BAB 25

2.6K 229 30
                                    

Assalamu'alaikum, Bucinnestar 💜
Ada cerita apa hari ini?
Maaf banget lama update. Janji besok bakal rajin dan doain bisa produktif lagi.

Jangan overthinking!

Siapin hati buat baca part ini and sorry ada kata kasarnya juga.
Tinggalkan jejak ya 🥰 makassi.

****

Caitlin Halderman––Cinta Salah

***

"Sejatinya jatuh cinta itu hawa nafsu, namun jika sudah halal itu bagus. Maka halal 'kan dulu, baru akan kuberikan cintaku sepenuhnya untukmu."

Tentang Kita–

Brem ...
Brem ...
Brem ...

Bunyi knalpot motor anak Angkasa begitu berisik hingga membuat Alsa menutup telinga, ditambah lagi dengan perasaan dag-dig-dug karena takut terjadi apa-apa dengan mereka semua.

Alsa sengaja tidak menghubungi siapa pun, sebab tidak ingin menimbulkan masalah nantinya. Jika ia menghubungi Abi ada rasa takut di dalam diri, takut terjadi apa-apa dengan Abinya. Pasti akan menimbulkan kekhawatiran sampai Umi pun juga tahu. Alsa pikir lebih baik tidak perlu diberitahu.

Ponsel Alsa berdering. Di sana tertera nama Umi yang paling ia sayangi dengan emoticon love merah.

"Assalamu'alaikum, Umi," ujar Alsa menjawab panggilan.

"Waalaikumsalam, Alsa dimana?" Umi langsung bertanya tanpa basa-basi.

Alsa membenarkan kerudung yang sama sekali tidak berantakan. Itu karena ia terlalu gugup menjawab pertanyaan dari Umi. "Alsa masih di sekolah sebentar lagi pulang," jawab Alsa pada akhirnya. Meski jawaban yang dilontarkan membuat dada berdebar kencang karena takut.

"Oh, ya sudah hati-hati. Jangan lama-lama pulangnya ada si kembar di rumah."

Mendengar hal itu membuat Alsa ingin sekali cepat sampai ke rumah. Rasanya sudah tidak sabar lagi ingin bertemu dengan adik sepupunya. Terakhir kali bertemu si kembar saat pesta pernikahan kak Aisyah. Namun, apa boleh buat? sekarang ia terjebak di situasi mencekam, di mana tawuran sedang terjadi didekatnya.

Alsa, gadis itu sebenarnya bisa melakukan hal nekat seperti keluar dari kelas dan mencari jalan di kantin belakang, namun dia berpikir ke belakang. Jika ia tetap nekat melakukannya, pasti situasi akan lebih rumit lagi. Dan ... belum tentu Alsa berani melakukannya. Alsa masih sayang nyawa, dan ia juga sudah berjanji dengan Rian untuk tetap bersembunyi.

"Alsa," panggil Zahra yang baru selesai menghubungi abangnya. Gadis itu sama dengan Alsa, sama-sama takut berada di situasi ini. Bedanya Zahra lebih terlihat santai, sedangkan Alsa terlihat jelas dari raut wajahnya.

"Gue udah hubungin Bang Dimas jadi lo enggak usah takut lagi." Zahra paham betul dengan isi kepala sahabatnya sekarang, apalagi ini kali pertama Alsa berada dekat dengan tempat tawuran.

Tentang KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang