Pagi yang cerah namun dipenuhi dengan rasa sunyi. Kegiatan pagi ini nampah berkurang tidak ada aktifitas yang istimewa dirumah besar kediaman Kim. Hanya terlihat beberapa pengawal yang sedang melakukan tugasnya yang dipimpin oleh Namjoon.
Dengan stelan jas hitam, serta peralatan lengkap menambah kesan misterius. Namjoon membagi tugas, menempatkan setiap orang pada setiap sudut rumah. Sikap tegas, berwibawa dan ketampanan wajahnya membuat semuanya larut menjadi satu, membuatnya menjadi sosok pria yang didambakan oleh setiap orang wanita.
Suara panggilan ponselnya membuatnya memberi perintah agar semua pengawal kembali berjaga-jaga disetiap sudut rumah, setelah semua pergi baru-lah dia mencari tempat yang aman untuk mengangkat telpon.
"Bagaimana! apa kau menemukan sesuatu?"
Namjoon terlihat serius saat mengangkat telpon seseorang, wajahnya bisa menunjukkan ekpresi yang berbeda-beda di setiap detiknya.
"Cari informasi apapun tentang wanita itu, serahkan semua informasi yang kau dapat besok pagi. Apa kau mengerti?" ucapnya tegas.
"Apa yang kau sembunyikan dari kami!"
Namjoon di buat terkejut dengan kehadiran Sinb di belakangnya, mata mereka saling bertemu, saling mencari informasi dalam tatapan.
"Kau lebih mengenal Yewon ketimbang aku, lalu untuk apa kami menyembunyikan sesuatu dari mu" jawab Namjoon sesantai mungkin.
"Kau seharusnya paham dengan pertanyaan ku?" ucap Sinb dengan sangat tajam.
Namjoon hanya mentapa Sinb lelah, dengan senyuman liciknya pria itu berjalan mendekati Sinb.
"Berhati-hati lah, domba jauh lebih menakutkan dari domba" ucap Namjoon tepat di kuping Sinb.
Sinb sedikit terkejut dengan kalimat tajam Namjoon, bohong jika dia tidak mengerti dari maksud pria itu. Dia hanya diam di tempatnya, menunggu Namjoon untuk melanjutkan kalimatnya.
"Jika kau bisa membantu ku, maka pekerjaan kita selesai"
"Maksud mu?" tanya Sinb bingung
"Mungkin kau sudah tahu pekerjaan apa yang aku maksud, ayah mu mengirim mu ke mari pasti dengan satu alasan" jelas Namjoon santai.
Sinb terdiam di tempatnya, merasa telah di permainkan oleh semua orang yang ada di sekitarnya dan Namjoon menambah alur panjang dalam kehidupannya.
"Tujuan kita sama, tapi bedanya aku mengendalikan semuanya sendiri. Sedangkan kau?" namjoon menggantung ucapannya, namun tatapan tajam yang di arahkan pada sinb seperti pisau tajam yang siap membunuhnya dalam hitungan detik, "kau hanyalah boneka yang di gerakkan oleh ayah mu" lanjut Namjoon.
Wanita itu seketika menegang, mencoba memahami maksud Namjoon namun tidak berhasil. Bukan tidak berhasil, tepatnya mencoba tidak memahami apa yang di maksud Namjoon.
"Dan apa kau tahu, salah satu di antara kita memiliki tujuan yang sama" ucapnya, "tapi aku belum bisa menyimpulkan apakah dia juga memiliki tujuan yang sama atau bahkan tujuan yang lebih besar dari kita" jelasnya lagi.
"Berhati-hati lah, mungkin saja dia bisa membunuh mu jika kau berhasil mengetahui rencananya" ucapnya menepuk pundak Sinb dan berlalu begitu saja.
Tanda tanya besar mulai muncul dalam benak Sinb, berfikir keras cara untuk bisa lepas dari alur cerita kehidupan yang dia jalani. "Mungkin semua akan berakhir jika kau mati" ucapnya kesal.
Teka-teki kehidupan baru saja di mulai, berawal dari rumah besar yang di tempati oleh 9 manusia yang berbeda. Tujuan hidup pasti ada, namun baik atau buruk tidak ada yang tahu. Dari 9 manusia sudah ada 3 manusia yang memiliki tujuan yang jelas, kemungkinan sisa dari mereka pasti memiliki tujuan yang sama.
KAMU SEDANG MEMBACA
PINK MOON! [COMPLETED STORY]
Fantasy[TERBIT] #BelumRevisi Jangan permainkan takdir ku [Yewon]