Pagi ini Yewon melakukan hal seperti biasa yaitu menonton drama kesayangan di TV , drama yang beberapa hari ini mengganggu pikirannya. Drama yang selalu membuat pikiran Yewon melayang-layang kepada kejadian Suga menyatukan bibir mereka. Walau kejadian itu tidak berlangsung tiga detik, tapi kejadian itu menggangu pikiran Yewon selama tiga hari.
Saat ini penghuni rumah sedang menjalankan aktivitas mereka ada yang memasak, berkeliling rumah untuk menjaga ke amanan, bahkan ada yang sedang bercocok tanam.
Suara bel mengagetkn Yewon, membuat gadis itu mengalihkan pandangannya dari televisi. Sinb terlihat melewatinya begitu saja.
Sinb berjalan kearah dapur, membuka pintu samping. Yewon yang penasaran akhirnya memilih bangkit dari duduknya dan mengintip kegiatan Sinb.
Bisa Yewon lihat seorang pria tua terlihat membawa keranjang dengan sayuran didalamnya. Rupanya hari ini rumah mereka kedatangan petugas lagi, seorang pria tua yang sangat dipercaya oleh Mr. Kim untuk mengirimkan pemasok bahan makanan ketempat Yewon.
Wajah pria itu terlihat tidak bersahabat, bisa dikatanakan ia mendapat sial karena Sinb yang menyambutnya dengan tatapan aneh dan juga menyebalkan.
"Ajussi kau datang lagi" tanya Sinb, "jika aku tidak datang kalian pasti akan mati karena kelaparan" jawabnya dengan sedikit ketus.
"Kau ini kenapa menjawabi ku dengan nada ketus" protes Sinb.
"Diamlah anak nakal, sekarang bantu aku bawa ini kedalam" ucap ajussi memerintah dan memberikan satu karung beras pada Sinb.
"Tidak mau, ajussi bawa saja sendiri" ucap Sinb menolak lalu pergi meninggalkan ajussi yang masih sibuk menurunkan beberapa bahan makanan dari mobil pick up nya.
"Yak, dasar anak nakal" teriak pria tua itu.
Yewon mengikuti Sinb secara diam-diam ternyata wanita itu kini berada dimeja makan. Yewon masih mengintip, enggan untuk ikut dalam obrolan pria itu dan Sinb. Ia bersembunyi saat pria tua itu menghampiri Sinb lalu meletakkan keranjang sayuran pada tempatnya. Yang Yewon harapkan saat ini adalah semoga dia tidak bertemu dengan Suga. Kalian tau alasannya kan? Jadi ku rasa aku tidak perlu menjelaskannya lagi.
"Ajussi kau bekerja pada keluarga Kim sudah sangat lama dan kau di percaya mengantarkan makanan pada kami yang berada sangat jauh dari kota"
"Lalu inti dari pertanyaan mu apa?"
"Aish kau ini kenapa nada bicara mu tidak pernah bagus kepada ku" keluh Sinb, "lupakan itu! ajussi apa yang di lakukan wanita seusia ku di kota" lanjut Sinb bertanya.
"Sangat banyak!"
"Contohnya!"
"Menonton, jalan-jalan, berbelanja dan masih banyak lagi"
Yewon mendengar itu, rasanya tidak terlalu tua bagi Yewon tidak mendengarnya. Ia merasakan sedikit rasa bersalah pada Sinb, tidak bisa di pungkiri atau dielak lagi semua orang yang ada bersamanya terkurung karenanya. Mereka harus merelakan kehidupan mereka demi menjaganya. Bukan kah ini tidak adil bagi mereka.
"Maafkan aku Sinb eonni" ucap Yewon lirih.
"Ajussi apa setelah ini kau akan kembali ke kota"
"Tentu saja! kau pikir aku akan kemana lagi"
Yewon mendengarnya, mendengar jika ajussi itu akan pulang ke kota. Yewon tersenyum mendengarnya! ide muncul begitu saja dalam kepalanya. Tolong jangan ragunya kemampuan berfikir Yewon, dia masih terbilang muda namun ide licik tidak akan mempengaruhi usia.
Sinb mengambil beberapa makanan dari dapur lalu duduk di depan TV sambil menunggu ajussi menyelesaikan pekerjaannya. Mengajak ajussi itu mengobrol sama saja menguji nyali Sinb.
KAMU SEDANG MEMBACA
PINK MOON! [COMPLETED STORY]
Fantasy[TERBIT] #BelumRevisi Jangan permainkan takdir ku [Yewon]