"Dasar anak bodoh!"
Betapa kerasnya bentakan yang di keluarkan oleh seorang pria tua kepada putrinya. Suara kerasnya bahkan mampu tembus ruangan yang kedap suara. Tak tanggung-tanggung pria itu bahkan melayangkan tangannya pada pipi sang putri.
"Aku sudah pernah katakan untuk berhati-hati" teriaknya lagi, "ayah aku benar-benar sudah melakukannya dengan hat..." ucapannya terpotong saat pria tua itu kembali melayangkan tangannya pada pipi sang putri.
Pukulan demi pukulan wanita itu terima, tidak ada kata ampun walalu wanita itu telah tidak berdaya, "kau tahu Hwang Eunbi! kau di lahirkan sebagai bayangan hitam" ucapnya dengan tegas.
Pria itu menarik secara kasar rambut Sinb tanpa ampun. Amarah pria itu benar-benar tidak bisa dia kendalikan lagi, "kehidupan mu telah di atur, mati atau tidak semua telah di tentukan dalam buku keluarga kita" lanjutnya.
"Aku bisa saja memajukan kematian mu jika kau berani menghalangi rencana ku" ucapnya lagi.
Bertahun-tahun lamanya Sinb menjalani kehidupan sebagai boneka hidup ayahnya, kehidupannya tidak ada yang berjalan dengan baik. Kekuasaan adalah hal yang bisa membuat hidup ayahnya senang. Namun untuk detik ini pria yang berstatus sebagai ayahnya masih belum puas dengan apa yang dia miliki saat ini.
"Cepat temukan Yewon atau nyawa mu sebagai gantinya" ucapnya menghempas tubuh Sinb dengan keras.
Wanita itu berjalan dengan gontai, saat pintu di buka Sinb menjadi pusat perhatian para anak buah ayahnya. Tidak ada yang berani bertindak karena mereka juga merasa takut pada ayah Sinb.
🟣🟣🟣
Di rumah tempat Yewon di sembunyikan terlihat ketegangan antara Namjoon dan Sowon. Namjoon menatap Sowon dengan tajam.
"Apa mau mu?" tanyanya, "tidak ada?" jawabnya singkat.
"Jangan berbohong, aku tahu siapa kau" lanjut Namjoon berteriak.
Sowon hanya menatap dan memberi senyuman kecut pada Namjoon, "jika kau sudah tahu siapa aku, lalu untuk apa kau bertanya mau ku?" tanyanya Sowon dengan nada lantang.
Namjoon terdiam mendengar suara keras dari wanita itu, ia diam bukan karena tidak bisa menjawab. Saat ini dia mencoba untuk menahan diri agar tidak membongkar identitas Sowon didepan orang banyak.
"Bukan kah kau pintar?" lanjut Sowon, "tujuan kita sama!" lajutnya dan pergi meninggalkan Namjoon yang diam di tempatnya.
Namjoon diam di tempatnya memikirkan cara agar dirinya bisa memiliki penuh atas Yewon. Ke-egoisan memang menjadi sifat bawaan Namjoon karena dengan egois dia bisa melupakan semua orang-orang baik yang ada di sekitarnya.
"Temukan Yewon malam ini juga!" Namjoon berucap pada alat yang terhubung pada semua pasukannn pengawal.
Seorang pria berdiri tepat di belakang Namjoon, pria itu mendengar semuanya pembicaraan Namjoon dan juga Sowon. "sejak awal aku memang sudah curiga pada mu" ucapnya.
Namjoon bergitu terkejut "J...jhope" ucapnya terbata, "apa yang kau sembunyikan dari kami?" tanyanya lagi, "ti...tidak ada" jawabnya.
"Baik, sikap mu yang membuat ku tidak percaya lagi dengan mu, maaf Namjoon detik ini aku sudah tidak bisa membantu mu lagi" ucap Jhope dan pergi meninggalkan Namjoon.
Pria itu terlihat panik, namun dia tidak bisa berbuat apa-apa. Tangannya merogoh saku celananya dan mengeluarkan benda pipih dari saku celananya.
"Bunuh dia!" perintah Namjoon pada seseorang.
KAMU SEDANG MEMBACA
PINK MOON! [COMPLETED STORY]
Fantasy[TERBIT] #BelumRevisi Jangan permainkan takdir ku [Yewon]