Hari yang begitu panjang dan penat menurut Rhea, saat ini dan detik ini gadis cantik itu masih standby di halte ditengah guyuran hujan yang deras. Masih sepi, hingga membuatnya terasa jenuh menunggu hujan reda.
Tiba-tiba ada sebuah mobil yang sangat ia kenali berhenti tepat dihadapannya. Seseorang yang masih menggunakan baju putih abu-abu keluar dari mobil tersebut menggunakan payung.
Kenzo dengan bajunya yang masih basah keluar dari mobilnya, "Buruan pulang," serunya sambil menodongkan payung dengan tangan kanannya.
"Lo ngapain balik kesini lagi?" tanya Rhea yang sedikit heran.
"Gak mau dijemput? Pulang lagi gue." jawab Kenzo dengan sedikit ketus.
Rhea menaikkan alis sebelah kananya keatas, "Ya, tadi ngapain lo ninggal gue?" gadis itu melipat kedua tangannya diatas dada, dan berpura-pura marah kepada Kenzo yang pasti tidak peduli bahwa Rhea marah atau tidak.
Kenzo mendengus kesal, "Lo mau kehujanan?" tanyanya yang sudah bosan meladeni gadis itu.
Rhea diam dan melepas tangannya yang semula ia lipat, "Jadi, lo pulang cuma mau ambil mobil dan gamau kalo gue kehujanan?" tanyanya tanpa ekspresi. "Mana pake sopir lagi, anjir! Makannya belajar naik mobil, Bang!"
"Ck, bacot, buruan!" jawab Kenzo dengan kesal.
Rhea menyahut payung yang berada digenggaman Kenzo, lalu langsung naik ke dalam mobil. Tanpa ia sadari, gadis itu senyum-senyum sendiri gak jelas. Kenzo pun masuk ke dalam kursi kemudi mobilnya tanpa payung, seragam sekolahnya dari tadi memang sudah basah.
"Ngapain lo bela-belain kehujanan ambil mobil buat gue?" tanya Rhea penasaran ditengah-tengah perjalanan mereka pulang kerumah.
Kenzo diam, ia juga tak tau kengapa ia melakukan hal ini. Daripada salah bicara dan membuat gadis itu ke-gr an, lebih baik diam.
Rhea menepuk pundak Kenzo, "Woi, kalo ditanya jangan diem aja."
Kenzo hanya melirik gadis itu dengan ekor matanya yang tajam. "Dasar es! Jawab dulu!"
"Diem!" ketusnya di dalam mobil itu.
"MAKANYA KALO DITANYA TUH YA JAWAB!" teriak Rhea dengan penuh penekanan dari kata demi kata.
"Karena kalo lo sakit, gue yang repot, belum lagi dimarahin sama Bunda dan Bokap lo!" jawab pria dingin itu dengan cepat.
"Gitu, ya?" Rhea menganggukkan kepalanya.
****
Jam sudah menunjukkan pukul 23.00 WIB, namun Rhea masih juga belum tidur, entah mengapa dan apa yang dipikirkan gadis itu hingga membuatnya tidak bisa tidur.
Gadis itu bangun dari tempat tidurnya, hendak pergi ke dapur untuk mengambil air minum. Saat melewati kamar Kenzo, ia berhenti dan mengintip karena pintunya memang sedikit terbuka.
Tiba-tiba ada yang menepuk pundak gadis berwajah lugu itu dari belakang, "Anjay, sape lu?!" teriak Rhea dengan suara kencang.
Ternyata, Kenzo lah yang menepuk pundak Rhea hingga gadis itu terpelonjak kaget. "Ngintip?" tanya Kenzo dengan singkat seperti biasa.
"Gak, Gue tadi cuma liat kamar lo kebuka aja." jawab Rhea dengan mencari alasan yang berbeda dengan kenyataan.
Kenzo menghembuskan nafasnya kasar, lalu menyuruh Rhea minggir hanya dengan isyarat dan tidak bicara. Rhea melirik Kenzo sekilas lalu pergi ke dapur untuk mengambil air minum.
Setelah sampai di dapur, gadis itu membuka kulkas dan mengambil air dingin yang berada di botol Tupperwarenya. Tak lama kemudian, Rhea merasa ada yang aneh, seperti biasa, Rhea sudah terbiasa seperti ini.
