Chapter 54.

2.5K 151 32
                                    

⚠️ WARNING! : MENGANDUNG KATA-KATA KASAR DAN SEDIKIT BUMBU KEKERASAN!!

•••

“Sialan lo, anjing! Nggak usah ikut campur, bisa?!”

Dengan pakaiannya yang sudah berantakan, Beni bersiap-siap ingin menghantam wajah cantik Rhea. Pria itu tidak peduli sedang berhadapan dengan siapa, bahkan tidak peduli dengan perempuan. Buktinya, ia beberapa kali mempermainkan perempuan, hingga merenggut mahkota paling berharga mereka tanpa mau tanggung jawab.

“Jangan sok! Lo nggak tau apa-apa tentang gue dan Cindy!!”

Tangannya yang sudah melayang, ditahan oleh Kenzo dengan cekatan. Tenaganya tidak kalah kuat dengan Beni, karena proporsi tubuh mereka sama.

Mata Kenzo sudah mengobarkan api kemarahan. Emosinya sudah sampai di ujung tanduk. Bagaimana ia tidak marah? Kekasihnya hampir disakiti oleh orang lain.

“Rupanya lo lebih brengsek dari lintah darat, ya?” Kenzo berdecih pelan, “Menjijikkan, tau nggak?” Ia mencengkram tangan Beni dengan sekuat tenaganya.

Tidak ingin kalah, Beni menendang perut Kenzo hingga membuat pria itu tersungkur ke lantai. Tendangan yang sangat kencang itu membuat Kenzo memuntahkan darahnya dari mulut.

“KEN!!” teriak Rhea sangat terkejut melihat kekasihnya mengeluarkan darah dari mulutnya, meskipun hanya sedikit.

Rhea membantu Kenzo agar segera bangkit dari posisinya. Kenzo mengelap darahnya sendiri, sembari menatap nyalang ke arah Beni, “Mati aja lo, anjing sialan!”

Tersentak kaget, mulut Rhea menganga tak percaya. Selama ia kenal dengan Kenzo, belum pernah sekalipun mendengar cowok itu mengumpat kasar. Sekalinya mengeluarkan umpatan, membuat Rhea merinding di sekujur tubuhnya. Sangat menyeramkan!

“Cin, ngapain lo di sini, bego? Sana pergi!” tukas Rhea. Cindy hanya terduduk lemas di kursi karena pengaruh alkohol yang sudah ia minum dengan jumlah yang berlebih.

“Rhea! Gue seneng banget, akhirnya Om-Om itu meninggal! Udah gak ada yang ganggu Mama gue lagi, 'kan? Akhirnya, akhirnya!! Mama gue udah lepas dari Om-Om itu...”

Di bawah pengaruh alkohol, mungkin saja kebanyakan orang tidak sadar dengan apa yang mereka ucapkan. Tidak sedikit juga, mereka berkata jujur.

“Gue seneng banget, astaga! Itu semua karena Mama gue punya hutang sama Papanya Rehan! Mama gue dipaksa jadi simpanan!” Cindy tertawa dengan keras.

Menatap nanar gadis yang entah masih sahabatnya atau bukan, Rhea menghampiri Cindy yang sedang tidak sadar karena di bawah pengaruh minuman beralkohol, “Sana, pergi!” perintah Rhea sembari menarik tangan Cindy paksa.

“Lo yang pergi! Nggak usah ikut campur!” Beni mendorong tubuh Rhea hingga hampir jatuh, namun ditahan oleh Kenzo dari belakang.

“Sama gue sini. Jangan berani nya sama cewek!” Tanpa persiapan, Kenzo segera memukul wajah Beni yang sudah tampak berkeringat.

Pukulan Kenzo tak kalah kencang dengan apa yang dilakukan Beni. Pria itu jatuh tersungkur ke lantai dengan keras. Tak mau kalah, dengan posisinya yang masih terbaring, Beni menendang perut Kenzo untuk kedua kalinya.

Untung saja, tendangan itu tidak terlalu keras seperti sebelumnya. “Kamu bawa temenmu pergi.” ujar Kenzo memegang perutnya yang terasa nyeri.

“Mana bisa aku ninggalin kamu di sini sama si Brengsek itu?” Rhea mengacak rambutnya frustasi.

Sebelum Beni bangkit dari posisinya, kaki Rhea menginjak tulang kering Beni dengan sekuat tenaga. “Sampah kayak lo pantesnya emang diinjek-injek,” ujar Rhea sembari merapatkan gigi atas dan bawahnya gemas.

RHEA [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang