So Hyun hilang. Apa arti dari kata itu untuk Kyuhyun? Berartikah?
Hilangnya So Hyun terus berkeliaran di otak Kyuhyun, namun sungguh brengsek karena pria itu merasa biasa saja. Ia hanya duduk dalam diam, membiarkan Yoo Jin mengobati luka yang ia dapat karena pukulan Heechul.
Membahas tentang Heechul, pria itu tidak lagi berada di kediaman Cho Kyuhyun. Ia sudah pergi setelah melakukan perkelahian sengit dengan Kyuhyun, lengkap dengan menyumpahi Kyuhyun agar mati dalam penyesalan. Kejam? Bagi Heechul, itu belum ada apa-apanya dari apa yang Kyuhyun lakukan pada So Hyun. Terutama saat Kyuhyun mengatakan secara terang-terangan kalau dia memang mengusir So Hyun. Saat itu juga, ingin rasanya Heechul membuang Kyuhyun ke dalam jurang.
Kadang Heechul berpikir, apa Tuhan sudah buta sekarang? Kenapa anak baik seperti So Hyun selalu hidup dalam derita? Sementara manusia bersifat iblis seperti Kyuhyun malah hidup tenang. Sungguh tidak adil.
"Hentikan, aku ingin ke luar sebentar." Kyuhyun menepis tangan Yoo Jin, lalu bangkit dari duduknya dan pergi sembari mengambil kunci mobil yang ada di atas meja.
Yoo Jin hanya bisa menghela napas, sekaligus mengutuk So Hyun dan Heechul, karena menurutnya kedua orang itu sudah mengganggu kebersamaannya dengan Kyuhyun.
"So Hyun, kau sama seperti Ibumu yang sialan itu!" Geram Yoo Jin, lengkap dengan kedua tangan yang mengepal.
****
"Kau mencuri ponselku, kan? Mengaku saja!" Sudah berulang kali kalimat ini ke luar dari mulut Sungjae dan reaksi So Hyun masih sama, yaitu diam setelah menyerahkan ponsel milik Sungjae yang memang sengaja dibawanya.
Bagaimana cara Sungjae menemukan So Hyun? Di zaman modern seperti sekarang ini, menemukan seseorang kadang tidak menjadi begitu sulit, apalagi jika orang itu membawa ponselmu. Ya, Sungjae sedang mencari ponselnya menggunakan sebuah aplikasi yang dirancang khusus untuk menemukan ponsel yang hilang dan kebetulan sekali ponselnya ada pada wanita yang tadi pagi membantingnya tanpa perasaan. Maka jadilah, sekarang Sungjae menuduh So Hyun sebagai pencuri.
Beruntung So Hyun sedang lelah, hingga malas berkelahi jadi Sungjae bisa terhindar dari amukkan So Hyun. Biarlah Sungjae bicara sesuka hatinya, bahkan sampai mengancam akan lapor polisi. Dia pasti akan berhenti jika sudah lelah, seperti itulah pemikiran So Hyun sekarang.
So Hyun lebih memilih menatap lautan di hadapannya, berharap ia telan oleh ganasnya ombak. Ia ingin bunuh diri, tapi bunuh diri pasti akan terasa sangat menyakitkan. Seperti melukai pengelengan tangan, lompat dari gedung atau mungkin juga gantung diri. Semua itu pasti terasa menyakitkan, juga agak menakutkan.
Ia, Cho So Hyun, ingin mati dalam pertarungan, namun tidak ada pertarungan saat ini. Hanya ada nasib buruk yang tidak pernah mau meninggalkannya. Entah apa kesalahannya di masa lalu, hingga sekarang mendapat kehidupan seperti ini. Dibenci, diusir, diasingkan, dianggap anak haram dan ia tidak pernah tahu seperti apa wajah Ibunya.
Tidakkah takdir begitu kejam padanya? Kemana Tuhan yang Maha Adil dan Maha Mengasihi? Apa Tuhan sudah tidak menganggap ia sebagai manusia lagi?
"Apa ada kematian tanpa rasa sakit dan ketakutan?"
"Apa?" Sungjae terkejut mendengar ucapan So Hyun, bahkan sampai langsung membuat ia berhenti mengoceh.
"Aku terlalu menyedihkan untuk hidup. Aku bagaikan sampah yang harus segera dibuang. Ayahku tidak pernah menginginkan kehadiranku, tanpa aku tahu apa penyebabnya." Suara So Hyun terdengar begitu lirih, bergetar menahan air mata yang siap mengalir bagai sungai kecil di matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Why Dad? ✔
Fanfiction"Ada hal yang ingin aku tanyakan pada pria bernama Cho Kyuhyun itu, kenapa kau begitu membenciku? Aku anakmu, Tuan Cho, tapi kenapa kau begitu membenciku?"