Yang baca part ini awas overthinking!
Bantu votmen ♥️ share banyak-banyak Bucinnestar!
****
Daun Jatuh–Resah jadi Luka
(Cover by Ray Surajaya)****
Akhirnya Alsa bisa leluasa bergerak setelah setengah jam wajahnya di make over oleh Mbak penata rias wajah.
Sekarang ia bisa memainkan ponselnya karena semalam ia sama sekali tidak membuka ponsel karena sibuk bercerita dengan kakaknya.
Alsa mengambil ponselnya, matanya membulat seketika. Ada pesan dari Kak Rian. Banyak.
Hatinya ragu-ragu untuk membalas, namun pesan itu banyak sekali. Bahkan bisa dikatakan spam.
Dengan mantap Alsa membalas pesan dari kakak kelasnya itu.
Setelah itu Alsa mendekati kakaknya yang sudah menggunakan gaun pengantin dan juga makeup. Sungguh, kakaknya itu wajahnya cantik sekali, pantas saja Alsa hanya kebagian wajah manis, karena semuanya sudah diborong kakaknya duluan.
Katanya, anak kedua itu sisa-sisa dari anak pertama, emang betul?
"Kakak cantik, pantesan Kak Fathir suka," puji Alsa saat melihat Aisyah sudah berbalutkan baju nikah warna abu-abu dan make up tidak terlalu menonjol, cukup tipis tampak natural saja itu sudah cukup.
"Cantik juga bisa hilang kalo udah berumur." Aisyah tersenyum, lalu mengambil kipas angin mini untuk dirinya yang sudah mulai kegerahan dengan baju nikahnya.
"Iya ... tapi jujur Kakak emang cantik. Pasti selama ini Kak Fathir gak berhenti doa buat dapatin Kakak," tebak Alsa. "Selain cantik, Kakak juga pinter, mudah bergaul lagi," lanjut Alsa berkata jujur.
"Makanya jangan baca novel terus, nolep 'kan jadinya?" Aisyah tertawa, sedang Alsa mengerucutkan bibirnya.
Kakaknya itu suka tidak sadar diri, padahal dia yang meracuni Alsa untuk membaca novel.
Alsa tidak nolep, membaca novel itu termasuk hobinya.
"Assalamu'alaikum," ujar Umi yang sudah masuk ke dalam kamar anaknya.
"Waalaikumsalam," jawab mereka berbarengan.
Alsa berdiri dan mendekati Uminya yang ingin menjemput Aisyah. Ijab Qobul sudah Kak Fathir lantunkan dengan lantang, sekarang giliran Aisyah yang berjalan ke luar.
"Gimana Umi ijab qobul-nya lancar?" tanya Alsa antusias. Umi menganggukkan kepalanya.
"Alhamdulillah, lancar." Umi tersenyum.
"Berapa kali ngulang Umi?" Aisyah penasaran. Ia ingin tahu mengenai ijab qobul yang diucapkan oleh laki-laki yang sudah sah menjadi suaminya itu.
"Gak pakek ngulang dong. Cuma sekali langsung sah."
Aisyah tersenyum bahagia mendengarnya. Kemudian ia bangkit karena sudah tidak sabar menemui suaminya.
"Sini Umi bantu." Umi mengangkat sedikit gaun panjang Aisyah untuk mempermudah anaknya berjalan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Kita
SpiritualAWAS BAPER ⚠️ "Berbeda itu indah. Namun tidak dengan cinta beda agama. Rumit." Segala pikiran yang ada. Semesta menciptakan kita untuk saling melengkapi. Tidak ada yang salah dengan jatuh cinta. Namun, ada baiknya jangan beri cintamu untuk Dia yang...