Bara 1 - Tentang Masa

547 99 42
                                    

Bara

Setiap orang punya cara tersendiri buat ngebahagiain orang yang disayang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Setiap orang punya cara tersendiri buat ngebahagiain orang yang disayang. Ada yang dengan cara ngasih barang-barang branded mahal, ada yang dengan cara melakukan romance action seperti ngasih bunga atau coklat yang diselipin puisi-puisi yang mengharuskan gue nahan muntah kalau membacanya, dan ada yang hanya dengan cara berada di samping orang itu kapan pun dia butuh.

Dan gue masuk ke dalam kelompok orang yang ketiga.

Gue gak punya uang sebanyak itu buat beliin Naina barang-barang mewah yang diagung-agungkan kebanyakan cewek metropolitan jaman now. Bukan berarti gue selalu ngasih dia barang murahan yang dijual di kaki lima atau bazar diskonan. Gue masih sedikit bermodal.

Pernah waktu itu, setelah pengumuman kelulusan SMA, gue berniat buat beliin Naina sepatu yang membuat gue nahan nafas saat lihat harganya. Naina gak bilang sama gue kalau dia minta dibeliin itu, tapi gue yang punya inisiatif buat membelinya.

Malam itu kita lagi berkunjung ke salah satu mall yang ada di kawasan Jakarta Selatan. Naina orang Bandung asli, cuma pas masuk SMP dia pindah ke Jakarta karena pekerjaan ayahnya, dan sekarang keluarga mereka pindah lagi ke Bandung. Ribet banget kan?

Dia memaksa gue untuk masuk ke universitas yang sama kayak dia. Walaupun sempet nolak karena ragu sama kemampuan otak gue ini, gue tetep ngisi formulir pendaftaran. Dan sulit dipercaya sampe sekarang kalau gue bisa lolos seleksi.

Saat itu kita lagi ngeliat-ngeliat boneka buat adik sepupu gue yang besoknya ulang tahun. Sampai akhirnya tiba-tiba Naina bermonolog dengan suara pelan. Pelan banget, nyaris gak kedengeran.

"Lucu deh sepatunya."

Gue yang saat itu berdiri di sampingnya, kontan mengikuti arah pandangannya. Ternyata ke toko sepatu. Ada sepasang wedges berwarna peach dengan hiasan pita di tengahnya yang dipajang tepat di depan toko tersebut.

Saat Naina membayar boneka yang mau kita beli, diam-diam gue melangkah menuju toko sepatu itu. Bertanya pada pramuniaga berapa harga sepatu yang Naina bilang lucu itu, dan setelah tau harganya gue memutuskan buat puasa jajan. Demi beli sepatu itu.

Bukannya seneng, Naina malah marah-marah saat gue dateng ke rumahnya buat ngasih sepatu itu.

"Kamu tuh ngapain sih, Bar? Kamu tau kan ini harganya gak semurah ciki komo yang biasa kamu beli?"

Itu celoteh yang keluar dari mulut Naina setelah membuka bungkus kado yang berisi sepatu pemberian gue.

Cuma dia kali yang dikasih barang mewah malah marah-marah.

"Aku gak mau nerima ah pokoknya kalau kamu ngasih aku yang kayak gini lagi. Sayang uangnya, Bara. Mending kamu tabung buat keperluan kamu."

"Gak setiap hari kali aku ngasih yang kayak gini ke kamu, Nai."

Tacenda [Republish]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang