BAB 8

3.7K 321 11
                                    

Wajib dengerin mulmed nya karna kalian pasti belum pernah dengar. Ini MV aku dapat dari recomend temenku yang jadi fotografer nikahan. Janlup votmen ♥️ share juga ya Bucinnestar ✨

****

TheOvertunes–Takkan Kemana
(Official Music Video)

****

Aktivitas hari ini melelahkan, sampai-sampai jantung pun ikut senam. Beruntung Kak Aisyah percaya dengan pernyataan Alsa jika Rian bukan pacarnya. Dan Alsa tidak akan berpacaran sebelum menikah!

Ketukan pintu membuat Alsa mengurung niat untuk memejamkan mata. Ternyata Kak Aisyah yang mengetuk pintu.

"Kenapa Kak?"

"Lah, kok kamu belum siap-siap?" Aisyah yang sudah berdandan cantik dengan balutan gamis kaget melihat adiknya hanya memakai baju tidur.

"Siap-siap kemana Kak? Yang ada siap-siap tidur iya."

Aisyah mendorong kepala Alsa dengan telunjuk. Kemudian menarik Alsa untuk mencari pakaian untuk ia kenakan.

"Nih, pake baju ini nanti Kakak yang dandanin." Aisyah memilih gamis dusty dengan motif sedikit bunga untuk Alsa.

"Astaghfirullahala'zim! Aku beneran lupa malam ini Kak Ais tunangan." Alsa baru sadar dengan hal itu.

Ceroboh. Acara sepenting itu Alsa selupa ini.

Aisyah misuh-misuh atas kesadaran Alsa yang telat. Alsa sudah mengganti pakaiannya dan siap untuk di dandani. Masalah make up Aisyah lah jagonya.

"Sorry, Kak, Alsa gak inget kalo malem ini Kak Ais tunangan. Yakin deh Alsa ingetnya tidur aja saking capeknya."

"Iya gak pa-pa. Untung acaranya masih sejam lagi jadi masih ada waktu buat dandan." Aisyah mendandani Alsa dengan make up tak terlalu tebal. Orang-orang biasanya menyebut natural.

"Kak, Kak Fathir pernah ngobrol gak sama Kakak di kampus?" tanya Alsa penasaran dengan calon kakak iparnya.

"Jarang, sih, sekali ngobrol paling cuma bahas masalah organisasi."

"Hebat Kak Fathir bisa ambil keputusan seberat ini." Alsa mengambil bedak yang Aisyah minta. "Kak Fathir kayak udah tau Kakak banget sampe ngajak tunangan cepat-cepat. Takut kehilangan kali ya?"

"Mungkin. Yang penting jangan geer dulu."

Mendengar itu Alsa terkekeh. Malam ini akan jadi malam pembuktian bahwa acara ta'aruf bisa berjalan dengan lancar sampai hari pernikahan. Semoga yang Alsa dan keluarga pikirkan sesuai rencana. Benar, semua sudah diatur oleh Allah SWT. kita hanya bisa merencanakan sedang Allah mengaturnya.

****

"Alsa," panggil Rian di depan kelas gadis itu.

Suasana kelas yang sepi membuat Alsa sedikit waspada terhadap Rian. Ditambah lagi Lelaki itu masuk ke dalam kelas tanpa aba-aba. Bisa jadi sesuatu yang tak diinginkan terjadi, Alsa berdiri saat Rian mendekat.

"Kenapa berdiri Al? Takut?" tanya Rian melihat Alsa hendak menghindarinya.

Rian benar-benar cenayang. Ia bisa memahami isi kepala Alsa tanpa diberitahu.

Orang yang cenayang sebenarnya tidak ada, hanya saja ia tahu bagaimana menanggapi situasi. Beberapa dari mereka pasti tahu celah-celah aksi sesama manusia. Kita bisa melihatnya dari tindakan, sudut bibir, kerutan wajah, dan sebagainya.

"Gak usah takut, aku cuma mau kasih ini buat kamu," ujar Rian memberikan sekotak susu coklat di atas meja. "Harus diminum soalnya aku beli pakai hati."

Bagaimana ini Alsa harus menerima atau menolaknya?

"Terima aja Al, biar gue bisa ketemu Kak Rian terus," sahut Paramitha sebagai salah satu fans Rian.

Rian tersenyum sambil menaikkan kedua alis ke arah Alsa. Hal itu dilakukannya untuk mencari perhatian gadis itu. Kalau bisa Rian ingin pindah kelas dan satu kelas dengan Alsa agar bisa bertemu setiap saat.

Gila tidak jika Rian sengaja tidak lulus agar bisa satu kelas dengan Alsa tahun depan?

"Ma–makasih," ujar Alsa sedikit mengembangkan senyum. Tidak enak jika menolak rezeki, apalagi Rian terlihat sangat tulus memberinya.

Diambilnya bangku untuk duduk. Rian sengaja duduk bersebrangan agar Alsa tak risih didekati. Akhir-akhir ini Rian bisa menghargai wanita padahal dulu ia seenaknya saja dengan wanita.

Apa Rian berubah karena Alsa? Bukankah Rian baru mengenal gadis itu?

"Al, si kembar masih di rumah kamu?" tanya Rian.

Alsa melotot kaget. "Ha?"

"Itu yang kemarin bilang aku ganteng, masih ada 'kan di rumah?"

Pede sekali Rian ini. Tapi tidak salah sih kalau Rian memang ganteng. Anak kecil selalu berkata jujur.

"Ma–masih."

"Ngobrolin apa nih? Serius banget," celetuk Zahra yang baru saja dari kantin membeli makanan.

"Ha? Gak kok gak ngobrolin apa-apa," jawab Alsa cepat. Ia tidak ingin Zahra salah paham atas semua ini.

"Ngobrolin apa Kak?" tanya Zahra pada Rian penasaran.

"Kepo lo, Zah."

"Dih, sadar diri dong siapa yang kepo."

Segerombolan anak Vernski tiba-tiba datang dengan napas ngos-ngosan. Mereka memasuki kelas Alsa bak dikejar anjing kelaparan. Tujuannya pasti menemui Rian dan tidak salah lagi. Sepertinya ada masalah berat yang terjadi, makanya mereka begitu ketakutan.

"Yan! Gawat!" ujar Fahri dengan napas masih ngos-ngosan.

Rian cepat berdiri menghampiri mereka. "Woi, ambil napas dulu," ujar Rian dengan tangan menyilang di dada.

Rian pikir tidak baik jika membahas masalah di depan Alsa. Alamat gadis itu akan berpikir yang tidak-tidak tentangnya. Rian buru-buru menghampiri Alsa untuk pamit keluar.

"Al, aku keluar dulu. Kamu tenang aja jangan pikirin Pangeran," ujar Rian kemudian melangkah keluar.

Setelah punggung Rian benar-benar hilang di balik pintu, ternyata lelaki itu kembali lagi dengan senyum manisnya.

"Jangan kangen Alsa!" teriak Rian sambil melambaikan tangan ke arah gadis yang tengah syok.

****

Next gak?

Bantu votmen ♥️ share Bucinnestar ✨

Tentang KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang