BAB 36

2.3K 198 14
                                    

Assalamu'alaikum, apa kabar Bucinnestar?

Jam berapa kalian buka part ini?

Gimana puasanya, lancar?
Maaf lama updatenya, dan makasih yang masih stay tune di lapak ini.
Bisa enggak ya reader's nya tembus 200k?

happy reading n jangan sampai overthinking!



BAB 36

"Tujuannya sama. Hanya tempat ibadahnya saja yang beda."


Gereja Katedral.

Rian terlihat sumringah setelah keluar dari Gereja, tempat ibadah yang sudah jarang dia datangi kurang lebih lima tahun. Perubahan Rian sudah naik drastis dari sebelumnya, sekarang lebih memfokuskan Tuhan dari apapun. Setidaknya Rian ada niat untuk menghapus dosa-dosa yang sudah menggunung.

Kali ini dia akan lebih giat ke Gereja. Dengan pakaian rapi yang dikenakannya membuat Rian merasa jadi orang tertampan di bumi. Dengan balutan kemeja hitam dan celana dasar serta kitab suci ditangannya membuat Rian terlihat berwibawa, lebih ceria, dan murah senyum. Bahkan dia tidak malu menyapa orang-orang yang baru keluar dari Gereja dan membuat kaum hawa terpikat oleh senyumnya.

"Kakak itu ganteng banget!"

"Seumur-umur ibadah di sini belum pernah aku liat dia di Katedral. Cocok banget jadi pacar."

"Duh ... senyumnya ganteng banget. Please, mleyot."

"Tuhan mau cowok itu Tuhan!"

Bunyi desas-desus dari sekitar tak membuat Rian melunturkan senyumnya, justru lelaki itu semakin menyapa dan menyapa. Rian pikir lebih baik dipuji Alsa daripada dipuji orang banyak tapi bukan Alsa. Rian tahu dia terlalu memaksa, tapi dia hanya ingin Alsa bukan yang lain.

Rian menghela napas, dan mulai berjalan ke parkiran setelah berpamitan dengan petugas satpam Gereja Katedral. Tiba-tiba pikirannya dipenuhi oleh pertanyaan dan asumsi tidak penting begitu banyak sekaligus membuat risih namun tak mau hilang dari kepala.

Selalu tentang Alsa.

Cara Alsa tersenyum, berpenampilan rapi dan tertutup, anggun, ramah, baik hati, Rian tidak pernah lupa sedikitpun. Ruang-ruang di kepala Rian sudah terisi penuh oleh Alsa dan tak ada yang kosong lagi. Bagaimana bisa Rian melupakan seseorang yang berani mendorong dirinya untuk menjadi lebih baik?

Rian tersenyum, seketika tersadar bahwa dirinya sedang memegang kitab suci yaitu kitab Injil, dan Rian juga ingat kalau Alsa memiliki Al-Qur'an. Sama-sama kitab tetapi beda versi.

Alsa menyembah Allah SWT. dan Rian menyembah Yesus Kristus.

Bisa berdampingan atau tidak, besar kemungkinan sudah tahu jawabannya. Salah satu harus ada yang mengalah. Rian tidak ingin, Alsa apalagi. Jika dalam agama tidak ada larangan sudah pasti Rian maju paling depan sebagai pangeran hati Alsa Nur Syakila. Sayangnya Tuhan tidak setuju, mereka bukan untuk bersatu, bersaing dengan Tuhan itu susah, salah.

Tentang KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang