Raskal 4 - Datang dan Pergi

386 57 8
                                    

Raskal

Dalam hidup lo dapet banyak pelajaran mengenai beberapa hal, tentang menghargai seseorang misalnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Dalam hidup lo dapet banyak pelajaran mengenai beberapa hal, tentang menghargai seseorang misalnya.

Menghargai mereka yang datang.

Menghargai mereka yang pergi.

Menghargai mereka yang bertahan.

Hidup gue emang gak bisa dibilang mulus-mulus aja, bahkan jauh banget dari kata itu. Gue sendiri gak nyangka kalau gue masih bisa bertahan ngejalanin hidup yang pahitnya sering diumpakan dengan kopi hitam-walaupun menurut gue lebih pahit hidup. Gue pikir, gue bakal berujung loncat dari atas rooftop gedung FT yang terkenal sebagai sarang setan itu saking udah gak kuatnya ngejalanin hidup. Tapi ternyata enggak, otak gue masih waras untuk gak ngelakuin itu.

Selama hidup gue, banyak mereka yang datang. Entah itu sebagai teman, musuh, atau hanya sebatas orang asing yang gak punya peran penting. Gue menghargai mereka. Sekalipun gue tahu mereka yang datang pasti akan pergi.

Dan untuk mereka yang pergi, gue juga harus tetap menghargainya. Pergi itu pilihan mereka dan gue gak berhak untuk mengatur apa yang jadi keputusan mereka. Sekalipun orang terdekat gue yang pergi, sekalipun orang itu udah ninggalin banyak kenangan di hidup gue, tetap gue gak berhak untuk menahannya supaya bertahan.

Seperti ayah yang memutuskan pergi bersama bahagiannya yang baru. Sepengen apapun gue menahannya, gue tetap gak bisa. Bunda pun begitu. Dia membiarkan ayah pergi bukan karena dia udah gak mencintainya lagi, tapi karena dia sadar kalau ayah gak bahagia saat sama dia. Meskipun gue sendiri bingung apa yang kurang dari bunda sehingga ayah merasa gak pernah puas memilikinya.


Dan terakhir... Mereka yang bertahan.

Bertahan untuk tetap berada dalam hidup gue. Bertahan untuk tetap menjadi bagian hidup gue. Kalau yang ini jelas gue harus menghargainya.

Bunda, Rayka, temen-temen satu rumah gue yang sekarang, dan dia...

Mikayla Beryl Ayana.


Gue gak pernah berhenti manjatin syukur karena Tuhan masih baik sama gue karena mengizinkan mereka tetap bertahan dalam hidup gue, seenggaknya untuk saat ini. Ya walaupun gue sempat bego karena udah nyia-nyiain Kayla-sekarang pun sebenernya masih bego walaupun udah mendingan dikit.

Udah satu bulan lebih gue dan Kayla deket kayak gini. Dan selama satu bulan itu gue jarang nemuin dia berangkat atau pulang bareng Leo. Leo kelihatan menjaga jarak dari Kayla padahal gue gak masalah kalau misalnya mereka masih sedeket dulu.

Ya... Rada takut dikit sih.

Takut gue keduluan sama dia, hehe.

"Lo sekarang jarang main sama Leo ya, Kay?" tanya gue setelah selesai mengunyah suapan terakhir nasi goreng yang gue pesan tadi.

Tacenda [Republish]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang