BAD || MYG

42. Last

..
.

3 years later

"Kalian berdua sudah bisa mencium satu sama lain" Taehyung tersenyum menatap Hyora.

Gaun pengantin yang Hyora gunakan sangatlah indah.

"Hyora..." bisik Taehyung.

"Ra.." Taehyung mulai mendekatkan wajahnya.

..
.

BUGH!!!!

"Apasihhh anjir!" Hyora yang tertidur pulas kini dibangunkan oleh tendangan maut sang kakak, Taehyung.

"Bangun eta belanja bulanan sono" ucap Taehyunh dengan handuk yang masih menempel di pinggangnya.

"Kenapa bukan oppa aja sih"

"Kan gua mandi"

"Segitu pamernya sampe ke kamar adek sendiri"

"Gua ga kesini pun lu bakal liat gua terus. Secara appa lu nyuruh gua jagai lu disini"

"Cih"

"Sono elah" dilemparnya bantal kearah Hyora.

Taehyung ditugaskan untuk menjaga Hyora dan Jungkook selama mereka berdua berada di luar kota, untuk melanjutkan kuliahnya.

Jimin? Jangan tanya. Ia sedang mengejar impiannya sebagai seorang pengacara.

Hoseok? Dia sudah bekerja disebuah perusahaan ternama di korea. Dia juga seorang pembalap mobil terkenal.

Jangan tanya soal Yoongi. Hyora belum menerima kabar apa apa darinya.

Dengan malas Hyora melangkah dari kamarnya.

"Kuk temenin belanja bulanan"

"Males ah. Mau turnamen dulu"

Sebuah jaket denim melayang.

"Turnamen mulu. Game mulu. Kuliah woy kuliah"

"Nuna pun ga kuliah..."

"Kan gaada kelas. Temenin gece"

"Satu syarat"

"Susu pisang okey"

Mereka berdua pun pergi ke sebuah mini market.

"Apa lagi?" Hyora mengecek sang adik yang sedang membaca sebuah kertas.

"Pencukur? Loh? Nun.."

"Oppa tae bukan gua" ucap Hyora.

"Nanti aja lah itu. eum.. ini pengharum ruangan"

Hyora berjalan menyusuri rak barang.

Ia terhenti.

Ia melihat seseorang yang tak asing.

"Oppa??" Bisiknya.

Orang itu masih sibuk memilih sebuah produk.

Hyora meletakkan keranjang belanjaannya dan berjalan mendekati pria itu.

Pria itu kemudian meninggalkan tempatnya. Hyora masih terdiam.

"Nun? Kenapa?"

"Kuk.. Yoongi ada disini kan???"

"Eung? Ngga tauu. Dia gaada kabar" ucap Jungkook.

"Gua barusan liat diaaaa" ucap Hyora mengguncangkan tubuh Jungkook sampai Oreo dan susu yang ia pegang terjatuh.

"Nuna ih oreo guaa jadi serpihan kann!" Ucapnya kesal.