BAB 4

5.2K 395 18
                                    

[Westlife]
I Lay My Love on You

***

Langit siang begitu terik sehingga membuat gerah. Angin sepoi-sepoi datang namun hanya sebatas gerbang. Sedangkan Alsa memilih untuk segera masuk ke dalam rumah tanpa menunggu Abi-nya yang masih di dalam mobil. Tubuhnya sudah sangat gerah mengenakan seragam sekolah di situasi ini.

"Assalamu'alaikum, Umi," ujar Alsa sambil membuka pintu rumah, kemudian bersalaman dengan Umi yang sedang asyik menonton.

"Waalaikumsalam." Umi tersenyum sebelum menyadari sesuatu. "Alsa, kamu gak pulang sama Abi?" Umi merasa penasaran sampai matanya celingak-celinguk mencari keberadaan Abi.

"Kalo bukan sama Abi, Alsa pulang sama siapa Sayang?" Abi tiba-tiba masuk dengan senyum menggoda Umi. Seperti kebiasaan yang sudah-sudah Abi selalu romantis tanpa mempedulikan keadaan.

Seketika wajah Umi berubah merah merona. "Abi, salam dulu, atuh." Malu-malu Umi menyalami tangan suaminya.

"Assalamu'alaikum, dua Bidadari, Abi."

"Waalaikumsalam, Abi." Kedua Bidadari itu menjawab dengan serentak.

Daripada mengganggu keromantisan orang tua, Alsa memilih untuk pamit masuk ke kamarnya. Dengan cepat ia membersihkan diri dan berganti pakaian santai.

Setelah merasa keadaan dirinya nyaman, Alsa pun merebahkan diri di kasur untuk menetralkan tubuhnya yang begitu aktif.

"Alhamdulillah, akhirnya bisa rebahan," ujar Alsa dengan senyum mengembang sempurna.

Akhirnya Alsa memejamkan mata dan tertidur pulas. Jika sudah begini itu tandanya ia sangat kelelahan.

Dan sorenya Umi memanggil Alsa seraya mengetuk pintu kamarnya dengan keras. Ternyata sudah hampir dua jam anaknya tertidur.

"Alsa, bangun udah adzan Ashar," ujar Umi yang akhirnya masuk ke dalam kamar, lalu menggoyangkan tubuh sang anak agar bangun.

Alsa menggeliat dengan mata sedikit terbuka. Setengah jiwanya masih berada di awang-awang.

Ah, ayolah, tidak enak dibangunkan saat lagi nyenyak-nyenyak nya. Benar begitu, kan?

"Bangun ya, Nak, kan udah sore, kamu juga belum sholat. Hari ini jadwal kamu ke supermarket," ujar Umi mengingatkan salah satu kegiatan Alsa.

Benar kata Umi, Alsa harus segera sholat. Tidak boleh menunda sholat sebab umur tidak ada yang tahu. Bagaimana jika Allah mencabut nyawa kita sebelum melaksanakan sholat?

Alsa pun terduduk sambil mengusap wajah dan mata supaya rasa kantuknya menghilang. Ia menutup mulut saat menguap.

Jangan sampai rasa kantuknya datang lagi. Alsa belum sholat, dan juga harus membeli kebutuhan masak di supermarket. Lagi-lagi hari sabtu. Hari dimana tugasnya membeli bahan makanan untuk memenuhi stok kulkas. Biasanya itu tugas Umi, namun Alsa tak enak hati jika Umi terus yang bekerja. Sebagai anak, Alsa gunanya apa?

Tentang KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang