Sudah 2 hari So Hyun terbaring tidak berdaya dan sampai sekarang, tidak ada satupun tanda bahwa gadis cantik itu akan sadar. Selama 2 hari ini, telah begitu banyak hal yang So Hyun lewatkan. Mulai dari Kyuhyun yang selalu datang ke rumah sakit, sekaligus selalu memperbaharui informasi tentang penabrak So Hyun. Juga Jiwon yang terkejut karena Seo Joon tiba-tiba memiliki putri yang seusia dengan So Hyun.
Tidak hanya sampai di situ, Kyuhyun juga sudah tahu siapa yang menghajarnya beberapa hari yang lalu. Ia tahu itu anak buah Seo Joon, tapi tidak berniat melanjutkan kasus ini. Ia hanya fokus pada penabrak So Hyun, ingin mendapatkannya dan memberikan hukuman setimpal.
Seperti hari sebelumnya, hari ini Kyuhyun kembali datang ke rumah sakit dan ia masuk ke kamar rawat inap So Hyun ketika Jiwon tidak ada disana. Jujur, hatinya sesak melihat So Hyun terbaring lemah seperti itu, disaat dia seharusnya menikmati waktu bersama teman-temannya.
Setetes air mata Kyuhyun akhirnya jatuh, saat mengingat bagaimana So Hyun menyelamatkannya. Ia tidak merasakan lagi kebencian ketika menatap So Hyun, ia malah merasa menjadi manusia paling berdosa di dunia ini.
Merasa? Kyuhyun tersenyum kecut, sadar bahwa itu bukan lagi sekedar perasaan, melainkan kenyataan. Ia memang berdosa, bahkan mungkin dosanya tidak terampuni. Meski Tuhan Maha Pengampun, rasanya Tuhan akan berpikir ribuan kali sebelum mengampuni segala dosanya. Ia sudah membenci anugerah yang Tuhan titipkan, itu sama saja seperti ia tidak punya rasa syukur.
Bagaimana jika apa yang Pak Han alami juga menimpanya? Bagaimana jika ia kehilangan So Hyun?
Sungguh, Kyuhyun tidak berani membayangkannya. Ini bukan hanya tentang kesalahan yang belum sempat ia perbaiki, tapi tentang So Hyun yang sampai berkorban untuknya. Kyuhyun sadar, ia tidak pantas menerima semua ini. Ia tidak pantas menerima kebaikkan So Hyun setelah semua yang ia lakukan. Ia terlalu jahat dan telah menyakiti So Hyun dengan begitu dalam, hingga pasti akan membekas selamanya di hidup So Hyun.
"Ap..." Seseorang ingin bersuara, tepat saat Kyuhyun ingin menyentuh tangan So Hyun. Namun, ia tidak bisa melanjutkan kalimatnya karena ada orang dari arah belakang yang tiba-tiba membekap mulutnya dan menarik ia ke luar dari kamar rawat inap So Hyun.
Yang ingin bicara adalah Jiwon, sementara yang menarik dan membekap adalah Seo Joon. Begitu sampai diluar, sekaligus memastikan pintu sudah tertutup rapat. Seo Joon berhenti membekap mulut Jiwon, lalu mendudukkan Jiwon di kursi. Dapat Seo Joon lihat bagaimana tajamnya tatapan Jiwon, namun ia akan mengabaikannya untuk kali ini saja.
"Kenapa kau menjadi lebih kejam dariku? Biarkan saja Kyuhyun melihat kondisi So Hyun, karena dia adalah Ayah So Hyun. Lagipula, kalau dia berani macam-macam anak buahku..."
"Aku tidak bisa!" Jiwon menyela ucapan Seo Joon dan berniat bangkit dari duduknya, namun Seo Joon menahannya.
"Aku juga seorang Ayah, secara tidak langsung memahami bagaimana perasaan Kyuhyun. Baiklah, dia memang salah dan sangat sulit untuk memaafkannya. Tapi saat ini, aku tidak menuntutmu untuk memaafkan Kyuhyun. Kau hanya perlu memberikan sedikit waktu untuknya... Untuk manusia yang sekarang menyedihkan seperti Cho Kyuhyun."
Entah apa yang terjadi hingga Seo Joon bicara seperti itu, sementara Jiwon tahu betul bahwa Seo Joon tidak pernah peduli pada orang yang salah. Apa karena sama-sama menjadi seorang Ayah membuat Seo Joon luluh begitu saja? Astaga, Jiwon menarik kembali ucapannya, Kyuhyun bahkan tidak pantas disebut sebagai Ayah.
Disaat Jiwon ingin bicara, Seo Joon malah sudah mengangkat telepon, sedangkan tangannya masih setia di bahu kiri Jiwon guna menahan Jiwon agar tidak kabur. Tidak ada suara yang Seo Joon keluarkan ketika telah terhubung dengan seseorang, hanya tatapannya saja yang terlihat menyimpan kemarahan luar biasa.
Jiwon pernah melihat tatapan Seo Joon yang seperti ini sebelumnya, yaitu ketika ia dan Seo Joon masih kecil. Saat itu, beberapa anak laki-laki mengganggu Jiwon dan Seo Joon yang melihat sahabatnya di ganggu langsung memunculkan tatapan marahnya yang muncul persis seperti sekarang ini. Tahu apa yang terjadi setelahnya? Seo Joon menghajar habis-habisan anak laki-laki yang sudah berani mengganggu Jiwon.
"Park Seo Joon, kau mau melakukan apa?" Jiwon bertanya, setelah Seo Joon mematikan ponselnya.
"Bukan apa-apa. Tetaplah disini dan kupastikan Yoo Jin tidak bisa menyentuhmu, apalagi sampai melakukan hal buruk. Dan juga, berikan sedikit waktu pada Kyuhyun untuk bersama So Hyun." Seo Joon bicara dengan panjang lebar dan setelahnya pergi dengan berlari. Entah akan kemana pria itu, namun Jiwon yakin jiwa gangster Seo Joon pasti meminta korban.
Sesuai ucapan Seo Joon, Jiwon membiarkan Kyuhyun tetap berada di dalam dan ia duduk di luar sembari menyandarkan kepalanya di tembok. Mungkin tidak ada salahnya ia sedikit melunak karena jika dipikir lagi, bukan salah Kyuhyun jika So Hyun seperti ini. So Hyun yang ingin menyelamatkan Kyuhyun, dan mengubah takdir yang telah digariskan.
Yang saat ini Jiwon pikirkan adalah orang yang menabrak So Hyun. Jiwon merasa seperti melihat si penabrak dalam mimpinya, namun saat ini ia tidak ingat apa-apa. Ia hanya ingat nomor plat mobilnya dan ia sudah mengatakannya pada Seo Joon, hingga Seo Joon memerintahkan anak buahnya untuk mencari, meski awalnya Seo Joon tidak yakin dengan apa yang ia ceritakan.
Namun setelah Jiwon jelaskan berulang kali, Seo Joon akhirnya percaya karena ditambah juga dengan pengakuan Kyuhyun. Pria bermarga Cho itu mengatakan kalau memang itulah nomor plat mobil si penabrak.
"Yoo Jin?" Jiwon bergumam, sebab ingat ketika tadi Seo Joon menyebut nama wanita itu.
Nama Yoo Jin mengingatkan Jiwon pada sesuatu, lebih tepatnya mimpi yang ia dapat sebelum kecelakaan terjadi. Ia mengingat wajah si penabrak itu dan wajahnya sangat mirip dengan Yoo Jin.
"Jadi itu dia?" Jiwon kembali bergumam, sadar bahwa si penabrak itu adalah Han Yoo Jin, istri Cho Kyuhyun sekaligus orang yang ambil bagian dalam pengasingannya.
****
"Jadi, selama ini dia bersama Ketua Gangster?" Yoo Jin bicara dengan nada senangnya, ketika sudah mengetahui dimana keberadaan orang yang selama ini ia cari.
"Ya, Nyonya. Sekarang, dia berada di rumah sakit." Lawan bicara Yoo Jin ditelepon kembali bicara dan semakin membuat Yoo Jin tersenyum lebar.
"Tangkap dia! Aku mau hari ini juga!" Ucapan Yoo Jin penuh dengan penekanan, kemudian ia mematikan ponselnya.
Yoo Jin mengambil satu anak panah kecil dari atas meja, kemudian melemparnya ke papan dart yang sudah ia beri foto Jiwon. Anak panah itu menancap di foto Jiwon, tepatnya dibagian wajah. Lemparan yang sempurna dan membuat Yoo Jin seketika tersenyum senang.
"Setelah kau selesai, Kyuhyun akan kembali menjadi targetku dan setelahnya anak sialan itu!" Geram Yoo Jin, lengkap dengan senyum sinis yang menghiasi wajah cantiknya. Wajah boleh saja cantik, namun hatinya patut dipertanyakan.
********
TBC....

KAMU SEDANG MEMBACA
Why Dad? ✔
Fanfic"Ada hal yang ingin aku tanyakan pada pria bernama Cho Kyuhyun itu, kenapa kau begitu membenciku? Aku anakmu, Tuan Cho, tapi kenapa kau begitu membenciku?"