part 28

4.7K 530 39
                                    

Sungjae duduk manis di dekat jendela kamarnya. Bukan sedang menikmati pemandangan musim gugur, melainkan tengah menatap So Hyun. Secara kebetulan, ia bisa melihat kamar So Hyun dari jendela kamarnya dan tahu apa yang gadis cantik itu lakukan. Tapi jangan kira ia mengintip, Sungjae tidak akan pernah melakukan tindakan rendahan seperti itu.

Sungjae hanya menatap So Hyun yang sedang membaca buku dan jendela kamarnya tidak tertutup, jadi Sungjae bisa melihat So Hyun dengan jelas. Demi ikan yang berenang di lautan, ia tidak menyangka kalau Who Am I adalah So Hyun. Yang terparah, ia harus mengakui kalau ia kalah dalam hal subscriber dari Wanita Jadi-jadian itu.

"Bagaimana bisa itu dia? Ini benar-benar tidak bisa dipercaya!" Ujar Sungjae, lalu menatap mengecek kembali video dari Who Am I melalui ponselnya.

"10 juta?!" Sungjae berseru, tidak percaya dengan apa yang ia lihat.

Baru 1 minggu video pengakuan itu diunggah, tapi yang menonton sudah lebih dari 10 juta. Sementara ia butuh waktu setidaknya lebih dari 1 bulan untuk mendapatkan penonton sebanyak itu.

Usai berseru atas takjub dan rasa tidak percayanya, Sungjae kembali menatap So Hyun dan betapa terkejutnya ia saat mendapati So Hyun sedang menatapnya dengan tatapan tajam. Sangat menakutkan seperti ia baru saja melihat hantu, padahal kenyataannya ia tidak bisa melihat makhluk seperti itu dan tidak ingin.

Saat Sungjae ingin membalas tatapan tajam So Hyun, tatapan So Hyun malah berubah dan So Hyun menunjuk ke arah belakang Sungjae. Meski sudah berulang kali memberi isyarat, Sungjae tetap tidak mengerti bahkan tidak berbalik untuk sekedar menoleh ke belakang. Sampai akhirnya So Hyun berlari ke luar kamar dan pergi entah akan kemana.

"Apa yang Wanita Jadi-jadian itu lakukan? Wah, benar-benar gila!" Ujar Sungjae, lalu menutup jendela kamarnya.

Sungjae meraih kembali ponsel yang tadi sempat ia letakkan di atas meja, kemudian berniat bermain game. Tapi belum sempat Sungjae memulai gamenya, seseorang tiba-tiba membuka pintu kamarnya dengan kasar dan menghadirkan sosok So Hyun dengan keringat yang membasahi dahi mulusnya. Sementara dibelakang So Hyun, ada Ayah Sungjae yang menunjukkan tatapan bingung.

Bagaimana pria bernama Yook Kwang So itu tidak bingung? Di hari yang sudah menunjukkan pukul 8 malam, seorang wanita tiba-tiba datang ke rumahnya dan langsung menuju ke kamar Sungjae. Kalau saja Ibu Sungjae berada di rumah sekarang, tamat sudah riwayat Sungjae karena istrinya pasti akan berpikir yang tidak-tidak.

"Dimana dia?" So Hyun bertanya pada Sungjae, pria tampan yang kini mengerutkan dahi.

"Siapa?" Sungjae balik bertanya, lengkap dengan wajah bingungnya.

"Wanita dengan mata penuh darah." Jawab So Hyun, hingga sesaat setelahnya ia sadar kalau sosok yang ia lihat bukanlah manusia. Itu pasti hantu, karena manusia tidak mungkin seperti itu.

"Apa yang kau katakan? Kau mau menakut-nakutiku?" Sungjae bicara sembari mendekat ke arah So Hyun dan berdiri tepat dibelakang So Hyun.

"Aku memang takut." Sungjae kembali berbicara dan sontak membuat Kwang So menganga, tidak percaya kalau berandalan seperti Sungjae takut pada hal semacam ini.

"Maaf, Nona. Apa maksud dari ucapanmu?" Kwang So akhirnya bertanya pada So Hyun, sebelum ia semakin bingung dan penasaran.

So Hyun lebih dulu mendorong Sungjae, yang semakin mendekat padanya. Ia sungguh tidak mengerti ada pria penakut seperti Sungjae di dunia ini. Setelah berhasil membuat Sungjae menjauh, So Hyun membungkuk dihadapan Kwang So, sadar bahwa ia sudah masuk tanpa permisi.

"Maaf karena aku langsung masuk. Aku terlalu panik tadi." Ucap So Hyun, sesaat setelah ia membungkuk.

"Tidak apa-apa. Lalu, tentang ucapanmu?" Kwang So kembali menanyakan hal yang sama, karena memang So Hyun belum menjawab pertanyaannya.

"Aku melihat hantu wanita yang sepertinya selalu ingin bersamanya." So Hyun menunjuk Sungjae, dan sontak membuat semua orang terkejut.

****

Berita yang menjadi perbincangan hangat publik selama hampir 2 bulan terakhir adalah kasus yang menjerat Han Yoo Jin. Tidak hanya satu kasus, melainkan tiga kasus sekaligus. Pertama, penculikan dan penyekapan selama 16 tahun lamanya. Kedua, percobaan pembunuhan. Ketiga, kasus tabrak lari.

Bisa dibayangkan betapa berat hukuman yang harus Yoo Jin terima? Dalam situasi seperti sekarang ini, Pamannya yang memiliki banyak uang pun tidak bisa berbuat apa-apa karena yang dihadapi adalah Cho Kyuhyun.

Bisa dipastikan, Yoo Jin tidak akan pernah keluar dari penjara, kecuali dalam keadaan tidak bernyawa. Kyuhyun akan memastikan hal itu, tidak peduli bagaimanapun caranya. Andai kedua orangtuanya masih hidup, Kyuhyun tidak akan segan untuk memberikan hukuman setimpal atas apa yang mereka lakukan pada Jiwon.

"Bisakah berhenti menonton dan jawab pertanyaanku?" So Hyun bertanya dengan nada suara yang cukup keras karena pertanyaannya selalu saja diabaikan. Tadi, ia menanyakan hal yang sama ketika baru masuk ke rumah Seo Joon. Tapi kedua orangtuanya malah menonton berita, padahal menurutnya berita itu tidak penting meski menampilkan orang yang pernah menabraknya.

"Ayah mau kemana? Ibu juga. Jawablah pertanyaanku, bukan malah menghilang seperti hantu!" So Hyun berucap dengan penuh kekesalannya dan ia tidak mengerti apa susahnya memberi jawaban tentang, kenapa kita tinggal disini?

Ini sudah hampir 2 bulan dan ia tidak mendapat jawaban apapun. Setiap ditanya, Ibu atau Ayahnya pasti akan menghilang begitu saja. Tidakkah mereka tahu kalau ia sangat membutuhkan jawaban? Dan, ia ingin kembali ke sekolah lamanya yang setahunya sangat jauh dari sini.

"Kita..." Baru saja Kyuhyun akan menjawab, ponselnya malah berdering karena telepon Minho. Astaga, setelah hilang selama lebih dari 2 bulan, kini pria itu meneleponnya. Tanpa membuang waktu lagi, Kyuhyun langsung menjawab telepon dari Minho dan memilih menjatuh hingga akhirnya mengabaikan pertanyaan So Hyun.

So Hyun menghela napas dan kesekian kalinya ia diabaikan. Tapi tunggu, masih ada Ibunya dan sekarang ia sudah menatap wanita cantik itu. Raut wajah So Hyun sedikit berubah, lalu mengajukan pertanyaan beruntun yang membuat Jiwon terkejut. Bukan karena banyaknya pertanyaan, melainkan bagaimana bisa So Hyun bertanya seperti itu disaat mengalami amnesia.

"Kenapa Ibu tidak bisa memberikan kesempatan kedua pada Ayah? Dia rela meninggalkan segalanya dan tinggal dengan kita disini. Tapi, kenapa Ibu tidak memaafkan dan memberi kesempatan kedua padanya? Apa yang terjadi bukan sepenuhnya salah Ayah, Ibu juga tahu tentang itu. Tapi, kenapa Ibu masih tidak mau memberikan kesempatan kedua pada Ayah?" So Hyun menatap mata Jiwon, menunggu bagaimana tanggapan Ibunya tentang hal ini.

****

Di dunia ini, ada beberapa hal yang sebaiknya kita lupakan atau setidaknya berpura-pura tidak ingat. Kembali menjadi selembar kertas yang putih bersih, tanpa sedikitpun noda atau bekas goresan kisah memilukan.

Kisah menyakitkan sebaiknya tidak terus menerus diingat, agar tidak menimbulkan dendam berkepanjangan. Tidak akan ada apa-apa jika hanya sibuk mengurus dendam, bukannya mencoba membuat kisah baru yang jauh lebih baik dari kisah sebelumnya.

Setiap manusia pasti pernah berbuat salah, termasuk orangtuamu sendiri. Tapi jangan jadikan itu sebagai alasan untuk balas dendam, karena apapun kesalahan orangtua, anak tidak sepatutnya melakukan balas dendam. Hati yang mampu memaafkan adalah hati yang paling mulia di dunia ini, maka janganlah berpikir untuk mengotori hatimu dengan rasa balas dendam.

Kalian mengerti, apa yang sekarang aku bicarakan?

-Cho So Hyun-

********

TBC....

Why Dad? ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang