Mentari bersinar dengan cerah, menyapa sepasang suami istri yang masih menikmati indahnya mimpi. Mereka Suga dan Yewon, sepasang manusia yang memiliki predikat baru sebagai suami istri. Mungkin terdengar sedikit aneh namun Suga sangat senang dengan status baru mereka.
Mulai detik ini pria itu memiliki tanggung jawab untuk mencintai, melindungi dan merawat hmmm... istrinya. Suga hampir saja tertawa saat kata istri terbesit di kepalanya.
"Saranghae!" ucapnya sambil megecup kening Yewon yang masih terlelap dalam pelukannya.
Rasa-rasanya tidak perlu dan kurang pantas jika menjelaskan lebih rinci tentang kegiatan panas yang mereka lakukan semalam. Kalian bukan lagi anak kecil, kalian bisa menjelaskan atau bahkan membayangkannya sendiri. Agar adil dalam pembagian dosa.
Yewon menggeliat kecil saat merasakan sesuatu yang mengganggu tidurnya. Suga hanya tersenyum dan menyadari bahwa istrinya sangat lah cantik dan lucu.
"Bangun putri tidur!" ucap Suga menyingkarkan beberapa helai rambut yang menutupi wajah Yewon. Yewon hanya bergerak sedikit dan mempererat pelukannya lalu menenggelamkan wajahnya di dada bidang Suga. Ia masih merasa sangat nyaman berada dalam pelukan Suga.
Suga tersenyum lebar memamerkan gigi-gigi putihnya, ia memeluk Yewon dengan sangat erat sambil mengecup ubun-ubun Yewon. Ia benar-benar merasa sangat bahagia, ini adalah kebahagian sederhana yang begitu tidak ternilai, memiliki Yewon dan hidup bahagia bersama Yewon. Suga hanya memohon agar Tuhan tidak mengambil kebahagiannya.
Jujur saja ia masih menginginkan hal ini tapi waktu tidak bisa menunggu mereka lebih lama lagi. Yewon dan Suga harus segera bangun karena waktu tidak akan menunggu mereka. Terlalu banyak kegiatan baru yang harus mereka lakukan dan salah satunya adalah ke kota.
Yewon segera bangun dari tidurnya, mengikat rambutnya dan disusul Suga yang kini ikut bangun. Mereka pergi untuk membasuh muka, hanya membasuh karena mereka tidak memiliki waktu lagi untuk bersiap-siap.
Mereka keluar dari rumah mereka dan disambut oleh pendeta tua. Mereka membungkuk hormat, "kalian sudah siap?" tanya pria tua itu dan Suga mengangguk.
"Ini mobil yang bisa kalian pakai untuk pergi kekota" ucapnya sambil menyerahkan kunci mobil, Suga menerima dengan sopan kunci mobil itu. Yah.. bisa kalian bayangkan bagaimana kondisi mobil itu, tidak mewah hanya sebuah mobil dengan dua penumpang dan bak terbuka di belakangnya.
"Ini hadiah kecil dari ku" pria itu berucap lagi dan memberikan kotak kecil pada Suga.
"Ini terlalu berlebihan, dengan kau menikahkan kami itu sudah sangat cukup" jawab Suga menolak, "ku mohon terima lah, aku akan merasa kecewa jika kau menolaknya" sambungnya lagi. Dengan ragu Suga menerima kotak kecil itu lalumembukanya.
Sebuah cincin pasangan yang sederhanan namun sudah sangat membuat Suga senang. "Terima kasih" ucap Suga dengan sopan, "cepat pakaikan pada istri mu" pinta pria tua itu.
Suga melepas cincin dari tempatnya lalu meraih tangan Yewon dan memasangkan cincin cantik itu dari jari manis Yewon. Yewon ikut tersenyum sambil memandangi cincin kecil yang bersemat ditangannya. Ia beralih menatap Suga sambil tersenyum lalu mengalihkan pandangannya pada pria itu lalu mengucapkan terima kasih.
"Ini daftar belanjanya" ucap pria itu memberi selembar kertas.
Yewon menerima daftar belanjaan dan segera pamit untuk pergi. Suga juga melakukan hal yang sama lalu menyusul sang istri.
Perjalanan mereka terbilang sangat lama karena tempat mereka dan kota sangatlah jauh. Tapi itu tidak masalah selama ada Yewon di sampingnya Ssuga akan selalu senang. (ya ampun kenapa aku buat Suga bucin banget yak!?)
KAMU SEDANG MEMBACA
PINK MOON! [COMPLETED STORY]
Fantasy[TERBIT] #BelumRevisi Jangan permainkan takdir ku [Yewon]