Autumn In New York || Chapter 33

33.6K 2.1K 13
                                    

Update...



Masih butuh asupan gula dari pasangan ini ?



Cussss..



Klik 🌟 sebelum baca yeee

Dari Ems si fakir vote




Happy Reading

--------------

Playlist : Endless Love by Shania Twain feat Lionel Ritchie



"Sebutkan satu alasan kenapa aku harus menerimamu dirumahku?" Tanya Jordan ketus kepada pria yang tengah duduk santai dihadapannya sambil memegang gelas whiski. Theo menatap Jordan malas.

"Karena Jules mencintaiku dan kau tidak akan pernah mau membuat Jules bersedih." Jawab Theo dengan songong-nya membuat Jordan menggeretakkan gigi kesal.

"And, kau takut pada istrimu. Simple saja Jordan. Kau lebih memilih digigit ular daripada harus berurusan dengan kemarahan istrimu." Tambah Theo.

"Keparat." Sahut Jordan kesal, bajingan satu ini benar-benar mengetahui kartu matinya.

"Apa kali ini akan seterusnya?" Tanya Jordan, Theo mengangguk tegas.

"Yes, kali ini aku akan mempertahankannya, tidak seperti kemarin-kemarin." Sahut Theo. Jordan mengangguk lalu mengulurkan tangan.

"Welcome to our family Vancamp." Sahut Jordan, Theo menyambut jabatan tangan Jordan. Ia tahu ini adalah salah satu cara Jordan dalam menerima dirinya menjadi pendamping Jules dan dia tidak akan mengkhianati kepercayaan yang telah ia dapat dengan susah payah.


---------

Jules melangkah mondar mandir diruang duduk dengan gelisah. Sophie berdecak kesal melihat kelakuan adik iparnya.

"Duduklah Jules, kau membuatku pusing melihatmu hampir membuat lobang di karpet itu." Sahut Sophie, Jules memelototi Sophie.

"Mereka berbicara sudah terlalu lama Soph." Sahut Jules.

"Tentu saja mereka berbicara lama, mereka berdua mempunyai kerja sama bisnis." Sahut Sophie menggoda Jules.

"Kau tahu apa maksudku Sophie." Sungut Jules membuat Sophie tertawa.

"Kau membayangkan apa? Jordan memukuli Theo hingga babak belur? Atau Jordan menantang Theo berduel fajar nanti?"  Tanya Sophie.

"Berhentilah menonton drama di tv Jules." Sahut Sophie lagi sambil mengibaskan tangan. Jules mendengus lalu berjalan menuju piano yang berada diruang keluarga mereka.

Jules membelai tuts piano itu, sudah lama ia tidak memainkan piano. Ia sudah berjanji akan mengatasi semua ketakutannya. Jules duduk dibangku lalu mulai menekan satu persatu tuts itu.

Autumn In New York ✅ (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang