MULMED:
Stranger — Secondhand Serenade
#Aplaylist1***
Adriel
Gue pikir, rasa bosen yang belakangan ini bersarang dalam diri gue adalah hal yang wajar. Setiap hubungan pasti ada masanya bosen kan? Ada masanya seseorang gak mau ketemu dulu sama pasangannya karena dia lagi ngerasa bosen, dan baru akan ketemu lagi saat dia ngerasa kangen.Iya, bosen itu wajar. Tapi toxic banget buat hubungan.
Gue sempet bosen sama Clara sampe rasanya gue gak mau ketemu dia dulu. Tapi karena kelamaan dibiarin, rasa bosen itu terus bertambah. Bertambah sampe gue punya keinginan buat akhirin hubungan gue dan dia.
Dan kalau itu terjadi, gue gak tau bakal senyesel apa gue nanti.
Gue memandangi sosok cewek yang udah nemenin gue selama tiga tahun kebelakang ini. Cewek yang gak tau apa-apa tentang rasa bosen yang ada di benak gue, sehingga dia menganggap kalau hubungan kami masih baik-baik aja. Cewek yang sekarang berbaring di brankar rumah sakit dengan kondisi hidung yang ditimpa selang oksigen.
Rasanya hati gue remuk. Mungkin kalau gue gak nguat-nguatin diri gue sendiri, gue udah nangis saat ini juga.
"Kamu pulang aja, Riel. Udah jam dua pagi, besok ada kuliah 'kan?"
Suara Tante Hera—tantenya Clara yang tinggal di Bandung— berhasil mengalihkan pandangan gue ke arah perempuan dengan balutan blouse kuning yang sekarang berdiri di samping gue.
"Aku di sini aja Tante sampe Clara bangun," gue memaksakan senyum sebisanya supaya lebih terlihat sopan.
Sejak sore, Clara belum sadarkan diri. Dia emang udah gak pingsan, tapi matanya belum juga terbuka sampe saat ini. Dokter bilang dia cuma lagi tidur, dan baru akan bangun saat kondisinya udah bener-bener membaik.
Kanker darah stadium 2, itu yang dokter jelasin saat gue tanya penyakit apa yang menyerang Clara.
Gila, kemana aja gue selama ini sampe gak tau kalau cewek gue mengidap penyakit kronis?
"Clara... Dia perempuan yang kuat, sama kayak Ibunya."
Enggak, Tan. Dia gak sekuat itu. Dia cuma pura-pura kuat supaya orang-orang gak ngeliat sisi lemahnya.
"Waktu dokter ngefonis dia kena penyakit yang gak bisa dibilang sepele itu, dia hancur banget. Dia gak mau bilang Ayahnya karena takut Ayahnya khawatir atau parahnya kena serangan jantung. Tante yang nemenin dia konsul rutin ke dokter, Tante juga yang nemenin dia kemo setiap dia lagi balik ke Indonesia."
Kenapa?
Kenapa dia gak cerita apa-apa ke gue? Kenapa dia gak minta gue buat nemenin dia ngelawan semua penyakitnya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Tacenda [Republish]
Ficción General[ON HOLD] (n.) things better left unsaid; matters to be passed over in silence "Not all words should be spoken."