Gadis yang masih memasang muka bantalnya itu seketika kaget, ia melihat sosok wanita dengan tatapan sorot matanya yang penuh kebencian terhadap dirinya, "MANDA?!!" teriak Rhea.
Manda hanya tersenyum dengan licik, "Apaan? Kaget? Nggak suka? Nggak seneng? Iri?" celotehnya tanpa jeda.
Rhea juga ikut tersenyum dengan sinis, "Apaan yang buat gue iri ke lo? Cewek gatel model lo udah pasaran," ujar Rhea dengan sangat santai tanpa beban. Raut wajah Manda seketika berubah menjadi merah padam, sudah bisa ditebak jika gadis itu mulai marah. "Apa? Mau marah? Kalo marah pulang sono gausah disini!" ketus Rhea dengan tegas.
Manda menarik nafasnya dalam-dalam, "Nggak, siapa juga yang marah." ucapnya yang sudah mencoba meredakan emosinya sendiri. Kenzo hanya diam melihat perdebatan kedua gadis dihadapannya, ia terlalu tak peduli akan hal itu. Tanpa dipersilahkan, Kenzo masuk ke tempat tinggal Rhea begitu saja. Tentu saja Manda masih membututi Kenzo tanpa diminta.
Rhea menggelengkan kepala sambil bergidik ngeri, "Siapa yang nyuruh lo masuk sempak?" teriaknya yang membuat Manda menoleh ke belakang, tepatnya ke arah Rhea.
Jari telunjuk Manda terangkat dan mengarah kepada diri sendiri, "Lo ngomong sama gue?" tanyanya dengan penuh percaya diri.
Rhea tersenyum kecil, "Lo sempak?" ejeknya dengan menekankan setiap kata.
Raut wajah Manda berubah berkamuflase seperti bunglon, bukan karena lingkungan, namun karena emosi, "SINI LO BABI DARI TADI NGATAIN GUE MULU!!" teriak Manda sembari mendekat kearah Rhea.
Mendegar keributan dua gadis di sekitarnya, Kenzo menghembuskan nafasnya kasar, "DIEM!!" ketus Kenzo yang mulai risih. Ia menatap dingin kedua gadis itu. "Manda! Lo nggak usah ribut kalo ikut!" ketusnya.
Manda langsung terdiam, lalu menghentikan langkahnya yang akan mencengkram Rhea dengan gemas, "Urusin aja mantan lo itu, Ken!" ujar Manda.
"Udah kalian pulang sono! Disini nggak ada yang menarik," Rhea mengibaskan tangannya bak mengusir ayam dengan paksa.
"Lo pikir gue ayam?"
"Gue nggak mikir gitu sih, emang lo berasa kek ayam?"
"GA!"
"Tadi sempak, sekarang ayam, miris banget lo, Man. Bentar lagi apa? Siluman cicak?"
"MANA ADA SILUMAN CICAK!!"
"Ada."
"Mana?"
Rhea pergi mengambil cermin kecil di meja, "Coba lo ngaca," ujarnya sambil menodongkan cerminnya ke Manda.
Manda menajamkan matanya, "Bacot banget si nolep!!"
Laki-laki yang sudah duduk di sofa itu hanya melihat dan mendengar perdebatan kedua gadis dihadapannya yang tak kunjung selesai.
"Serah lah, kalo nggak diem gue panggilin satpam lo!"
Rhea berjalan untuk duduk di sofa berhadapan dengan Kenzo. Sementara pria itu menatap Rhea dengan raut wajah yang tak bisa ditebak. Antara khawatir dan tak peduli, ia enggan untuk bertanya karena gengsinya. Akan tetapi, dalam benaknya sungguh banyak pertanyaan, mulai dari kemarin pulang dengan siapa, hingga mengapa tadi tak pergi ke sekolah.
"Apaan?" ketus Rhea yang sedaru tadi ditatap oleh Kenzo dengan bingung.
Manda ikut duduk di sofa, akan tetapi duduk tepat di samping Kenzo membuat pria itu sebenarnya risih.
Kedua gadis itu terus saling menatap, bak hewan liar yanh ingin mencengkram mangsanya, "Bisa-bisanya lo bawa boneka mampang kayak gini, Ken." Rhea menggelengkan kepala. "Ngapain lo ngikut aja kesini?" tanya Rhea kepada Kenzo.
KAMU SEDANG MEMBACA
RHEA [Completed]
Novela Juvenil[Belum direvisi] Rhea harus sabar menghadapi sikap Kenzo yang datar, dingin dan kaku. Sementara Kenzo dalam diamnya, ia merutuki tingkah gadis yang dipercayakan serta dititipkan di rumahnya itu. Gadis yang awalnya pemalas mendadak rajin karena harus...