* Dapat cerita ini dari mana?^^
•••
Dengan siapa aku bercerita keluh kesah?
Aku mencoba menjalani kehidupan seperti gadis yang terlihat bahagia. Ya, bahagia seperti keluarga yang lengkap, utuh, dan saling berbagi cerita.
Namun tidak dengan aku, aku ingin diperhatikan, tidak dengan uang, namun dengan kasih sayang.
Sudahlah, tak usah terlalu berlarut - larut dengan keadaan, masih banyak orang yang ingin aku lihat senyum dan tawanya.
Salah satu, dia, yang selalu bersikap dingin terhadapku.
-Rhea
•••••••
Gadis berambut pendek sebahu, termenung di sebuah pemakaman yang sudah tua. Ia tidak menghiraukan guyuran hujan yang membasahi badannya. Hingga tidak ada perbedaan antara air mata dengan air hujan.
Bibirnya mulai membiru karena kedinginan, menggigil di sekujur tubuhnya. “Mama...Rhea sudah besar. Rhea ke sini mau nagih janji Mama,” Gadis itu menyeka sisa air matanya, “Katanya kalau Rhea sudah besar, mau dibeliin dress seperti princess...”
“Rhea takut, Ma. Di sini banyak hantunya, Rhea kadang bisa lihat mereka,”
Setelah dirasa selesai melepas rindunya kepada sang Ibu, kakinya yang lemas berusaha untuk berdiri. Sekarang, ia akan menjadi gadis yang kuat tanpa kehadiran sang Ibu. Rhea sadar, masih ada Ayahnya yang harus dibahagiakan. Walaupun, tingkahnya selalu merepotkan.
Rhea sangat bersyukur, Ayahnya selalu bisa memaafkan semua kesalahannya.
-R H E A -
KAMU SEDANG MEMBACA
RHEA [Completed]
Teen Fiction[Belum direvisi] Rhea harus sabar menghadapi sikap Kenzo yang datar, dingin dan kaku. Sementara Kenzo dalam diamnya, ia merutuki tingkah gadis yang dipercayakan serta dititipkan di rumahnya itu. Gadis yang awalnya pemalas mendadak rajin karena harus...