part 4

4.9K 674 43
                                    

Tatapan gadis itu nampak menyala, seakan ada kobaran api dalam bola matanya dan siap membakar para gangster itu. Kedua tangannya mengepal dan kepalan tangannya bisa melumpuhkan para gangster kapan saja, tanpa ampun karena sudah berani mencari masalah bahkan salah satu dari mereka nyaris memerkosanya. Ia tidak bisa memaafkan hal itu, bahkan jika di pria brengsek itu mati sekalipun.

Sedangkan para gangster itu tersenyum remeh pada So Hyun dan mereka berkumpul ditengah jalan, hingga membuat lalu lintas terganggu. Mengganggu lalu lintas, So Hyun benci dengan hal ini karena mereka tidak menghasilkan apapun, selain membuat masalah.

"Kita pergi saja, lalu lapor Polisi. Jangan mencari masalah dengan mereka, ini sangat berbahaya."

"Tidak, aku akan menghadapi mereka. Kalaupun aku mati, itu terasa jauh lebih baik." So Hyun menyahuti ucapan Yi Jae dan terdengar sampai ke telinga Jiwon, hingga dalam sekejap Jiwon sudah ada dihadapan So Hyun.

Kepala Jiwon menggeleng, tatapannya pun terlihat seperti begitu memohon agar So Hyun tidak berkelahi. Menghadapi lebih dari 20 anggota gangster bukanlah pilihan terbaik, apalagi sampai pasrah pada kematian. "Apa yang kau katakan? Kau tidak boleh melakukannya!" Bentak Jiwon, namun tidak dihiraukan oleh So Hyun.

So Hyun melangkah maju dan ia sangat siap untuk berkelahi, tanpa mempedulikan larangan Jiwon dan Yi Jae. Hanya satu yang So Hyun pikirkan, yaitu kematian mungkin akan lebih baik untuknya. Ya, So Hyun tidak berpikir untuk menang kali ini, bukan karena begitu sulit untuk menang, melainkan ia sudah lelah hidup seperti ini dan mati dalam perkelahian adalah salah satu hal yang paling ia inginkan saat ini.

Yi Jae berusaha keras menahan tangan So Hyun sambil berteriak meminta tolong dan berharap Polisi segera datang. Tapi semua usaha Yi Jae sepertinya sia-sia saja, So Hyun tidak mau berhenti, tidak ada orang yang berani menolong dan Polisi tak kunjung datang.

Dalam situasi seperti sekarang ini, Jiwon harus melakukan pilihan terakhir. Dengan sangat terpaksa Jiwon merasuki tubuh So Hyun dan ia berhasil melakukannya, hingga membuat So Hyun bertingkah berbeda. Begitu berhasil merasuki So Hyun, Jiwon langsung beraksi dengan berlari sejauh mungkin sembari menggandeng tangan Yi Jae.

Demi apapun, Yi Jae sangat terkejut dengan apa yang So Hyun lakukan, namun di sisi lain ia juga senang karena So Hyun memilih lari dan bukannya melawan. Hanya saja, benarkah ini So Hyun? Ini pernah terjadi beberapa tahun yang lalu, yaitu So Hyun bertingkah tidak seperti biasanya dengan memakan buah anggur yang tidak dia sukai dan ternyata saat itu So Hyun tengah dirasuki. Ketika itu terjadi, Yi Jae harus meminta bantuan pada seseorang untuk mengeluarkan roh dari dalam tubuh So Hyun.

****

Para anggota gangster itu terus mengejar Yi Jae dan So Hyun yang sekarang dirasuki oleh Jiwon. Beruntung dulu Jiwon adalah juara lari tingkat nasional saat masih sekolah, jadi tidak begitu sulit baginya untuk sekedar lari. Lagipula hantu tidak bisa lelah, ia hanya perlu memikirkan So Hyun setelah ini. Gadis itu pasti akan kelelahan jika terlalu dipaksakan lari terlalu kencang.

"Berhenti kau!" Salah satu anggota gangster berteriak dan masih terus mengejar target bersama anggota yang lain.

Tapi para anggota gangster itu gagal total, sebab 10 mobil Polisi tiba-tiba mengurung mereka dan tidak ada lagi akses lari, terutama saat semua Polisi turun dengan membawa pistol. Mereka memang membawa senjata tajam, tapi kecepatan peluru jauh diatas senjata tajam dalam hal melukai ataupun membunuh. Terlebih mereka adalah segerombolan berandalan kecil yang masih baru dalam dunia gangster, jadi takut pada Polisi masih sangat mereka rasakan.

Sementara Jiwon tersenyum senang melihat Polisi datang tepat waktu, namun tentunya So Hyun yang terlihat terlihat sedang tersenyum dan Yi Jae melihat hal ini. So Hyun memang cukup sering tersenyum pada Yi Jae, tapi baru kali ini Yi Jae melihat So Hyun tersenyum begitu lepas seakan tanpa beban. Sungguh, Yi Jae lupa kapan terakhir kali ia melihat So Hyun tersenyum seperti ini.

Why Dad? ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang