Wanita itu hanya bisa tertunduk jika mengingat apa yang telah ia lakukan. Bukan dosa, melainkan menyetujui sebuah perjanjian. Tidak ada pilihan lain untuknya, selain setuju jika ingin pria yang kini terbaring di ranjang rawat rumah sakit bisa sembuh.
Ini adalah pengorbanan sebagai bukti bahwa ia sangat mencintai prianya, meski baru mengenal seiak 7 hari yang lalu. Berlebihan? Atau, apa yang ia rasakan hanya dianggap sebagai ilusi?
Apapun tanggapan orang lain, ia tidak sedikitpun peduli. Ia mencintai pria bernama Cho Kyuhyun itu, karena Kyuhyun adalah satu-satunya orang bisa membuat ia percaya bahwa orang baik masih ada di dunia ini. Ia juga diselamatkan oleh Kyuhyun dari tempat laknat yang membuat ia menjadi seorang jalang.
Awalnya, ia kira hidupnya benar-benar bisa menjadi jauh lebih baik. Penuh keceriaan, kebahagiaan dan juga cinta tanpa derita. Tapi apa yang terjadi?
Ia tidak diterima dengan baik oleh keluarga Kyuhyun, yang terlampau kaya itu. Lagi-lagi, kasta menjadi penghalang utama. Terlebih lagi, keluarga Kyuhyun tahu bahwa ia pernah bekerja di rumah yang menjadi tempat para pria hidung belang mencari kepuasaan satu malam. One Night Stand. Begitulah pria hidung belang biasa menyebut hubungan terlarang itu.
Tapi sungguh, ia belum pernah disentuh oleh pria manapun. Ia masih baru dalam dunia itu dan Kyuhyun langsung membawa ia lari pada hari pertamanya bekerja. Di hari itu pula, Kyuhyun menyatakan cinta padanya dan mengajak ia menikah.
Gila. Kata itu muncul dibenaknya, sebab bisa-bisanya Kyuhyun mengajak menikah saat ia baru mengenal Kyuhyun selama 3 jam. Namun sering jam yang terus berlalu, ditambah ia diselamatkan dari pria hidung belang oleh Kyuhyun. Ia mulai yakin, kalau Kyuhyun adalah orang baik yang terjebak di tempat teramat sangat laknat.
"Ijinkan aku menjagamu hingga akhir hidupku. Aku mencintaimu sejak kita saling menatap untuk pertama kalinya."
Astaga. Ia tidak sanggup untuk tidak tersenyum saat Kyuhyun mengucapkan kalimat itu. Bahagia? Jelas ia bahagia, namun keraguan juga muncul di hatinya saat itu.
Namun seperti kata orang, tidak ada cinta tanpa pengorbanan. Begitu pula yang terjadi pada ia dan Kyuhyun. Ketika ia memilih untuk membuka hati, maka itulah saat dimana ia harus siap untuk berkorban.
"Jiwon..."
Suara laki-laki baru saja terdengar. Memanggil wanita cantik yang sejak tadi menundukkan kepalanya. Wanita itu adalah Kim Jiwon, sementara yang memanggil adalah Cho Kyuhyun.
Jiwon mengusap setetes air mata yang jatuh dipipinya, kemudian mengangkat kepalanya dan menatap Kyuhyun dengan seulas senyuman tanpa paksaan. Meski hatinya bersedih, ia harus tetap memberikan senyuman pada Kyuhyun.
"Istirahatlah lagi. Aku ingin kau cepat sembuh, Kyu." Ucap Jiwon, ketika Kyuhyun berniat duduk.
"Aku bosan tidur terus." Nada Kyuhyun terdengar seperti orang kesal, membuat Jiwon menghela napas dan akhirnya membantu ia mengubah posisi menjadi setengah duduk.
"Kau berada disini, apa itu berarti Ayah dan Ibuku mengijinkan kita menikah?" Kyuhyun bertanya pada Jiwon dan ya, ia tidak mendapat restu untuk menikahi Jiwon hingga memaksanya untuk mengeluarkan ancaman.
Kyuhyun menderita penyakit tumor otak yang harus segera mendapat pengobatan. Hanya saja, Kyuhyun menolak berobat bahkan akan melarikan diri jika ia tidak diijinkan menikah dengan Jiwon. Itulah ancaman dari seorang Cho Kyuhyun.
"Ya, Ayah dan Ibumu merestui kita." Jiwon menjawab dengan raut wajah bahagia, yang jelas ia buat-buat. Hei, bagaimana bisa bahagia disaat ia baru saja menandatangani perjanjian menyakitkan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Why Dad? ✔
Fanfiction"Ada hal yang ingin aku tanyakan pada pria bernama Cho Kyuhyun itu, kenapa kau begitu membenciku? Aku anakmu, Tuan Cho, tapi kenapa kau begitu membenciku?"