BAB 9

3.5K 322 7
                                    

Kasih semangat dong aku update panjang, nih.

Cek typo ya Bucin ❣️

****

Sepulang sekolah Alsa tidak langsung pulang, ia masih harus mengikuti pelajaran tambahan yang biasa disebut les. Alsa sengaja mengambil hari les di hari senin, rabu, dan jumat. Kebetulan hari ini hari senin dimana pelajaran yang akan bahas yakni matematika beserta rumusnya. Jika sebagian besar orang membenci matematika, maka Alsa tidak. Justru gadis itu bisa menyelesaikan soal dengan cepat saat ulangan. Entah apa yang dimakan Alsa bisa se cerdas itu.

Yang mengikuti les hanya beberapa murid saja. Alsa hanya ingin mengasah ilmu, ibarat pisau semakin di asah semakin tajam.

"Al, gak makan dulu? Gue mau delivery nih." Zahra tidak ingin sahabatnya telat makan hanya karena sibuk belajar.

"Mau beli apa Zah?" Alsa berhenti sejenak membaca buku.

"Lo harus makan nasi, kan? Ya udah gue pesenin KVC lumayan gue juga mau pesen itu."

Alsa tersenyum kemudian mengambil uang dari sakunya. "Makasih, Zahraa."

Gadis itu kemudian menarik Zahra keluar kelas untuk membeli minum sembari menunggu delivery. Mumpung masih ada lima belas menit lagi sebelum masuk les.

"Zah, sekarang aku traktir kamu ya? Minumnya aja tapi." Alsa tertawa, diikuti Zahra.

"Pop ice, kan?" tebak Zahra yang tak pernah salah.

"Iya dong!" Alsa mengangguk mantap seraya tersenyum. 

Keduanya menyusuri koridor yang sudah mulai sepi. Kaki jenjang mereka bergerak lebih cepat agar mempersingkat waktu.

Sudah hampir sampai ke gerbang namun ternyata banyak anak cowok yang duduk di depan sana sembari merokok, sedangkan di lapangan masih ada anak basket yang sengaja latihan untuk lomba minggu depan. Panas yang terik tidak membuat anak basket kewalahan sebab lapangan mereka memiliki atap luas. Sedang lapangan yang tak beratap di gunakan untuk upacara dan sebagainya. Perlu diketahui SMA Harapan Jaya memiliki dua lapangan.

"Gimana Zah berani lewat?" Alsa menoleh ke arah Zahra mencari keberanian.

"Gue sih berani." Zahra menarik Alsa untuk tetap melangkah. "Udah enggak usah takut gitu Al."

Dengan langkah cepat mereka berjalan melewati segerombolan cowok yang sama sekali tidak mengganggu. Segerombolan itu justru menyapa dengan ramah dan ada yang sibuk bermain gitar.

Syukurlah! Alsa bisa bernapas lega sedang Zahra tersenyum bangga.

"Alhamdulillah," ujar Alsa.

"Tenang kali Al, mereka tuh enggak bakal ganggu selagi ada gue. Woah!" Zahra tertawa dengan gaya nge 'woah' nya.

Alsa ikut tertawa sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. "Iya-iya Zah, paling the best Zahra tuh."

Si penjual es tertawa melihat kelakuan mereka, apalagi saat melihat Zahra nge 'woah' tadi.

"Mang, pop ice nya dua ya. Yang satu topping kacangnya banyakin. Kalo kamu Zah?"

Tentang KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang