dengan santai-santai di rumah mengingat bahwa sekarang adalah hari Minggu. Namun segala khayalan tentang selonjoran bebas di atas karpet ruang keluarga sambil movie marathon ditemani semangkuk popcorn harus sirna saat sosok cowok jangkung tiba-tiba aja menghebohkan seisi rumah karena kedatangannya yang dalam keadaan... Berantakan?

Ah enggak. Berantakan aja gak cukup buat mendeskripsikan kondisi cowok ini sekarang. Pakaiannya kusut, begitu pun dengan wajahnya. Lebam hampir memenuhi seluruh permukaan wajahnya. Rambutnya persis seperti rambut singa di kebun binatang. Dan jangan lupakan bau alkohol yang menguar saat dia berbicara.

Si goblok ini, Alchandra Leonardy.

Gue gak tau dia abis berantem sama preman mana, tapi yang jelas kondisinya benar-benar memprihatinkan. Darel yang biasanya marah-marah kalau liat dia pulang dalam keadaan hang over kayak gini, sekarang cuma diam sambil sesekali menghela nafas lelah.

"Lo abis ikut tawuran sama sekolah mana, nyet?" itu suara Bara. Gue yakin niatnya ingin menghibur tapi sayangnya gak ada yang tertawa sama sekali karena terlalu sibuk dengan manusia menyedihkan yang sekarang terduduk mengenaskan di atas sofa.

"Perih..."

"Adriel, buruan air dinginnya!"

"Sabar apa, es batunya keras!"

Raskal dan Bara bekerja sama untuk melepaskan sepatu dan jaket yang Leo kenakan. Bahkan kaos cowok itu udah dibuka pula dan sekarang dia cuma pakai jeans dengan bagian atas yang topless.

Darel melangkah menuju dapur untuk membuatkan susu putih sebagai penetralisir pengaruh alkohol. Sedangkan gue hanya berdiam diri di samping cowok itu, menunggu dia bercerita.

Walaupun orang yang lagi hang over itu ngomongnya suka ngaco, tapi konon katanya mereka bakal berkata jujur.

Adriel datang sambil membawa semangkuk air dingin beserta lap untuk mengompres luka lebam yang memenuhi hampir seluruh wajah Leo ini. Gue meraih lap tersebut dan menempelkan pada bagian wajahnya yang lebam. Dia menjerit kesakitan tentu saja, tangan gue bahkan sampai ditebas tapi gue tetap melanjutkan pekerjaan gue itu.

"Lo tuh sebenernya kenapa sih?" kali ini Adriel yang bertanya. Semua orang yang ada di ruangan ini diam, menunggu kalimat apa yang keluar dari mulut Leo.

Setelah kurang lebih dua menit hening, akhirnya dia berbicara, "Dikroyok," suara beratnya terdengar lemah. Jelas Darel gak marah-marah, buat ngajak ngomong aja gue gak tega.

"Kok bisa? Sama siapa?"

Pertanyaan Raskal terjeda karena Darel datang sambil menyerahkan segelas susu putih ke arah Leo, "Minum," katanya dengan nada dinginnya yang khas.

Tacenda [Republish]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang