Semua berhak mencintai karena itu adalah salah satu pelengkap dalam kehidupan manusia. Mencintai adalah hal tersulit dalam hidup karena tidak semua hal berjalan lancar hanya dengan kalimat mencintai. Dalam hal mencintai pasti akan banyak krikil-krikil kecil dalam kehidpan yang menjadi pelengkap cerita dalam mencintai.
Disetiap penjuru dunia pasti ada yang telah muak mendengar kata cinta, lelah menghadapi macam masalah yang muncuk karena kata cinta dan pada akhirnya memilih untuk berhenti.
Seseorang harus tetap sadar saat rasa cinta datang pada diri mereka, karena jika semua terlalu terlena dengan cinta maka berakhirlah sudah waktu untuk bermain dengan rasa cinta karena sebaliknya rasa cinta yang akan mempermainkan mu.
"Oppa, apa semua akan baik-baik saja?" tanya Yewon khawatir, pertanyaan Yewon seperti memposisikan Suga pada tebing tinggi dan curam, satu langkah yang salah maka berakhirlah semua.
"Semua akan baik-baik saja asal kau bersama ku" jawabnya dengan yakin.
Suga terlalu bodoh dan terlalu menutup mata tentang hal-hal buruk yang mungkin akan terjadi pada mereka.
"Sekarang kita akan kemana?" tanya Yewon, "menikah!" jawab Suga. Langkah kaki Yewon berhenti di ikuti Suga yang ikut berhenti.
"Oppa!" panggil Yewon dengan pelan. Suga menatap Yewon takut, perasaan takut mulai menyerangnya. Raut wajah Yewon membuat Suga ragu dengan keputusannya, apa artinya Yewon tidak mencintainya?.
"Kenapa, apa kau tidak ingin menikah dengan ku?" tanya Suga takut. Yewon menunjukkan wajah ragu sambil menatap Suga. Jantung Suga semakin berdegub kencang, ia belum siap menerima kenyataan jika Yewon mengucapkan kalimat penolakan.
"Menikah itu apa?" tanya Yewon dengan polosnya.
Pria itu hampir saja jatuh tersungkur jika saja dia tidak menggenggam tangan Yewon. Suga lupa jika gadis yang dia bawa ini masih di bawah umur, tidak mengerti dengan hal-hal dewasa. Ia lupa jika gadis yang dia bawah ini memiliki pola pikir seperti anak TK.
Dengan sabar Suga menjelaskan kepada Yewon, entah itu dimengerti atau tidak yang jelas dia sudah mencoba menjelaskan sesingkat mungkin. "Menikah itu seperti menyatukan kita, ketika kita menikah siapapun tidak akan bisa memisahkan kita" jelasnya sebagai penutup.
"Kau mengerti?" tanya Suga memastikan dan Yewon mengangguk dan memberi senyuman manis untuk pria. Suga mengelus lembut pucap kepala sambil tersenyum manis.
"Aku tidak mengerti, tapi jika dengan menikah kita tidak akan terpisah maka aku akan menikah dengan mu" jawab Yewon yakin.
Suga bersumpah hari ini adalah hari yang paling bersejarah dalam hidupnya, hari dimana seorang gadis yang dia cintai membalas cintanya. Dimana dengan bodoh dan egoisnya ia membawa seorang gadis pergi bersamanya tanpa persiapan apapun. Dengan bodohnga ia mengajak gads itu untuk menikah.
"Kita akan pergi jauh, tidak ada Sowon, Sinb dan juga para pengawal mu"
Yewon menujukkan ekpresi yang sulit untuk di mengerti oleh Suga, namun ke egoisan seakan berbicara padanya untuk tidak mengambil pusing apapun yang Yewon pikirkan. Keegoisannya seakan berucap tidak perlu pedulikan hal-hal lain, lihat Yewon ada di samping mu dan sudah menjadi milik mu.
Untuk kali ini biarkan cinta yang berbicara, biarkan takdir mengalah dan membiarkan cinta yang melangkah. Akan sulit jika takdir dan cinta saling beradu argument karena pada dasarnya takdir akan tetap menang. Takdir hanya mengalah untuk sesaat namun saat takdir merasa cukup untuk beristirahat maka waktu akan membantu takdir Menyadarkan cinta yang salah.
Entah sudah berapa kilo meter Suga dan Yewon melangkah, tidak terhitung sudah berapa jam mereka berjalan tanpa henti. Tujuan mereka belum jelas namun cinta seperti mendorong mereka tetap melangkah.
KAMU SEDANG MEMBACA
PINK MOON! [COMPLETED STORY]
Fantasy[TERBIT] #BelumRevisi Jangan permainkan takdir ku [Yewon]