"Tolong bantu!" Rhea mendengar seruan seseorang di telinganya, ia menoleh ke samping kanan dan kiri, namun tidak ada satupun makhluk yang berada disana.
Lalu Rhea tak menghiraukannya, ia lantas menaruh kembali botol minumnya lalu pergi ke kamarnya lagi. "Disini banyak banget setan busett!" gerutunya ketika sedang menaiki tangga dan sedikit menggelengkan kepalanya.
****
"BANGUN!!"
"BANGUN!!"
"WOI!"
Suara berat seseorang telah membayangi telinga gadis cantik yang masih meringkuk di balik selimut itu. Rhea menguap, "Hoaaamm..."
Ketika membuka matanya, ia kaget seketika saat melihat manusia dingin dikamarnya, "Heh, ngapain lo dikamar gue? Jangan-jangan lo tadi malam tidur di kamar gue, ya? Lo ngapain gue aja, woyy?!" cerocos gadis itu bak kereta api yang melaju tanpa henti.
Kenzo hanya memandang tingkah gadis itu dalam diam dan muka flat nya.
"Ngapain lo dikamar gue?" tanya Rhea sekali lagi.
"Disuruh Bunda." jawab Kenzo singkat, jelas, dan padat lalu pergi meninggalkan gadis yang baru saja bangun tidur itu dengan muka cengonya.
"Haihh, masih ngantuk gue," gerutunya sendiri sambil mengacak-acak rambutnya setelah Kenzo keluar dari kamarnya. Dengan sangat terpaksa, gadis itu langsung bangun dari tempat tidurnya dan langsung masuk ke kamar mandi setelah mengambil handuk.
****
"Rhe, Lo udah kerjain PR?" tanya Mitha setelah Rhea baru saja mendudukkan pantatnya dikursinya.
Rhea mengerutkan kening, "PR apaan?"
"Bahasa Inggris."
"Mana gue tau kalo ada PR, kan gue anak baru." jawab Rhea kemudian dengan santai tanpa beban dipikirannya.
Mitha menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, "Oh iya ya, enak banget itu bisa dijadiin alesan, kalo Gue gimana yah?"
"Emang lo belum ngerjain?"
Mitha cengengesan sambil menggelengkan kepalanya pelan, "Belom, hehe..." jawabnya Mitha.
"Good morning everybody..." Suara seorang guru perempuan telah menggema di kelas itu, memang sekarang sudah bel masuk, dan tentu saja guru Bahasa Inggris itu langsung datang, karena Guru itu dikenal dengan Guru yang tertib.
"Good morning," jawab serempak satu kelas XI IPS 4 itu.
"How are you today?" tanya Guru itu lagi kepada semua penghuni kelas.
"I'am fine, and you?" ucap sekelas lagi dengan kompak dan keras.
"Fine, thank you." Jawab Guru itu dengan sedikit senyuman, memang Guru itu murah senyum namun sedikit killer.
"Okay, today there is homework that must be collected. please put it on my desk." Ucap guru itu.
"Bu, ndak bisa Bahasa Inggris!" Jawab Rhea dengan asal karena ia tidak tahu arti kata yang baru saja dilontarkan oleh Guru mata pelajaran Bahasa Inggris itu.
Pandangan Guru itu beralih kepada Rhea, dengan matanya yang melotot dan sedikit heran, Gurubitu berjalan mendekati Rhea yang bangkunya agak dibelakang.
Rhea menelan ludahnya,
Guru itu menunjuk jarinya kearah Rhea, "You..."Bersambung...
Halo, apa kabar semua? Semoga baik-baik saja.
Terima kasih yang sudah membaca, mohon kritik dan sarannya, ya.
See you❤
KAMU SEDANG MEMBACA
RHEA [Completed]
أدب المراهقين[Belum direvisi] Rhea harus sabar menghadapi sikap Kenzo yang datar, dingin dan kaku. Sementara Kenzo dalam diamnya, ia merutuki tingkah gadis yang dipercayakan serta dititipkan di rumahnya itu. Gadis yang awalnya pemalas mendadak rajin karena harus...