BAB 5

4.7K 401 26
                                    

Assalamu'alaikum, minal aidzin walfaidzin Bucinnestar ♥️

Terus baca TK soalnya beda banget sama sebelum direvisi. Makanya aku agak lama update nya. Gak bakal nyesel kok, jadi makasih masih mau baca.

****

Alsa menyusuri koridor, walaupun merasa takut namun perasaan itu ditepis begitu saja. Mengingat ia masih ada Allah yang selalu menjaganya.

Alsa berjalan dengan santai namun tiba-tiba saja berhenti. Secara tidak sengaja ia melihat ada kepulan asap yang berasal dari gudang. Alsa merasa penasaran, ia pun memilih untuk mengecek gudang tersebut. Semakin mendekat Alsa semakin merasakan takut.

"Ya Allah, lindungilah hambamu ini," batin Alsa.

Kemudian Alsa membuka pintu gudang yang tadinya setengah terbuka menjadi terbuka lebar. Betapa kagetnya Alsa melihat keadaan gudang dan laki-laki yang sedang menatap ke arahnya. Ternyata sumber asap itu berasal dari rokok laki-laki di hadapannya.

"Ka–kamu." Alsa mengingat jelas siapa lelaki itu.

Melihat kedatangan Alsa, Rian pun terlonjak dari duduknya. "Ngapain ke sini?" tanya Rian.

Rian menghisap rokok dan menimbulkan kepulan asap yang membuat Alsa langsung terbatuk.

"Uhuk..uhuk..uhuk." Alsa melangkah mundur sambil mengibaskan tangannya ke udara agar asap menjauh darinya.

Rian langsung membuang puntung rokok ke lantai dan menginjaknya.

"Maaf udah buat kamu batuk," ucap Rian.

Alsa mendongak menatap Rian. "Makasih," ujar Alsa sedikit tersenyum.

"Ayo keluar," ajak Rian yang sudah memberi satu tangannya agar Alsa genggam.

Alsa menolak meraih tangan Rian. Ia langsung memilih bergegas keluar untuk menghindari fitnah yang bisa terjadi nantinya.

Belum sempat Rian berbicara, gadis itu sudah pergi duluan. Alsa berlari meninggalkan Rian yang terpaku melihatnya.

"Sial, gue ditinggal." Rian tersenyum penuh misterius.

Alsa berhasil sampai ke kelasnya. Ia bersyukur tidak terjadi apa-apa. Di sampingnya sudah ada Zahra, untung saja gadis itu sudah datang jadi Alsa bisa bercerita tentang kejadian itu.

"Ya ampun, kenapa aku ketemu sama preman itu terus, sih," ujar Alsa kesal. "Zahra bantuin," rengek Alsa sambil menggoyangkan lengan Zahra.

Zahra yang belum mengerti apa-apa hanya bisa mengerutkan kening. "Bantuin apa, sih, Al? Bantuin kerjainn fisika, kimia?"

"Bukann. Maksudnya bantuin gimana caranya ngehindarin preman sekolah itu. Barusan aku ketemu dia di gudang lagi ngerokok."

"Serius?" Zahra melotot tidak percaya.

"Masa iya aku bohong, Zah."

Zahra tertawa sebab wajah ketakutan Alsa begitu lucu. Jarang sekali ia melihat Alsa bersikap seperti ini. Biasanya jika bertemu atau berpapasan dengan laki-laki sahabatnya itu biasa saja. Namun Zahra tahu bagaimana perasaan Alsa sekarang.

"Kalo gitu harus gue samperin dia biar tau rasa," ujar Zahra sambil bersiap untuk menghampiri preman sekolah.

"Eh, jangan. Udah gak usah disamperin, nanti kalo disamperin malah jadi masalah," tukas Alsa.

"Samperin aja biar nanti masalahnya jadi kesempatan aku dekatin kamu," sahut Rian yang sudah berdiri di depan pintu.

Lagi-lagi Rian datang ke kelas Alsa dan menggemparkan murid lainnya. Kali ini Alsa dibuat bingung dengan perkataan Rian.

"Kak Rian mending berhenti gangguin Alsa," ujar Zahra memperingati.

Tunggu. Bagaimana Zahra bisa tahu nama lelaki itu? Ah, hampir lupa. Lelaki itu 'kan murid terkenal di sekolah ini.

"Gak bisa, Zah. Alsa udah curi hati gue."

Sontak kaum hawa memekik mendengar perkataan Rian. Alsa hanya bisa beristighfar dalam hati agar tidak terbawa suasana.

Zahra dan Rian saling kenal?

"Kalo gitu, Al balikin hati Kak Rian cepet," suruh Zahra.

Alsa tidak mengerti apa maksud Zahra. Gadis itu hanya menatap lugu ke arah sahabatnya.

"Balikin gimana Zahra, hatinya 'kan gak sama aku," ujar Alsa benar-benar lugu.

Alsa mengundang tawa semua orang. Rian tidak henti-hentinya tersenyum menatap gadis lugu itu.

Tiba-tiba Fahri datang menghampiri Rian yang sedang tersenyum. Fahri kira sahabatnya itu gila, tapi ternyata sedang jatuh cinta. Tatapan matanya mengartikan segalanya.

"Cantik, kan, Yan?" tanya Fahri.

"Banget."

"Lo suka?"

Rian menoleh ke arah Fahri. "Bukan sekedar suka lagi, gue udah cinta plus sayang sama dia."

Sial. Alsa bisa mendengar percakapan mereka berdua, bahkan semua yang ada di dalam kelas bisa ikut mendengarkan.

Seseorang tolong keluarkan pintu ke mana saja sekarang! Bantu Alsa menghilang!

"Bakal susah, nih," batin Fahri. Ia merasa prihatin pada Rian jika benar-benar menaruh hati pada gadis berkerudung itu.

****

REVISI!

Kalo suka ya tungguin aku update.
Bantu share ♥️ votmen ya Bucinnestar!

Open PO novel DAMARIVA udah dibuka, kalian bisa beli di shoppi. Cek Instagram Anbooks Publishing yaaa!

Tentang KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang