(13) Natal Bersama Weasley

1K 98 6
                                    

Mohon maaf lahir dan batin. Dan mohon maaf telah menghilang selama kurang lebih... apakah itu tiga bulan? Hehe

Tiga bulan yang penuh galau antara pengin lanjut atau nggak. Sebenarnya galaunya di ceritaku sih, kalau terjemahan aku fine fine aja, toh cerita orang tinggal diterjemahin doang. Lah, ceritaku sendiri? Harus mikir dan sekarang aku lagi demam drama Netflix, jadi yaaaaaa waktuku banyak tersita buat nonton film HEHE

Jadi, sekarang kuputuskan untuk menyelesaikan TMATF dulu. Untuk sementara Remember Me bakal hiatus sampai TMATF kelar Hehe (lagi)

➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖

Harry tidak bisa menjauhkan matanya dari gambar yang disebut sebagai Dark Prince. Semua tentang Dark Prince begitu familiar. Gayanya, bagaimana cara ia memegang tongkat, topeng peraknya, semuanya terlihat seperti yang Harry ingat. Harry menatap Dumbledore yang sedang menatapnya pula, mengamatinya dengan mata birunya.

Sebelum Harry membuka mulutnya untuk bicara, suara bising mmembut semua orang di kantor berputar. Ron datang menerobos pintu, mencengkram salinan koran di tangannya. Hermione Ginny, dan Damien di belakangnya, semuanya tampak pucat.

"Profesor Dumbledore! Profesor Dumbledore, Sir! Ini, ini bukan Harry! Dia bersama kami. Ini bukan Harry!" Ron berteriak keras. Ron kehabisan napas karena berlari dari Aula Besar.

"Mr Weasley," Dumbledore berkata tenang. "Tolong tenang. Aku tahu itu bukan Harry," lanjutnya.

Harry berputar dengan kaget saat melihat kepala sekolah.

"Oh... um... bagus," kata Ron, malu. Wajahnya berubah menjadi merah seketika. "Ah, um... saya akan... saya akan keluar kalau begitu," katanya saat Profesor Mcgonagall memberi tatapan padanya dan yang lainnya untuk keluar.

Saat pintu tertutup, Harry kembali menatap kepala sekolah.

"Kau tidak berpikir kalau itu aku?" tanya Harry, tidak percaya kalau Dumbledore begitu mempercayainya.

"Tidak, Harry. Aku tidak berpikir itu kau," Dumbledore meyakinkannya.

James dan Lily berdiri dari duduk dan berdiri di belakang Dumbledore. Keduanya tampak tertekan.

"Aku hanya menyuruhmu untuk datang karena aku tidak mau kau masuk ke Aula tanpa mengetahui kejadian ini."

Harry masih ragu tapi dia memilih untuk diam. Kepalanya masih memikirkan yang baru saja dilihatnya.

"Aku belum mendapatkan informasi apapun dari Kementrian, tapi aku yakin mereka akan mengirimnya segera," kata Dumbledore, menatap James dan Lily.

"Kau yakin mereka tidak akan berpikir bahwa itu Harry, Dumbledore?" tanya James, kegugupannya terdengar jelas dalam suaranya.

Harry menyadari tangan ayahnya telah mengepal dan matanya dipenuhi kecemasan.

"Harry di sini saat insiden itu terjadi. Akan banyak saksi yang akan mengatakan kalau Harry berada di Pesta. Dia tidak meninggalkan Hogwarts setelahnya! Mereka tidak bisa menyalahkan Harry untuk ini! Di samping itu, bisa siapa saja yang berada di balik topeng!" Lily cepat berkata.

Dumbledore menatap Lily dengan baik.

"Jangan cemas, Lily. Harry aman," Dumbledore meyakinkannya.

Bagaimanapun, Harry mengabaikan perkataan terakhir dan berjalan ke pintu.

"Harry?" Lily memanggilnya.

"Sepertinya kalian telah selesai, aku harus pergi," kata Harry dengan kekerasan di wajahnya ketika menatap Dumbledore.

A Part Of Me ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang