Mata hari sepertinya masih malu untuk menampakkan wajahnya. Tapi aktivitas di rumah besar yang sangat jauh dari kata kehidupan sudah di mulai. Beberapa pria bertubuh tegap dan berbaju hitam nampak berjalan kesana kemari untuk mengecek kondisi rumah.
Kita beralih kedalam rumah yang sangat mewah namun nampak berbau mistis. Bukan menyeramkan lebih tepatnya sunyi. Sangat tidak pantas jika rumah se indah ini di sebut rumah hantu.
"Sepertinya selera makan nona yewon sedang tidak bagus" seorang wanita yang sangat cantik dan tinggi berucap sambil membuka tudung saji dan memperlihatkan makanan yang dia siapkan untuk majikannya tidak di sentuh sama sekali.
"Apa masakan ku tidak enak?" lanjutnya, "apa kau bercanda" bantah seorang wanita yang berpakaian hitam dan jangan lupakan tatapan sinis yang identik dengan dirinya, "masakan mu yang terbaik" ucapnya melanjutkan langkahnya.
Tidak ada yang mereka tidak tahu tentang Yewon. Mereka seperti udara dan jantung bagi Yewon. Jika Sowon bertugas menjaga dan menyediakan apa pun untuk Yewon berbeda lagi dengan Sinb, gadis yang sedikit bertingkah seperti lelaki itu memiliki tugas untuk melindungi Yewon dengan caranya yang sedikit sadis, membunuh sepertinya sudah melekat pada diri gadis itu.
Sinb memiliki peran penting untuk menjaga Yewon karena siapa pun yang mengetahui keberadaan Yewon maka artinya dia sudah siapa untuk membunuhnya. memang terdengar menakutkan namun itu adalah kewajibannya. Sumpah yang pernah dia ucapkan Sinb adalah "Nyawa Yewon lebih berharga dari nyawa kedua orang tuanya" jadi dengan cara apapun Sinb akan memastikan jika Yewon dalam keadaan baik-baik saja.
Tok tok tok...
Sinb menghentikan laju roti yang hendak masuk kedalam mulutnya, "siapa yang bertamu sepagi ini" ucapnya kesal dengan seseorang yang sudah mengganggu acara sarapannya.
"Sowon eonnie ada tamu" ucap Sinb memanggil Sowon dan melanjutkan menggigit rotinya.
"Apa kau bercanda Sinb" jawab Sowon yang berteriak dari kamarnya.
"Aku tidak ber...." jawab Sinb tergantung dan jackpot, seperti baru menyadari sesuatu yang penting Sinb-tiba tiba menghentikan aktivitasnya, mengambil senjatanya untuk berjaga-jaga.
Tidak mungkin ada seorang tamu yang datang kerumah ini. Jika itu mr. Kim dia tidak mungkin mengetuk, pria tua itu pasti akan langsung masuk. Baiklah jangan pikirkan itu, jangankan mengetuk pintu berkunjung kerumah ini untuk menengok Yewon saja tidak pernah.
Terlihat Sowon berlari menghampiri Sinb, tidak lupa pistol yang di pegang gadis itu untuk berjaga jaga, "Sinb waspada! Kita tidak tau tamu itu siapa!" ucap nya.
Sinb menoleh dan mengamati seisi rumah "apa nona Yewon aman?" tanyanya dengan cemas.
"Dia aman, dia di kamarnya" jawab Sowon.
Jangan salahkan Sinb dan juga Sowon yang sangat berhati-hati jika ada tamu yang berkunjung. Dan jangan tanya kenapa Sinb dan Sowon yang seperti sudah sangat mahir menggunakan pistol. Senjata itu telah melekat pada diri mereka, jika gadis muda biasanya menghabiskan waktunya untuk berbelanja atau sekedar merawat diri, maka itu tidak berlaku bagi kedua wanita yang saat ini masih dalam mode waspada.
Mereka berjalan dengan sangat hati-hati, berusaha tidak menimbulkan suara sekecil apapun dari tubuh mereka. Sowon berada tepat di belakang sinb memberi aba-aba pada gadis tomboy itu "dalam hitungan ke tiga kau buka pintunya" perintahnya.
Sinb mengangguk paham "apa kita langsung menembaknya" tanya Sinb atusias. Sinb seperti seorang predator jika sudah berhadapan dengan pistol.
"Jangan gegabah, Sebaiknya amati terlebih dahulu" jawab Sowon. Sinb mengangguk mengerti, di balik lubang kecil Sinb mengamati beberapa pria yang berdiri tepat di depan pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
PINK MOON! [COMPLETED STORY]
Fantasy[TERBIT] #BelumRevisi Jangan permainkan takdir ku [Yewon]